"Lo ngapain tarik tangan gue?" tanya Shaka.
"Bukannya kamu yang bilang, kalau aku akan bicara dengan mu, jangan di depan teman teman kamu. Jadi aku tarik saja kamu ke belakang," jelas Alina, orang yang sudah menarik Shaka.
"Tapi.." Shaka panik.
"Mereka tau. Itu sama aja."
Alina menatap Shaka bingung.
Shaka menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal, lalu menatap ke arah kedua sahabatnya yang masih dapat terlihat dengan jelas. Begitu pula dengan kedua sahabatnya yang ada di sana, mereka juga sedang menatap Shaka dengan heran.
Begitu pula dengan Alina. Ia juga menatap kedua sahabat Shaka."Ahh," Shaka, menggaruk garukan kepalanya frustrasi.
"Kenapa?" tanya Alina.
"Aku salah?" tanyanya lagi.
"Enggak." saut Shaka mencoba sabar.
Alina terseyum, lalu dengan segera ia membuka tas biru dongker rajutnya mengeluarkan uang kertas bernilai sepuluh ribu rupiah.
"Ini," ia menydorkan uang itu kepada Shaka.
Shaka menatap uang itu sekejap,"Gue gak mau dibayar sama uang,"tolaknya, yang langsung membuat Alina terkejut.
"Aku meminjam uang denganmu, jadi aku harus membayarnya juga dengan uang."
"Tapi gue gak mau."
"Terserah kamu, terima atau tidak terima itu urusan kamu"
Gila. Nih cewek bisa marah juga ternyata. Batin Shaka.
"Tapi lo terlat ngembaliin uang gue. Jadi gue minta bayaranya, kita jalan bareng,"
Alina mengerutkan keningnya dan raut wajahnya sungkan,"Aku tidak setuju. Menurut aku, kalau meminjam uang membayarnya juga dengan uang."
"Tapi gue gak mau,"Shaka mengalihkan tatapanya ke arah lain.
"Terserah. Yang penting aku sudah membayar hutang aku," ia melemparkan uang sepuluh ribuan itu ke arah Shaka. Lalu berjalan meninggalkan Shaka, walaupun banyak yang membisikanya. Tapi ia tidak peduli.
Eza dan Erik yang melihat itu langsung saja, mereka menghampiri Shaka yang masih mematung."Ka ada apa?" tanya Eza setelah dirinya dan Erik berhasil berdiri di sebelah Shaka.
Shaka masih saja diam dengan tatapan kosong.
"Gila. Tadi kayak drama loh. Berasa nonton live¹ gue," ucap Erik.
Tapi Shaka tetap saja diam.
"Eh, ada uang. Ini uang yang dilempar sama si Alina ke arah lo kan?" ucap Erik lagi, ia mengambil uang itu dan menyodorkanya ke Shaka.
"Bodoh!!" Shaka mengacak ngacak rambutnya.
Eza dan Erik menatap satu sama lain, lalu beralih menatap Shaka.
"Bodoh?siapa?kita?"tanya Eza. Dan disetujui anggukan oleh Erik.
Shaka tidak menjawab lagi, kali ini ia pergi sembari memegang kepalanya yang terasa akan meledak.
"Ahh, bodoh banget si gue, kenapa gue ngomong kayak gitu," gumamnya yang masih dapat didengar oleh kedua sahabatnya.
"Baru nyadar" ucap kedua sahabtanya.
****
Alina berjalan kesal. Memang Tuhan belum mengirimkan teman untuknya. Setiap ia dekat dengan seseorang pasti ada saja masalah yang menimpanya. Mungkin benar kata ibunya bahwa temanya hanyalah sebuah buku.
"Lo jahat banget sih sama Shaka!" ucap gadis berambut pirang yang menghadang jalan Alina, bersama ketiga temanya.
Alina menatap orang itu sekilas lalu kembali menunduk,"lo gak usah sok bertingkah kayak putri. Gue udah muak sama perilaku lo selama di sekolah ini"ucapnya marah.
"Bersikap seperti putri? Selama ini aku tidak bersikap seperti itu. Celsi."
Gadis bernama Celsi itu mengalihkan pandanganya,"muak gue lihat kelakuan lo, yang sok polos,"
Ucap Celsi, salah satu siswi yang satu kelas dengan Alina.
Gadis itu membuang botol plastik tepat di depan kaki Alina. Lalu ia menginjaknya dengan keras.
Krak.
"Lihat! lo itu seharusnya hancur kayak botol plastik itu, dan lo dibuang ke tong sampah. Baru sekolah ini jadi bersih, gak akan ada kotoran kayak lo lagi," ucapnya ceplos. Tanpa memikirkan perasaan Alina.
Gadis bernama Celsi itu melangkah pergi, setelah ia menjatuhkan harga diri Alina. Kepergianya diikuti oleh ketiga temanya, yang berada di belakang.Sedangkan Alina ia masih diam di tempat, ia menatap botol plastik yang sudah penyok itu akibat injakan dari Celsi.
"Memangnya benar? Nasibku seperti mu" gumamnya. Seakan akan ia dapat berbicara dengan botol plastik yang sudah penyok itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shaka.
Teen FictionShaka. Seorang cowok yang tidak cool dan tidak bar bar. Ia telah mengubah hidup seorang cewek yang dirundung dengan kesedihan. Hidup cewek itu, semakin berwarna saat Shaka hadir. Teman, sahabat, bahkan mungkin lebih telah dianggap keduanya.