"Pagi, Soonyoung!"
Jihoon menyapa dengan wajah senyum yang terlihat gugup.
Tak sengaja bertemu di koridor, tapi Jihoon memutuskan untuk menyapa Soonyoung.
Kalau diam aja, gak akan ada kemajuan-pikirnya.
Jihoon pikir Soonyoung setidaknya akan menoleh dan memberikan senyum kecil.
Nyatanya hanya ekor mata Soonyoung yang bergerak melirik Jihoon, wajahnya datar seperti tidak pernah kenal.
Tentu sakit hati rasanya, malu dilihat oleh orang-orang sepanjang koridor.
Terdengar desas desus orang yang menganggap Jihoon bodoh, menyapa orang yang jelas tidak mengenalnya.
Senyum Jihoon dipaksakan, mungkin perkenalan itu cuma mimpi.
"Hei, Ji!"
Jihoon menoleh dan mendapati sang sahabat tengah berdiri sejauh dua meter dari tempatnya.
Jihoon sontak berlari dan menghambur ke pelukan sahabatnya itu.
"Wonuuuu, aku kangen kamu.. hiks,"
Wonwoo hanya terkekeh kecil, merasa senang karena Jihoon ternyata merasakan rindu yang sama.
"Kamu apa kabar, Ji?"
Kalimat tanya Wonwoo membuat Jihoon berdecak kesal,
"Bisa-bisanya kamu nanyain kabar aku, kamu ngelanggar janji, tahu!?"
Kening Wonwoo berkerut, merasa tidak pernah menjanjikan sesuatu pada Jihoon
Jihoon yang mengerti ekspreksi wajah Wonwoo pun menimpali,
"Kamu bilang perginya cuma seminggu, tapi ini udah sebulan dan kamu baru muncul," Cicit Jihoon.
Oh, Wonwoo merasa bersalah, dia memang pernah bilang seperti itu, tapi Wonwoo juga tidak bisa memilih dan terpaksa pergi selama satu bulan.
"Maafkan aku, Ji. Ternyata lebih banyak yang harus kuurus," Ucap Wonwoo pelan, namun jelas.
Tangan Jihoon terulur meminta diberi sesuatu oleh Wonwoo.
"Iya, gak apa-apa. Mana oleh-oleh punyaku?"
Wonwoo tersenyum kecil, "Nanti pulang sekolah aku kasih."
Jihoon mengiyakan, kemudian mereka habiskan waktu untuk berbincang melepas rindu sambil menunggu guru datang.
"Ji, kamu dekat dengan Kwon Soonyoung?"
Wonwoo bertanya tepat setelah bel pulang berbunyi.
Jihoon yang sedang sibuk membereskan barangnya terpaksa menghentikan kegiatan tersebut,
"Tidak. Kami pernah berkenalan-aku rasa, tapi mungkin itu terjadi di dalam mimpiku. Fantasi belaka."
Entah, Wonwoo mengingatkan Jihoon pada kejadian pagi hari di lorong tadi seperti ada cubitan kecil yang menyesakkan di dada Jihoon.
Wonwoo kemudian berucap, "Kamu tahu Mingyu kenal dekat dengan Soonyoung?"
Pertanyaan yang juga pernyataan dari Wonwoo membuat kerutan di kening Jihoon,
"Lalu apa urusannya, Wonu?"
Ujung bibir Wonwoo terangkat mendengar pertanyaan Jihoon.
Kepalanya mendekati kepala Jihoon, bibirnya berada tepat di telinga si mungil,
"Aku tahu kamu Jihoon, kamu suka 'kan sama Soonyoung?"
Sontak wajah Jihoon memerah. Demi apapun Jihoon tidak pernah memberi tahu satu orang pun tentang perasaannya terhadap Soonyoung.
Jihoon tentu mengelak dengan mengatakan berbagai alasan. Wonwoo, sih, tertawa aja mendengar alasan Jihoon yang tidak masuk akal.
"Gausah denial kamu, suka ya suka aja. Aku rasa Soonyoung juga tertarik sama kamu-kalau tidak mana mungkin mau ngajak kenalan di perpus."
Sumpah, rasannya Jihoon berubah jadi batu, Wonwoo baru pulang hari ini tapi kenapa tahu soal kenalannya dengan Soonyoung?
Sebelum sempat melayangkan buku paket sejarahnya, Wonwoo sudah menghilang terlebih dahulu menyisakan Mingyu-pacar Wonwoo, nyengir kuda di ambang pintu kelas,
"Jihoon kata Wonu pamit. Aku juga, yah."
Si tiang kemudian pergi dengan tangan yang melambai.
Jihoon membuang napas kasar, bisa-bisanya Wonwoo memata-matai dia.
Kemudian Jihoon menyadari sesuatu, 'Aku tidak bermimpi! Kami benar-benar berkenalan dan saling menjabat tangan!'
Lagi, Jihoon pulang dengan menangkup wajahnya yang merah, tidak sadar ada yang memperhatikan dirinya dengan senyum merekah sehingga matanya hilang.
Jihoon bahagia hari ini walaupun Soonyoung enggan membalas sapanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cloud9 [disc]
Random[soonhoon] (n.) being very happy, or being in love. soonhoon short story !!! first book written poorly bxb