Suasana di terminal keberangkatan Bandara Juanda padat seperti biasanya. Ada orang yang berlarian karena takut ketinggalan pesaswat, ada keluarga yang saling mengucapkan perpisahan, dan beberapa orang yang masih menunggu jadwal keberangkatan mereka.
Pukul 17.25 WIB.
Dengan memegang koper kecil di tangan kanannya, Putri melirik jam tangan di tangan kirinya. Dia baru selesai menghadiri pesta pernikahan saudaranya di kota Subaraya.
Masih menyisakan satu setengah jam lagi sebelum jadwal penerbangan pesawatnya berangkat. Ditariknya koper itu ke sebuah café shop kecil yang tak jauh dari pintu keberangkatan. Putri memesan satu cup caramel macchiato ice dan membayarnya. Sembari mencari tempat untuk duduk, matanya menangkap sosok yang seketika membuat darah di kepalanya mendidih. Seseorang yang sedang asyik membaca buku itu tak menyadari kehadiran Putri yang sekarang sudah duduk di hadapannya dengan wajah garang.
"Masih hidup dan sehat ya kamu?" Tanya Putri dengan nada super sinis.
Orang yang dia ajak bicara saat ini adalah Nicholas. Orang yang pernah tiba-tiba menghilang dari hidup sahabatnya, dan ketika ditemukan seminggu yang lalu, orang ini sedang berduaan di apartmentnya dengan gadis lain. Hanya ada sebuah tas ransel berukuran sedang di sampingnya. Artinya dia tak berpergian untuk waktu yang lama. Mungkin dia hanya pulang sebentar ke Malang untuk melihat keluarganya dan kembali lagi ke Bandung.
Nick mengalihkan pandangan dari bukunya, menutup nya dan meletakkan benda itu di atas meja.
"Terima kasih atas perhatiannya. Thank God aku sehat." Jawab Nick tak kalah sinis.
"Memang biasanya laki-laki yang yang ngga punya hati dan perasaan memang selalu punya kesehatan yang bagus."
Nick menunjuk wajahnya sendiri. "Maksud kamu.... Aku?"
"Kamu keliatan kaya cowok yang pinter. Tapi kesadaran dirimu ternyata sangat rendah. Memangnya ada gunanya aku membicarakan orang lain?"
Dengan senyum sinis Nick berkata. "Ngga punya hati dan perasaan? Bukannya itu lebih cocok ditujukan untuk teman baik kamu?"
"Hei kamu! Kamu ngga pantes sedikitpun menuduh Olivia seperti itu." Seru Putri dengan emosi.
"Terus apa sebutannya perempuan yang mempermainkan perasaan orang lain sesuka hatinya?"
"Kalau ada kata yang lebih buruk dari brengsek, mungkin akan ukir besar-besar dan aku kirimkan ke kamu. Dalam hidup Olivia, dia ngga pernah mempermainkan siapapun."
"Sakit emang kalian berdua!" Nick mengecam Putri. "Setelah apa yang dia yang lakukan ke aku, menurutmu dia ngga melakukan kesalahan?"
"Sakit kata kamu?" Mata Putri sampai melotot saking jengkelnya. "Olivia emang sakit. Sakit hati dan perasaannya karena cinta sama orang yang brengsek kaya kamu. Aku pikir kamu bisa ngertiin dia. Aku pikir setelah ketemu sama kamu, penderitaannya akan berakhir. Tapi ternyata aku salah. Kamu malah memperburuk kondisi mentalnya."
"Penderitaan apa maksud kamu?" Tanya Nick yang terlihat bingung.
"Ohh.... Jadi kamu bahkan ngga tau apa saja yang sudah dia lewati sampai dia bisa hidup sampai detik ini?" Suara Putri sampai bergetar hebat. "Pantas saja kamu bisa pergi begitu saja dengan gampangnya."
"Apa maksud kamu?"
"Cewek bodoh itu bahkan ngga bisa cerita sama kamu karena ngga mau membebani kamu."
"Jangan muter-muter Put! Apa yang terjadi sama dia?"
Putri menghela nafas panjang. Topik ini terlalu berat untuk jadi pengantar keberangkatannya.
"Kamu tau.... Dia dulu cewek yang ceria, suka bergaul dengan siapapun, easy going. Temannya bahkan lebih banyak dari temanku. Tapi semua berubah semenjak kejadian terkutuk itu."
"Kejadian apa?" Potong Nick.
"Aku masih tidur pagi itu pas dia ngetuk pintu kamarku. Mukanya pucat, ngga ada ekspresi apapun, dia langsung masuk kamarku tanpa mengucapkan satu katapun. Tatapan matanya kosong dan mulutnya terkunci rapat. Dia duduk di lantai kamarku memeluk kedua kakinya, mungkin sekitar 1 jam. Sampai aku ngga tahan dan aku ancam kalo tetap dia ngga mau bicara, aku akan berhenti menjadi temannya. Barulah dia mau cerita. Itupun serak banget hampir ngga bisa ngeluarin suara."
Nick mendengarkan Putri dengan seksama. Menunggunya untuk melanjutkan cerita itu.
