17 (18+)

909 43 11
                                        

Don't forget to VOTE and COMMENT before you read.

Don't forget to VOTE and COMMENT before you read

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ignore the typos.

Your Playlist:

Lightning - Little Mix.

°°°°°°°°°°°

Hitchens Palacio - Berlin. Germany
23:15PM

Elena membuka matanya. Sedikit meringis kecil dan mengernyit saat ia merasa perih dan panas pada pangkal paha nya. Tetapi kemudian kembali membuka matanya sempurna. Dihadapannya jendela besar kamar ini masih terbuka, langit sudah gelap. Sejak beberapa jam yang lalu matahari sudah tergelincir dari buktinya, langit kekuningan itu sudah berubah menjadi biru gelap, dengan bulan purnama bergelantung di tengahnya.

Lampu kamar masih padam, hanya sinar bulan dan gemerlap lampu kota yang memasuki cahayanya ke dalam kamar lewat sela sela jendela.

Elena melirik kesebah, dimana tepat di sampingnya pria itu masih terbaring di sana. Tubuh besarnya yang kokoh dan sempurna terpampang jelas dan seksi. Selimut putih hanya menutup setengah bagian paha hingga pinggulnya yang ramping. Selebihnya terbebas.

Senyum terbit di bibirnya, Elena bergeser mendekat. Wajahnya sudah berada beberapa inci dengan wajah tampan Jonathan. Memperhatikannya. Terlihat jelas keringat yang masih menempel pada kening dan leher pria itu. Mata dengan bulunya yang lentik terpejam damai, nafasnya yang membara berhembus lembut dan teratur. Jonathan hari ini melakukannya sampai sisa tenaga terakhir pria itu. Dia tidak main main dengan ucapannya, hari ini adalah hari yang panjang. Mereka bersama di dalam kamar ini dari pagi sampai penghujung malam.

Tidak perduli sudah berapa jeritan, permohonan ampun dan desahan dari Elena. Jonathan masih belum berhenti sampai ia merasa puas memberikan cintanya hingga penuh dan merembes keluar. Sejujurnya Elena juga sangat mendambakan itu, di sela-sela bibirnya yang berteriak dan memohon, sejatinya senyum kebahagiaan dan kepuasan terbit di sana. Elena merasa sangat beruntung, tubuhnya bermandikan cinta Jonathan yang begitu besar.

Elena mendekatkan wajahnya, mencium pundak polos Jonathan yang keras. Aroma percintaan mereka langsung menyeruak ke dalam rongga-rongga hidung Elena. Sangat seksi, panas dan khas.

"Kau masih ingin menjerit ya Elena." Wanita itu tersentak kaget. Saat ingin menjauhi tubuhnya, dengan cepat lengan besar Jonathan menahan memeluk tubuh polosnya. Malah membawa tubuh kecil yang hangat dan penuh itu mendekat padanya, menempel pada dada bidang nya.

PLAN to be DISASTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang