Chapter 8

12.7K 555 6
                                    

*Prilly POV*

Apa lo semua pernah ngrasain ini? Saat cowok lo nganggep lo cewek yang gak-gak? Saat cowok lo banding-bandingin lo sama mantannya? Saat cowok lo yang udah kenal lo bertahun-tahun ternyata gak percaya sama lo? Itu yang gue rasain sekarang, hancur.

Padahal dia belum tau kan kejadian sebenernya. Siapa juga sih yang foto? Kurang kerjaan banget sih. Mungkin gue yang ngira Ali kenal luar dalem nya gue, tapi ternyata belum. Gue kecewa sih, gue dikata-katain gitu sama sahabat plus pacar gue lagi.

Lagi enak-enak mikir, hp gue geter. Gue ambil hp nya dan liat nama yang ada dilayar 'Alibaba' iya itu nama kontaknya Ali. Sebenernya gue gak niat sih ngangkat telfonnya, tapi gak tau kenapa jari-jari mungil gue malah ngeser tuh layar.

"Prill" panggil Ali disebrang telefon.

"Hmm" jawab gue malas.

"Aku pengen ngomong sama kamu" kata Ali.

"Bukannya kamu bilang aku sama aja kayak cewek lain? Kok masih mau ngomong sama aku?" Tanya gue sinis.

"Iya aku minta maaf, kamu keluar ya. Aku didepan" jawab Ali.

Gue pun langsung memutuskan panggilan dan beranjak keluar. Gue mengambil jaket, gue emang lagi gak enak badan. Demam lebih tepatnya, tapi gue bawa santai.

Pas gue udah sampe pintu, gue atur nafas dulu. Takutnya pas gue keluar gue langsung nubruk Ali pengen meluk dia. Gue buka pintu perlahan-lahan, terus dia berbalik dan terpampanglah wajah ganteng nya Ali.

"Kamu sakit ya?" Itu kata pertama Ali setelah gue membuka pintu. Gue hanya menggelengkan kepala, tapi rasa tidak percaya terlihat diraut wajahnya. "Kamu bohong, gak biasanya kamu pake jaket gini" kata Ali sambil mendekat dia berusaha memegang dahi gue tapi gue menghindar. "Aku gapapa, kamu mau ngomong apa?" Tanya gue mencoba mengalihkan pembicaraannya. "Jujur dulu sama aku, kamu sakit? Ayo periksa" tanya Ali terlihat khawatir. "Ali, aku gapapa. Tujuan kamu kesini mau ngomong kan? Yaudah ngomong aja. Gak usah bahas yang lainnya" entah kenapa gue malah emosi.

"Oke aku mau minta maaf soal omonganku kemaren. Aku tahu aku salah, aku harusnya dengerin kamu dulu bukan malah percaya gitu aja" ucap Ali. "Udah aku maafin sebelum kamu minta maaf" kata gue mencoba santai padahal pengen banget nangis, bayangin deh muka gue gimana. "Beneran? Jadi sekarang kita baikan kan?" Kata Ali berbinar, jujur gue masih sakit hati. Tapi emang bener gue udah maafin dia, tapi gue takut aja dia ngulangin lagi. "Ali, aku udah maafin kamu. Tapi aku masih pengen kita intropeksi diri aja. Jadi, kita jangan ketemu dulu ya" kata gue agak gimana gitu.

"Maksud kamu?" Tanya Ali bingung. "Kita break, kita intropeksi diri kita berdua sendiri. Jujur aku masih sakit, tapi sumpah aku udah maafin kamu. Kita cari kesalahan kita dulu terus direnungin baik-baik. Cukup 1bulan aja, dan jangan bawa masalah pribadi kita ke pekerjaan" gue gak tahu kenapa kata-kata itu dengan lolosnya keluar dari mulut gue. "Kamu bercanda kan? Gak mungkin" Tanya Ali dengan senyum getir, gue gak sanggup coba liatnya.

"Aku sayang sama kamu, makannya aku nglakuin ini. 1bulan aja kita break, kita boleh bebas sama siapa aja. Kita cari tahu apa bener kita ini saling cinta atau gak" kata gue lalu melangkah maju mendekati Ali. Gue usap wajah yang selalu gue rindukan. Lalu gue sedikit berjinjit untuk mencium keningnya.

"Aku masuk ya" pamit gue, setelah gue berbalik dia malah nahan tangan gue. "Apa itu gak kelamaan?" Tanya dia lemah, gue pun tersenyum lalu menggeleng. "Enggak, jangan dirasain pokoknya" jawab gue mencoba tersenyum. "Peluk" minta dia manja, gue pun mendekat lalu berhambur dipelukannya.

"Kamu panas Prill. Ayo dong periksa, ini juga pasti gara-gara aku" kata Ali memelas.

"Aku gapapa, aku cuma perlu tidur. Makannya kamu pulang biar aku bisa cepet tidur" jawab gue. "Yaudah aku pulang, kamu istirahat ya. Maafin aku" pamit Ali lalu mengacak pelan rambut gue. Gue pun hanya mengangguk. Gue memandangi punggung Ali, gue pasti bakalan kangen sama dia deh.

FIX YOU! 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang