Ali berhenti setelah melihat Prilly ada juga Devi disamping Prilly. 'Oh God, pantes gak dijawab pasti disuruh si chubby' pikir Ali.
"Ali. Lo tau gak sih gue sayang sama lo. Tapi kok lo jahat gitu sama gue, nyosor-nyosor cewek lain. Gue sayang sama lo Ali!" Teriak Prilly sambil sesengukan. Ali yang mendengar itu kaget lalu seulas senyum merekah dibibirnya.
"Gue juga sayang sama lo Chubby" ucap Ali tapi masih dibalik pohon. Yang dijamin Prilly gak bakal tau kalau Ali di situ.
"Dev. Lo denger gak? Itu kayak suara Ali deh. Dia bilang 'gue juga sayang sama lo chubby' gitu. Aaakkk apa gue terlalu mikirin Ali sampe denger suaranya ada disini. Gue bisa gila!" Teriak Prilly kencang.
"Woy! Lo lebay banget sih Prill. Gue pusing tau denger lo teriak gaje gitu. Tapi iya sih gue denger" kata Devi akhirnya. Prilly terlihat mengangkat sebelah alisnya, Devi terlihat tidak berbohong.
Prilly mengedarkan pandangannya keseluruh taman, tapi tidak melihat Ali. Jika dia cuma berhalusinasi kenapa Devi juga mendengarkan suara Ali itu. Apa mungkin Devi ikut berhalusinasi, pikir Prilly. Tapi tidak mungkin, Prilly menggeleng-geleng kan kepalanya.
"Ngapain geleng-geleng gitu Prill? Kalo mau dugem jangan disini dong" kata Devi dengan polos. Ali melihat kejadian itu pun hanya tertawa pelan. Perlahan-lahan dia keluar dari balik pohon. "Aku sayang sama kamu Chubby" kata Ali tepat dibelakang Prilly.
"Tuh kan Dev. Ada suara Ali lagi, makin deket" ucap Prilly ketakutan. "Bego lo gak ilang-ilang sih Prill, orang nya ada dibelakang lo noh" jawab Devi santai sambil mengangkat dagu nya. Prilly menoleh, "Haiii" sapa Ali sambil tersenyum. "Ngapain kamu disini? Gak sama Dina aja tuh yang katanya SAHABAT?" Tanya Prilly penuh penekanan di kata sahabat.
Ali tersenyum, dan memberi kode agar Devi segera meninggalkan taman ini. Devi pun akhirnya mengerti meskipun diawal dia agak gak tau gitu. "Prilly, gue tinggal ya. Gue mesti nge-check toko roti lagi, lo baik-baik disini sama Ali. Dan buat lo Ali" kata Devi terpotong sambil menujuk Ali. "Lo jangan bikin nangis Prilly lagi. Lo tuh kayak baru kenal Prilly aja sih, lo tau kan dia tu cemburuan banget" lanjut Devi sambil beranjak dari tempat duduk.
"Ah elah Dev. Lo tuh, udah sana pergi aja. Gue mau mau ngomong sama Prilly nih" kata Ali lalu duduk disamping Prilly.
"Aku ngomong boleh? Aku jelasin yaaa sekarang, tapi senyum dong" kata Ali sambil mengangkat dagu Prilly. Prilly pun terpaksa tersenyum lalu kembali ke muka datarnya. "Yaudah cepet jelasin, kok malah diem" kata Prilly sewot.
Akhirnya Ali menceritakan kejadian yang sebenarnya ke Prilly. Dia masih sempat gak percaya tapi Ali berhasil meyakinkan kalo yang dia jelasin memang benar. "Prilly, kamu juga tau kan gaya hidup di luar negeri itu beda sama Indonesia. Itu pun setelah aku punya pacar Ghina pas di sana aku milih jaga perasaan dia. Apalagi pas pacaran sama kamu, pasti aku lebih jaga perasaan kamu. Kalo aku bener gak sayang sama kamu ngapain aku pulang ke Indonesia dan nunggu kamu sampe 4tahun gini Prilly. Aku serius sama kamu, ayolah percaya" jelas ALi panjang lebar sambil menggenggam tangan Prilly.