"Sehari sebelumnya, salah satu temannya mengadakan pesta di villa pribadi miliknya. Olivia datang kesana karena dapet undangan. Katanya pas udah jam 9 malam, dia pamit mau pulang. Tapi temannya ngga mengijinkan dia pulang dan menyuruhnya menginap saja disana. Lagipula villanya jauh dari mana-mana dan dia mau pulang mau naik apa."
"Temannya cewek?" potong Nick lagi. Putri mengangguk.
"Nama temennya Reni. Akhirnya dia ngga jadi pulang dan memutuskan untuk menginap. Katanya banyak kamar di villa itu. Karena ngantuk dan sudah jam 1 lewat dan Reni masih asyik party dengan musik house super berisik, dia memutuskan untuk masuk kamar dan tidur. Dan dia dengan bodohnya lupa mengunci puntu kamarnya. Kamu bisa nebak kan arah cerita ini kemana?"
Nick membisu, dia tau arah ceritanya tapi dia ingin tahu detailnya. Dia pun memaksakan untuk bertanya walaupun berat sekali baginya membuka mulutnya. "Lanjutin Put. Aku mau tau semuanya."
"Salah satu dari teman Reni yang ada di pesta itu menerobos masuk ke kamar Olivia saat dia sudah tertidur pulas. Laki-laki itu memaksa nya untuk berhubungan badan. Olivia menolak keras dengan mengatakan dia masih perawan. Dia mencoba membuka pintu mau lari. Tapi laki-laki itu menggodanya dengan menunjukkan kunci yang sudah dia pegang, Akhirnya dia ngga bisa apa-apa. Hari itu kehormatannya direbut dengan paksa oleh orang yang baru ditemuinya malam itu."
"Kenapa dia ngga teriak minta tolong?"
"Kamu lupa tadi aku sempat bilang alasan dia masuk ke kamar?" Putri mencoba mengingatkan kembali bagian yang Nick lewatkan. "Di luar berisik banget karena di villa itu semua orang sedang party dengan musik house yang kenceng. Bisa kamu bayangin kan apa yang sudah dia lakukan sampai pas dia datang ke kost ku dengan suara serak, hampir ngga bisa ngomong."
Nick terguncang. Perih sekali rasanya mendengar cerita itu. Banyak pertanyaan muncul di kepalanya yang sekarang terasa seperti dipukul benda keras. Kenapa dia ngga pernah tahu apapun tentang ini? Kenapa Olivia ngga pernah mau cerita? Bagaimana dia melewati semuanya selama ini?
Putri melanjutkan ceritanya. "Dan anak bodoh itu, sampai detik ini, ngga pernah meneteskan satu air matapun. Aku ngga tau dimana dia bisa dapat ketegaran luar biasa seperti itu. Frustasi? Kamu ngga bisa bayangkan Nick bagaimana penampakannya pasca kejadian itu. Berminggu-minggu dia kaya orang gila nyari laki-laki itu. Karena ternyata Reni, temennya itu, juga ngga terlalu kenal laki-laki itu. Olivia bilang dia ngga peduli kalo masuk penjara karena dia cuma mau orang itu mati di tangannya. Sampai akhirnya dia tau identitas orang itu dan berniat melaporkan nya di kantor polisi. Kamu tau polisi yang nerima laporannya dia bilang apa? Polisi keparat itu bilang, percuma buat laporan karena laki-laki brengsek itu tenyata anak Jendral pangkat tinggi dan hanya akan berakhir dengan Olivia yang akan mencoreng nama baiknya sendiri."
Merasa sangat sedih yang tertahankan, Putri menitikkan air mata. Dia kembali teringat beratnya jalan hidup sahabatnya.
"Dia ngelakuin itu semua sendiri Nick. Dia ngga pernah melibatkan aku sama sekali. Pas dia tau ngga bisa nglakuin apa-apa dengan kasusnya, dia berniat mengakhiri hidupnya. Dia sudah ngga mau hidup lagi. Untungnya hari itu ada Andrew yang nyelametin dia. Berhari-hari Andrew yang ngga kenal dia sama sekali, ngrawat dia di rumahnya. Kalo kamu selama ini bingung kenapa Olivia ngga pernah bisa ninggalin Andrew, sekarang kamu tau alasannya. Dia merasa sangat berhutang budi. Olivia sama sekali ngga pernah mencintai Andrew. Aku yang maksa dia untuk nerima Andrew jadi cowoknya. Kalo bukan karena kesabaran Andrew merawatnya dan pelan-pelan menutup luka hatinya, mungkin kamu ngga akan pernah liat Olivia seperti yang sudah kamu kenal."
Sebuah panggilan untuk check in terakhir untuk kode pesawat yang akan dinaiki Putri diumumkan. Putri bangkit dari kursi, dan berkata untuk terakhir kalinya sebelum pergi. "Jadi berhentilah bertingkah seperti kamu yang disakiti. Bahkan kamu dengan mudahnya pacaran dengan orang lain. Jangan temui Olivia lagi, atau aku buat perhitungan sama kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Since You Came into My Life
RomanceOlivia tak pernah menyangka jika Nick yang tadinya mengejar sahabatnya berbalik menjadi mencintainya. Hatinya mulai bimbang karena ketulusan cinta Nick. Di satu sisi, dia tak bisa meninggalkan Andrew kekasihnya karena sebuah hutang budi, dan sisi y...