Awalnya Elena mengira, pertemuan dan hubungan mereka malam itu sudah sebagai awal, sekaligus akhir perkenalan mereka. Setelah ber lewatnya waktu selama dua tahun, Elena pikir itu cukup untuk membuang jauh jauh pria itu dari hidupnya.
Ternyata ia sa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ignore the typos.
Your Playlist:
Flashlight - Jessie J.
°°°°°°°°°° DEMON Tower - Manhattan. NYC. USA 13:57PM
Jonathan berjalan santai di Koridor tower, di belakangnya Klaus dan beberapa bodyguard mengekor. Kakinya kini sedang melangkah pasti menuju aula besar pertemuan khusus para hunian tower, staf staf, bodyguard, dan juga para Zaun DEMON. Zaun semacam bodyguard, tetapi posisinya lebih baik dari itu, tanggung jawabnya lebih penuh, pekerjaannya lebih ketat dan kemampuan yang harus dimiliki lebih tinggi. Dalam bahasa Jerman Zaun adalah Pagar. Di mana istilah itu di buat oleh Peter, kakek Jonathan. Ayah dari Argent, pemegang DEMON pertama kali, berdiri dengan kakinya sendiri pada masa itu, membawa DEMON hingga lantai tertinggi kehidupan. Hingga Dunia semakin berkembang, berjalan berirungan dengan usianya, kakek tua itu sudah menyerahkan seluruhnya pada Argent, putra satu satunya.
Diberikan istilah Zaun atau Pagar adalah di ibaratkan mereka semua Pagar Pagar pelindung DEMON, hidup dan mati, apapun resikonya akan mereka Terima. Bukan hanya pintar berkelahi dan mahir dengan senjata apapun itu. Dari yang terpenting untuk menjadi Zaun DEMON adalah keberanian, berkomitmen tinggi, cerdas dan juga setia. Kata terakhir yang paling terpenting dari segalanya. Tidak main main menjadikan sembarangan orang untuk direkrut menjadi Zaun, hanya orang orang terpilih saja, itupun yang sudah berhasil melewati semua tahapan ujian yang diberikan langsung dari DEMON.
Pintu aula terbuka lebar secara otomatis ketika Jonathan sudah berjalan mendekat. Langsung memasuki ruangan, orang orang yang berada di dalam langsung membungkuk, menghormati. Jonathan hanya mengangguk kecil membalas. Dalam dua hari, ia jadi menjalankan dua meeting seperti ini. Tidak di duga sama sekali.
Jonathan berjalan menuju bangku penghujung meja. Tidak terduduk, tetap berdiri tegap di tempat, itu membuat semua anggota briefing juga tetap pada posisi berdiri mereka.
"Kita tidak akan lama. Aku tidak ingin membuang waktu untuk berbicara panjang lebar di ruangan ini." Jonathan menatap mereka satu persatu. Wajahnya masih tenang, tetapi mata coklatnya terlihat fokus dan tajam. "Aku tidak akan mengulang satu kata pun yang akan keluar dari mulutku setelah ini. Jadi siapkan telinga kalian dengan sangat baik untuk mendengarnya, paham??"