Prilly menghela nafas sejenak, "iya aku percaya sama kamu" ucap Prilly akhirnya sambil tersenyum. Ali pun tersenyum sambil memeluk Prilly. "Makasih sayang" ucap Ali sambil melepas pelukannya dan mencium kening Prilly lama. Prilly merasakan kehangatan yang menjalar ditubuhnya karena ciuman Ali. Ali selalu bisa membuat Prilly nyaman dalam keadaan apapun.
------------------
"Good Night sayang, have a nice dream" ucap Ali sambil mengelus pipi Prilly dan mencium kening Prilly. Mereka sedang berada di depan rumah Prilly, yaa setelah dari taman tadi menjelaskan semuanya mereka berdua memutuskan untuk pulang karena sudah terlalu malam juga.
"Iyaa, good night. Have a nice , hati-hati dijalan ya" balas Prilly. Setelah itu Ali segera melajukan mobilnya ke apartemennya. 15 menit kemudian dia sampai diapartemennya, Ali menghempaskan tubuhnya di ranjang King Size nya. Dia cukup lelah untuk hari ini, Ali mengambil hp nya yang sedari tadi mati. Tak lama banyak sms masuk dan missed call tentunya dari Dina. Ali memutar bola matanya jenggah.
"Lo tuh gak berubah banget sih. Udah gede bukannya tambah dewasa malah makin manja aja. Ngatain Prilly jelek lagi, orang cantiknya kek bidadari gitu. Untung aja dia percaya sama gue, kalo gak mati gue" ucap Ali sendiri kesal lalu tersenyum saat mengatakan bidadari.
*Prilly POV*
Rasanya capek, badan pegel semua. Gue menjatuhkan diri ketempat tidur, rasanya enak banget. Prilly masih memikirkan penjelasan Ali tadi, Ali jujur. "Ya Allah, sabar Prilly sabar. Namanya juga hubungan pasti ada aja halangannya" ucap gue.
Tak berapa lama gue tertidur masih memakai baju gue tadi. Masuk ke alam mimpi gue. Cukup nyaman.
*Author POV*
Pagi datang lagi, jam menunjukan pukul 10.00 pagi. Prilly bangun lalu beranjak ke kamar mandi. Setelah selesai mandi Prilly bergegas berganti pakaian dan ke bawah untuk sarapan.
"Hai mah, hai pah" ucap Prilly ketika sampai ke bawah, dia mencium kedua orang tuanya secara bergantian. "Hai sayang, nih makan yaaa" ucap mama Prilly lalu mengambilkan nasgor untuk Prilly. Setelah selesai makan Prilly bergegas ke dapur.
Tiba-tiba hp Prilly berdering. Melihat nama yang tertera dihp Prilly, dia mengangkat alisnya. "Tumben Devi pagi-pagi telfon" ucap Prilly lalu segera menerima telfon yang ternyata dari Devi.
*Via telfon*
"hallooo"
"Prilly, lo kesini sekarang!"
"What? Wait, lo kenapa sih kok panik gitu?"
"Prilly, lo tau gak sih nih ada pelanggan yang gaje gitu"
"gaje gimana?"
"Katanya nyari Ali, kalo gak ada Ali dia bakal ngorak-arik toko kita!"
"gila tuh, bentar yaa gue telfon Ali dulu. Lo jagain tuh pelanggan sinting"
Ucap Prilly langsung memutuskan sambungan telfonnya. "Ya Allah, apalagi ini" ucap Prilly sambil memijit pelipisanya.
--*******************************--
Kurang panjang gak? Semoga enggak deh. Votecomment ya jangan lupa! Saran juga. Paipaiii!:D
semoga suka deh, masukin di Reading List nya kalian yaaaa!