HAPPY READING!!
-----------------------------
Ribuan pecahan kaca berserakan di granit mewah ini. Keadaan ruangan yang besar sudah hancur lebur, angin malam membuat debu di dalam ruangan ini bertiupan. Menerpa mata perih, membuat kulit wajah kotor. Tetapi itu tidak menganggu Jonathan sama sekali. Pendar coklatnya masih tajam menatap lurus ke depan.
Jonathan mengibaskan tangannya pada pundak kanan dan kirinya. Membersihkan pecahan kaca yang tersisa di sana. Kemudian kembali berjalan, sambil tangannya menekan tombol di balik telinga. Suara bising mulai terdengar di sebrang sana, keributan.
"Bagaimana Klaus?? Kondisimu aman??"
"Aman Mr. Malik, kami segera menyusul anda secepatnya!" Jawab pria itu. Jonathan mengangguk kecil.
"Teruskan dengan baik."
"Bereit, Mr. Malik!"
Jonathan terus melangkah pelan ke depan, masih setia mengulurkan moncong pistolnya. Kepalanya beberapa kali juga menoleh ke sekitar, memastikan keadaan tetap aman. Ruangan masih kosong, tidak ada seorangpun di sini.
Jonathan masih berjalan, sampai beberapa menit kemudian jauh di ujung sana lampu menyala. Dan itu membuat Jonathan dengan gesit bersembunyi dibalik tembok celah pintu ruangan. Bersyukur tembok ini masih cukup menutupi tubuh tinggi besar nya.
Terdengar suara langkah kaki di sana, dan percakapan samar samar. Dari yang di dengarnya orang di ujung sana tidak hanya satu, Jonathan sedikit mengintip. Dan benar saja, orang itu ada tiga. Berdiri dengan senapan di tangan mereka. Jonathan menghela nafas panjang, ia tidak mungkin berdiam diri lebih lama di sini. Itu akan membuang buang waktu. Tetapi lebih tidak mungkin keluar dali balik tembok ini dan menghadapi tiga orang itu dengan senapan di tangan mereka.
Jonathan kembali menoleh, mengintip. Tiga orang itu masih berdiri di sana, mungkin saja mereka berjaga. Jonathan berpikir keras, mencari cara agar tiga orang itu tidak lagi berdiri di sana, karena dirinya sudah kehilangan banyak waktu.
Mata coklat Jonathan bergerak tajam dan berhenti tepat di kaca besar building yang tersisa. Menyeringai, ia sudah menemukan ide nya. Jarinya menarik tanpa ragu pelatuk pistol dan langsung terdengar suaranya yang keras, bersamaan dengan suara pecahan kaca itu yang hancur lebur.
Dan benar saja seperti rencananya, suara derap langkah kaki yang berlarian mulai terdengar mendekat. Dan di waktu ketika tiga pria itu melewatinya, Jonathan kembali menarik pelatuknya, menembak cekatan tiga orang itu. Satu di antaranya sempat ingin membalas dengan mengangkat senapan, tetapi sangat di sayangkan. Jonathan lebih cepat menembak dada pria itu lebih dulu, membuat nya tumbang seketika menyusul dua temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAN to be DISASTER
RomanceAwalnya Elena mengira, pertemuan dan hubungan mereka malam itu sudah sebagai awal, sekaligus akhir perkenalan mereka. Setelah ber lewatnya waktu selama dua tahun, Elena pikir itu cukup untuk membuang jauh jauh pria itu dari hidupnya. Ternyata ia sa...