Dahulu;
Kita terlihat dalam masing-masing doa yang semu
Sepasang Netra yang tak pernah beradu
Sebelum jiwa bersatu, semesta ikhlas memberi restuSaat itu;
Alam mempertemukan ragaku dan raga mu
Aku mulai sibuk merindu begitupun kamu
Hingga tiada sekat untuk memaduDan kini;
Hujan tangis menggenggam hati
Arah langkah tak sama lagi
Kau kekanan dan aku kekiriBojonegoro, 29 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
PENSIL
PoesíaBolehkan? jari-jari ku menulis sesuatu mewakili setiap ambisi aku tak mau nafsuku merajaiku karena aku tahu, semua ini hanyalah tentang imajinasi rasaku yang tentu saja hanya fatamorgana