Awalnya Elena mengira, pertemuan dan hubungan mereka malam itu sudah sebagai awal, sekaligus akhir perkenalan mereka. Setelah ber lewatnya waktu selama dua tahun, Elena pikir itu cukup untuk membuang jauh jauh pria itu dari hidupnya.
Ternyata ia sa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ignore the typos.
Your Playlist:
Show - Shawn Mendes.
°°°°°°°°°°°
"Aku tidak ingin menambah masalah, Jo! Kau berurusan dengan Carlton akan menimbulkan masalah baru! Selesaikan penyerangan itu. Kau dengar aku??!" Jonathan memakai jaket nya. Berbalik menoleh pada Argent dan tersenyum tipis.
"Aku mengerti, Dad. Tenang lah."
"Pokoknya perintahkan para Zaun untuk berhenti menyerang pabrik Kaviar Dave, selesaikan masalahnya." Jonathan menjawabnya dengan anggukan. Kemudian berjalan menuju pintu ruangan Argent untuk keluar, tapi suara Argent kembali membuatnya berhenti.
"Kau ingin kemana, huh?" Argent mengernyit bingung. Jonathan menoleh.
"Bersenang-senang sedikit dengan tunangan ku." Jawabnya kemudian melanjutkan langkahnya keluar ruangan.
"Ajak dia membeli gaun yang indah untuk besok. Calon menantu ku harus terlihat menawan di acara ku!" Teriakan Argent di belakang yang tenggelam membuat Jonathan terkekeh kecil mendengarnya.
°°°°°°°°°°
Iris hijau nya bergerak patah-patah melihat lukisan di hadapannya ini. Memperhatikan dengan seksama isi lukisan yang menampilkan sebuah gambar seorang wanita di atas ayunan pohon, dengan sekelilingnya pohon pohon lebat. Dan ada dua pria di sana, yang satu di belakang wanita itu, menarik salah satu tali ayunan. Dan satunya lagi di hadapan wanita itu, tepat di bawahnya. Entah apa yang di lakukannya. Elena tidak mengerti. Dia tidak pandai mengapresiasi seni.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
