Banyak teman Olivia yang bisa bermain gitar, bahkan dulu dia sempat punya band dua kali dengan dia sebagai vokalis, namun saat ini Olivia entah kenapa dia terhipnotis dengan petikan gitar Nick. Ekspresi wajah Nick terlihat tenang dan sangat menjiwai, memberikan magis tersendiri bagi Olivia. Nick seperti tenggelam dalam dunianya sendiri. Olivia sampai tak sadar sudah beberapa kali dia mencuri pandang untuk memperhatikan Nick. Mungkin lagu yang sedang dibawakan Nick saat ini penyebabnya. Agak aneh karena Nick tak terlalu suka lagu-lagu pop seperti ini. Biasanya dia lebih suka lagu Rock, Jazz atau Classic.
If you're not the one then why does my soul feel glad today?
If you're not the one then why does my hand fit yours this way?
If you are not mine then why does your heart return my call
If you are not mine would I have the strength to stand at all
I'll never know what the future brings
But I know you're here with me nowWe'll make it through
And I hope you are the one I share my life withOlivia menjadi gelisah, sesuatu mengusik pikirannya, namun dia tak tahu cara menjabarkannya. Dia mencoba mengingat-ingat apakah dia tadi terlambat makan atau mungkin minum kopi karena jantung nya saat ini berdebar tak menentu.
Di saat masih dalam perasaan yang tak menentu, tiba-tiba HP nya berdering. Olivia merogoh saku celananya dan melihat panggilan dari Andrew pacarnya. Olivia mendengus kesal. Sudah lebih dari dua minggu Andrew tak menelfonnya, dan kenapa sekarang dia menelfonnya di saat Olivia tak menginginkannya.
"Nick aku angkat telfon dulu ya."
Nick yang tak merasa terusik sama sekali, hanya mengangguk dan tetap melanjutkan bermain gitar.
Pelan-pelan Olivia keluar meninggalkan ruang tamu rumah kontrakan Nick, tempat Nick dan bandnya tinggal bersama.
"Thank God you're alive Andrew. I thought you've been killed." Sindir Olivia begitu telefon itu tersambung.
Andrew, pacar Olivia adalah pemain basket professional yang sekarang tinggal di Jakarta. Saat ini usianya 24 tahun. Semenjak lulus SMA, Andrew sudah memutuskan untuk fokus pada hobi yang sekarang juga menjadi pekerjaannya itu. Laki-laki itu masih mengantongi passport berwargakenegaraan asing sampai saat ini. Saat usia nya 16 tahun, Andrew pindah ke Indonesia karena kepentingan orang tuanya. Andrew yang dulunya bersekolah di sekolah International, hampir tak bisa berbahasa Indonesia, saat bertemu Olivia pertama kali secara tak sengaja setahun yang lalu. Ada sesuatu yang terjadi, yang akhirnya membuat mereka akhirnya dekat dan pacaran.
"Wow... you're so mean. I didn't expect that. Don't you miss me?" Balas Andrew dari seberang.
"It's more than two weeks now. I'm thinking about sending you a divorce letter."
"Hey... we belum married. Or I sudah dapat permission to propose you?" Tanya Andrew dengan bahasa yang campur aduk.
Olivia yang niatnya hanya menggoda Andrew sekarang tak bisa bicara. Pembicaraan ini lagi. Entah sudah keberapa kalinya dia harus menghindar dari topic ini setiap berbincang dengan Andrew. Andrew pernah datang menemui orang tua Olivia untuk menegaskan keseriusan hubungan mereka. Orang tuanya tak mau mengiyakan dan tak juga menolak di depan Andrew, namun mereka dengan tegas menyampaikan ke Olivia bahwa mereka tidak setuju. Selain karena Andrew adalah WNA, profesi Andrew sebagai pemain basket dinilai bukan sebagai pekerjaan, namun hanya sekedar hobi yang tak punya masa depan.
Sebenarnya Andrew sudah bisa membaca situasinya tapi hingga saat ini dia masih pura-pura tidak tahu karena dia masih ingin melanjutkan hubungannya dengan Olivia. Namun dengan jarangnya Andrew menghubunginya semenjak kejadian itu, Olivia jadi mulai curiga kalau sebenarnya Andrew hanya pura-pura.
"So, what's up? How's life and how was the last match?" Olivia bertanya untuk mengalihkan pembicaraan.
Dengan girang Andrew menjawab. "I'm great and we won the match. And how are you?"
"Nothing special. Healthy enough." Ucap Olivia datar.
"Did you watch the live match?"
"No. I didn't. Bukan cuma kamu yang sibuk latihan, aku juga sibuk. I only read the news few days ago."
"Olivia, I miss you so much honey."
"Did you do something wrong? Why be romantic in sudden?"
Andrew tertawa lepas. Kekasih hatinya itu selalu bisa membuatnya senang meskipun dia sedang bicara dalam nada marah sekalipun. "Oh you really made my day. I wish I were there to hug you."
"So when will you come? Or should I change my question to be 'have you found someone new'?
"Come on honey, I can't find someone like you in this world."
Entah sejak kapan Nick berdiri di dekat pintu mendengarkan percakapan Olivia yang sedang menelfon. Namun saat ini terlihat jelas kalau wajah Nick tidak setenang tadi. Dia tampak gusar. Olivia yang sedang fokus berbicara dengan Andrew sama sekali tak menyadari keberadaan Nick disana.
"Hey I'm curious. Kamu aneh hari ini. After 2 minggu lebih kamu ngga telfon, sekarang kamu sok romantis." Tanya Olivia penuh kecurigaan.
Andrew terdengar seperti sedang tersenyum. "Seriously, nothing happen. I just miss you so bad."
"Well, I miss you too but I don't act strangely like you."
"I will come soon after finishing this season. Just wait for me ok."
Selesai menutup telfonnya, Olivia kembali ke ruang tamu tapi Nick sudah tak ada disana. Gitarnya tergeletak di lantai. Ada suara kaca berdenting dari arah dapur. Olivia meneruskan langkahnya ke arah suara itu. Nick sedang di dapur mengaduk kopi instan di dalam cangkir.
"Nick. Sori lama."
"Hhmmmm." Mata Nick fokus pada putaran sendoknya dan enggan untuk mengangkat kepalanya.
"Kamu mau makan sesuatu? Aku pesenin online."
"Aku ngga lapar" jawab Nick tanpa ekspresi.
Olivia jadi kikuk sendiri melihat ekspresi dingin Nick. Keduanya pun terdiam dalam hening, tak bicara satu patah katapun. Masing-masing sibuk dengan pikirannya yang sedang menelaah apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka.
Untunglah sebelum situasi bertambah kaku di antaranya keduanya, teman-teman Nick kembali ke rumah. Mereka membawa beberapa makanan ringan dan memanggil Nick dan Olivia untuk bergabung di ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Since You Came into My Life
RomanceOlivia tak pernah menyangka jika Nick yang tadinya mengejar sahabatnya berbalik menjadi mencintainya. Hatinya mulai bimbang karena ketulusan cinta Nick. Di satu sisi, dia tak bisa meninggalkan Andrew kekasihnya karena sebuah hutang budi, dan sisi y...