❗️WARNING: 18+ ❗️
Allen POV
Pukul 07.55 malam, aku melihat jam dinding bulat bening yang tampak besar di dinding ruangan dengan muram. Seharusnya aku sudah pulang dari dua jam yang lalu, bahkan lebih, namun aku justru terperangkap dengan pekerjaan tambahan yang harus buru-buru diselesaikan karena deadline launching new product minggu depan.
Namun karena aku magang di salah satu perusahaan properti ternama, uang insentif lembur yang dijanjikan sungguh menggiurkan, apalagi ini hari Jum'at sehingga besok aku bisa tidur dengan tenang dan tak perlu khawatir bangun pagi. Akhirnya dengan akal sehat, aku pun menyutujui tawaran Ibu Silvi, supervisor dan pembimbingku selama magang.
Aku sendiri merupakan satu-satunya siswa magang yang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada bagian accounting perusahaan ini, sudah genap dua bulan aku di sini dan tinggal satu bulan lagi hingga aku menyelesaikan magang ini lalu kembali bersekolah untuk mengikuti sisa pelajaran.
Para karyawan pada bagianku sudah pulang semua, hanya terlihat beberapa karyawan pada bagian lain yang masih kerja lembur. Meja-meja mereka berada jauh dari mejaku berada, karena konsep tata letak ruang kerja yang terbuka, membuat aku masih dapat melihat hampir seluruh ruangan, terkecuali pimpinan dan manajer-manajer yang memiliki ruang tersendiri.
Di saat aku masih menyusun angka-angka pada laporan pengeluran event launching mendatang dan mencocokannya dengan struk-struk virtual dalam email, seseorang menepuk bahuku.
"You're not gone home yet?"
Aku menengok, memutar kursi, seraya menjawab, "Not yet, Sir,"
Aku langsung berdiri, memberi respect pada Mr. Louis Tomlinson, salah satu pimpinan pada bagian ku, yang entah aku lupa nama posisi jabatannya karena terlalu panjang dan asing di telingaku. Aku pun berdiri dengan awkward, sementara dia memperhatikan kertas-kertas dan memainkan komputer di atas mejaku.
Mr. Louis merupakan salah satu karyawan yang paling sering menjadi bahan omongan di perusahaan ini. Perawakannya yang semampai, pembawaannya yang tegas, sikapnya yang misterius, serta ketampanannya yang tak dipungkiri lagi, bahkan oleh para lelaki pun, membuat dirinya berhasil dengan mudah menjadi pusat perhatian.
Ketika masa-masa awal mula magang saja, aku menghabiskan beberapa hari untuk memperhatikan dirinya dan mencari tahu informasi apapun yang menyangkut tentang Mr. Louis. Hingga tanpa disadari, aku sering berhalusinasi untuk dapat bersanding dengannya.
Astaga, Allen, control yourself! I think he's older than me more than 10 years or something, huft.
"Al, Al," tanpa sadar Mr. Louis menjentikkan jarinya tepat di depan wajahku.
Aku kembali dari khayalanku. "Sorry, Sir, what's wrong?"
"Come with me and bring all this file, i wanna check on something," tanpa basa-basi, Mr. Louis berjalan menuju ruangannya.
Aku segera merapikan kertas-kertas yang berserakan itu menjadi satu tumpukan dalam file, kemudian cepat-cepat menyusul, tak terasa detak jantungku ikut berdebar.
Begitu sampai, Mr. Louis sudah duduk di kursinya. Aku baru menyadari ia tak mengenakan jasnya, tersisa kemeja putih dengan kedua lengannya telah ia gulung hingga sikut, dan dua kancing teratas yang telah terbuka.
'Ya Tuhan...' batinku meraung tak tertahankan.
"I think you got something wrong on your file," dengan lihai Mr. Louis mengambil file yang aku bawa, dan ia mengecek sesuatu dalam komputernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRTY IMAGINE || ONE DIRECTION
FanfictionWARNING :: 18+ . . . Beberapa dari cerita Dirty Imagine ini sebelumnya sudah di posted di Official Account Line One Direction OFC yang sekarang sudah nggak ada alias ganti fanbase tapi di re-posted di sini karena siapa tau ada yang berminat untuk b...