Chapter 9

16.2K 677 63
                                    

"Ali?" Pekik Devi kaget, "kenapa lo ngagetin gue sih? Bisa gak pelan aja lo ngomongnya" lanjut Devi sewot.

"Jawab aja pertanyaan gue tadi!" Kata Ali keras, mungkin saking ingin tahunya.

"Prilly masuk rumah sakit. Dia kena tifus" jawab Devi.

"Dimana? Kamar nomer berapa?" Tanya Ali lagi. "Rs.Kasih Ibu, gue lupa tanya tadi" jawab Devi sekenannya.

Setelah Devi menjawab, Ali langsung melangkahkan kakinya keluar. Menuju mobilnya dan bergegas pergi. Ia melajukan mobilnya menuju rumah sakit yang dimaksud Devi. Setelah sampai ia masuk dan menuju meja informasi.

Dengan langkah cepat Ali menghampiri kamar Prilly.

"Gak, pokoknya jangan sampe Ali kesini. Gue tu sama dia baru break"

"........"

"Gue gak mau tau. Gue gak mau ketemu dia"

Samar-samar Ali mendengar suara orang yang dia sayang. Dengan perlahan dia menekan knop pintu nya dan membuka pintu itu. Prilly yang sedang bertelfon dengan Devi pun kaget dan hp nya hampir terjatuh. Prilly langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Sampe segitunya gak mau ketemu aku?" Tanya Ali perlahan. Prilly pun hanya diam.

"Saat kamu sakit gini masih mentingin ego kamu?" Tanya Ali lagi, dan Prilly pun masih diam.

Ali perlahan mendekati Prilly. Rasanya Ali ingin merengkuh Prilly dalam pelukannya. Melihat dia sakit seperti ini membuatnya semakin merasa bersalah. Prilly memang gampang sakit.

"Sayang, disaat kayak gini please, singkirin ego kamu dulu. Aku cuma pengen ada pas kamu susah kayak gini" ucap Ali pelan sambil mengenggam tangan Prilly. Prilly pun merasakan degupan kencang didadanya. Bukan kali pertama tangannya digenggam Ali, tapi kenapa rasanya seperti pertama kali.

"Bukannya manusia emang pernah buat suatu kesalahan?" Tanya Ali, Prilly hanya mengangguk. "Berhak dimaafin engga?" Prilly mengangguk lagi. "Aku kan udah bilang, aku udah maafin kamu sebelum kamu minta maaf" ucap Prilly lemas.

"Aku cuma gak bisa dibentak-bentak aja, kamu tau kan itu? Aku padahal juga belum jelasin yang difoto itu, tapi kamu udah ambil kesimpulan yang engga-engga. Padahal itu sebenernya kan masalah sepele" lanjut Prilly panjang lebar sambil menahan air matanya supaya tidak tumpah. Namun usahanya sia-sia.

"Shhh..udah jangan nangis. Maafin aku udah omong kasar kemarin-kemarin, aku udah kalah sama emosiku. Harusnya aku tahan terus nunggu kamu jelasin" ucap Ali sambil menghapus air mata Prilly dengan ibu jarinya.

Prilly pun masih terisak. Ali mengecup kedua mata Prilly dan beralih ke bibir Prilly.

"Aku sayang sama kamu. Jangan gini lagi ya? Aku bakal berusaha gak kayak gini lagi. Aku bahkan belum bisa maafin diri aku sendiri liat kamu sakit gini" ucap Ali dengan nada menyesal.

"Lagian aku cuma sakit tifus doang kok" kata Prilly. "Doang katanya? Sesering sakitnya kamu, kamu gak pernah sampe masuk rumah sakit gini" jawab Ali kesal. "Yaudah sih biasa aja" timpal Prilly santai.

"Tu kan, kalo gitu rasanya pengen aku cium deh" kata Ali dengan kedipan mata. "Ish, apaan sih" jawab Prilly sebal.

"Sini peluk" minta Ali dengan melebarkan kedua tangannya. Prilly tersenyum lalu berhambur kepelukan Ali. Ali tidak berubah, ia masih Ali yang ada disaat Prilly seperti ini. Pelukan Ali menenangkan Prilly.

"Eheem" suara deheman berasal dari daun pintu pun memecahkan keromantisan Ali dan Prilly. Ali dan Prilly langsung menoleh ke sumber suara tersebut.

"Tadi katanya ada yang gak mau ketemu Ali tuh. Sekarang malah peluk-peluk" lanjut orang itu.

"Deviii...." geram Prilly. Ternyata orang itu ada Devi. Dia buru-buru ke rumah sakit setelah menelfon Prilly yang tadi tidak mengharapkan kehadiran Ali. Ali yang mendengar itu pun yang tadi melihat Devi sekarang berpindah ke Prilly. Prilly yang takut dengan tatapan Ali langsung menundukan kepala.

"Dasar bocah" ucap Ali langsung mengacak-acak rambut Prilly.

