Hari pertama di tempat baru.
Ayam sudah berkokok beberapa kali. Udara malam begitu dingin di tempat itu, sampai terasa menembus tulang. Entah sudah berapa kali Olivia membuka dan menutup matanya menatap langit-langit kamar yang ditempatinya. Tiga orang temannya yang berjejer di sebelahnya tertidur pulas. Hanya dia sendiri yang bertarung dengan insomnia parah di tempat yang baru dikunjunginya.
Sudah hampir dua tahun berlalu semenjak kejadian hari itu, dan Olivia masih mencoba membiasakan diri, memaksakan matanya agar terpejam. Namun tetap saja pikirannya berkelana dan tetap dalam kondisi siaga. Padahal pagi harinya banyak kegiatan yang harus di lakukannya pada hari pertama KKN nya. Bagaimana pun dia tetap bersyukur karena mendapat rumah tinggal yang cukup modern untuk ukuran sebuah tempat yang masih bisa dibilang pedesaan. Rumah yang dipilihkan oleh Kepala Desa itu menggunakan lantai keramik dan sudah ada kamar mandinya yang sudah memakai mesin pompa untuk pengisian air. Keluarga yang menempati rumah itu pun juga sangat ramah. Berbeda dengan teman-teman satu grup nya yang laki-laki, mereka tinggal di rumah lain yang masih berlantaikan tanah dengan kamar mandi di halaman belakang rumah yang masih harus menimba air dari sumur.
Baru saja bisa tertidur satu jam, Anisa teman satu grupnya sudah membangunkannya agar bersiap-siap karena kegiatan pagi itu adalah membantu warga desa di lumbung padi. Dengan kepala yang masih sangat berat dan mata yang enggan untuk terbuka, Olivia memaksa menggerakkan badannya ke kamar mandi, mengguyur badan nya dengan air di bak yang super dingin, lalu bersiap.
Ada delapan orang di grup itu, semuanya dari jurusan yang berbeda. Rendi dari jurusan Fisika, Mathew dari jurusan Kimia, Alfa dari jurusan Teknik Sipil, Dennis dari jurusan Teknik Informatika, Anisa dari jurusan bahasa Indonesia, Nita dari jurusan Psikologi, Lily dari jurusan Matematika dan terakhir Olivia dari jurusan Sastra Inggris. Kurang lebih ada 8 grup dari universitas mereka yang tersebar di dusun-dusun sekitar selama program KKN itu. Rata-rata dari mereka adalah mahasiswa yang baru saja menyelesaikan semester 6 menuju semester 7. Di grup Olivia, hanya Rendi yang angkatannya berbeda satu tahun lebih tua, selebihnya mereka di angkatan yang sama.
Akan berbagi waktu bersama selama satu bulan, semua orang di grup itu mencoba untuk saling mengenal satu sama lain dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Semua orang mendapat giliran untuk memasak, bersih-bersih, berjaga di kantor Kepala Desa, hingga menyusun laporan untuk dikirim ke kampus. Banyak kejadian yang mereka bagi bersama. Kadang mereka tertawa, berantem, saling curhat, saling lempar tanggung jawab, dan masih banyak hal yang terjadi. Namun waktu-waktu itu menjadikan mereka menjadi dekat satu dengan yang lainnya.
Seperti sore itu, selepas mereka ikut lomba volley dengan warga desa, mereka kembali ke basecamp di rumah grup putri lalu menikmati pisang goreng yang masih hangat yang sudah disiapkan oleh Anisa yang tidak ikut kegiatan olahraga itu. Mereka melpas penat dari semua kegiatan hari itu dengan bercanda tawa dan saling berbagi cerita.
"Liv, koq aku ngga asing sama muka kamu. Kaya pernah liat dimana gitu." Dennis menengadahkan gelasnya sambil bertanya kepada Olivia yang sedang membawa teko teh manis hangat.
"Oh ya? Emang kita pernah ketemu sebelum ini?" Tanya Olivia.
Dennis memiringkan kepalanya dan memincingkan mata sipitnya mencoba mengingat-ingat dimana dia pernah melihat teman satu grup nya itu. Dia yakin pernah bertemu sebelumnya, tapi dimana, Dennis tak bisa mengingatnya. Olivia membiarkan nya begitu saja karena memang dia tak tahu dimana Dennis mengenalnya.
Mengagetkan semua orang, Dennis tiba-tiba berseru dengan nyaring. "Ahhh iya. Food court sebelah kampus. Kamu sama temen kamu lagi ngobrol sama sepupuku disana."
Agak penasaran, Olivia meletakkan teko yang dipegangnya dan mendekati Dennis. "Sepupu kamu? Siapa?" Jelas saja aneh, karena Olivia hampir tak pernah makan di food court yang selalu ramai itu. Keramaian adalah musuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Since You Came into My Life
RomansaOlivia tak pernah menyangka jika Nick yang tadinya mengejar sahabatnya berbalik menjadi mencintainya. Hatinya mulai bimbang karena ketulusan cinta Nick. Di satu sisi, dia tak bisa meninggalkan Andrew kekasihnya karena sebuah hutang budi, dan sisi y...