"Alii, pusing tau" rengek Prilly. "Maaf deh maaf, yaudah tidur aja ya. Istirahat" kata Ali lalu membantu memposisikan Prilly untuk tidur.

"Iya lo tidur aja Prill, tante Ully lagi jemput Raja" ucap Devi yang sekarang berada di sisi kanan tempat tidur Prilly.

Prilly pun hanya menganggukkan kepala lalu memejamkan matanya. Ali mengelus pelan rambut Prilly dan mencium keningnya.

"Li, gue boleh tanya?" Bisik Devi pelan lalu dibalas dengan anggukan oleh Ali. Ali menujuk sofa disudut ruang Prilly.

"Mau tanya apa?" Tanya Ali memulai setelah dia dan Devi duduk di sofa tadi. "Kenapa sih kok Prilly gak mau ketemu lo? Dia juga sempet bilang tadi pas ditelfon katanya dia sama lo break?" Tanya Devi penasaran.

"Iya emang bener, salah gue juga sih gak minta penjelasan dia dulu" jawab Ali pasrah. "Maksudnya? Ceritain deh dari awal sampe akhir kronologi ceritanya" minta Devi. Akhirnya Ali pun menceritakan semuanya ke Devi, Devi pun hanya mendengarkan dan kadang-kadang menampilkan ekspresi terkejut, manggut-manggut dan sebagainya.

"Lo juga sih kayak baru kenal Prilly aja" kata Devi pada akhir cerita Ali. Ali pun hanya memandang Prilly yang sedang tertidur pulas di tempat tidur pasien tersebut.

**

Ali berjalan keluar menuju kantin di rumah sakit itu untuk membeli makanan. Di perjalanan menuju kantin dia bertemu dengan tante Ully.

"Ali" panggil tante Ully.

"Tante" kata Ali lalu menghampiri tante Ully.

"Sayang, kamu kesini juga? Maaf ya tante gak kasih tau kamu. Soalnya Prilly ngeyel gak mau kamu dateng" ucap tante Ully sedih.

"Gapapa tante sayang, Prilly mah emang kayak gitu. Prillynya tidur kok tante. Oh iya, Raja dimana tan?" Tanya Ali karena tidak melihat keberadaan Raja.

"Rajanya dikantin tuh, katanya suruh ninggal. Susul aja, tante mau nemenin Prilly dulu ya" pamit tante Ully dan Ali hanya membalas dengan mengacungkan jempol sambul tersenyum.

"Makan-makan sendiri" nyanyi Ali saat melihat Raja sedang memakan baksonya. Raja pun hampir tersedak.

"Bang Ali, Raja hampir keselek tau gak" kata Raja lalu meminum minumannya. "Maafin abang ya adek kecil" kata Ali sambil mengacak-acak rambut Prilly dan duduk disamping Raja. "Bang, rambut Raja ntar gak keren lagi" rengek Raja sambil membenarkan rambutnya.

"Kamu tuh udah gede juga masih rengek-rengek gitu. Gak malu sama kucing? Haha" kata Ali langsung tertawa. Raja pun juga ikut tertawa.

"Bang, kak Prilly gimana? Gapapa kan?" Tanya Raja khawatir. "Uuu.. so sweet banget sih punya adek kayak gini, kak Prilly gapapa kok. Baru tidur" jawab Ali sambil tersenyum. "Beneran bang? Yaudah, Raja habisin makan Raja dulu ya. Abang gak makan?" Tanya Raja. "Makan kok, abang pesen dulu ya" kata Ali lalu beranjak memesan makan.

**

"Mah, kak Prilly gapapa kan?" Tanya Raja ketika sampai ke ruang Prilly bersama Ali. Ully pun tersenyum lalu mengelus rambut Raja, "kak Prilly gapapa sayang, itu liat deh masih tidur pules gitu" kata Ully sambil mengangkat dagunya ke arah Prilly. "Oh iya tante, Devi udah pulang?" Tanya Ali pada Ully. "Udah kok, katanya mau ketemu sama pacarnya" jawab Ully sambil tertawa pelan. Ali pun hanya manggut-manggut tanda mengerti.

"Tante sama Raja pulang aja dulu, biar Ali disini ngejagain Prilly" tawar Ali pada Ully. "Yaudah, tante bersih-bersih dulu ya. Kamu beneran gapapa nungguin Prilly?" Tanya Ully meyakinkan.

"Iya tante, kayak baru kenal Ali aja sih" jawab Ali sambil tersenyum. "Yaudah, yuk Ja. Assalamualaikum Li" pamit Ully. "Assalamualaikum bang" pamit Raja. "Iya, waalaikumsalam. Hati-hati ya tante, Raja" ucap Ali.

—————————————————

Kurang panjang ya? Haha pasti jawabnya kurang:D
Udah dilanjut nih. Gimana? Mau aku end in terus buat cerita lagi. Semoga berhasil deh.
Makasih ya vomment nya, saran kalian juga aku butuhin! Makasih yaaa♥


FIX YOU! 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang