Seperti biasa, Shaka berangkat ke sekolah, menggunakan motor ninja kesayanganya. Setibanya di sekolah ia langsung berjalan menuju ke kelas.
"Lebih baik gue jauhin dia aja. Toh, urusan gue dan dia udah selesai. Dan buat apa gue nolongin dia. Kalau dia juga gak mau gue tolongin," gumamnya. Shaka mendekati Alina, karena ia ingin menolong Alina, supaya dia bisa seperti yang lainya. Namun sayang, rencananya tidak berjalan mulus seperti yang Shaka bayangkan.
Sekarang ia sudah sampai di kelasnya. Namun kali ini berbeda, Erik yang biasanya berada di ambang pintu, sekarang tidak ada.
"Tumben banget, Erik di kelas. Biasanya di sini," gumamnya
Setelah melihat Erik yang berada di kelas, sedang memainkan ponselnya.Shaka melangkah masuk, dilihatnya semua teman kelasnya sedang fokus dengan ponselnya masing masing. Sesekali mereka melirik Shaka, seperti ingin memberitahukan sesuatu, namun sepertinya mereka ragu.
Shaka duduk dikursi. Meletakan tasnya. Merasa penasaran ia segera bertanya dengan Eza yang berada di sebelahnya.
"Za ada apa?"tanya Shaka.
"Ini ka.."
Belum selesai ucapan Eza, namun Erik memotongnya terlebih dahulu. Ia berlari menghampiri Shaka. Dan duduk di meja menghadap ke arah Shaka.
"Lo gak tau ka?ya ampun kudet banget sih lo!" sahutnya.
"Enak aja lo ngatain gue kudet. Emangnya berita apaan?" tanya Shaka.
"Berita tentang lo!" ucap Erik. Ia memajukan mulutnya ke muka Shaka. Shaka mengernyit jijik.
"Iya ka. Ini tentang lo. Masa lo gak tau. Berita ini disebar semalam, di grub," jelas Eza.
"Bukan grub doang, Zaong. Di facebook juga ada."
"Zaong. Panggilan apaan itu?" tanya Eza.
"Eza oon" jawab Erik yang langsung diberi jitakan oleh Eza.
"Berita apaan?"
"Lo lihat aja dihp lo, pasti ada" sahut Eza.
"Hp gue rusak."
"Yaudah nih pake hp gue aja,"
Langsung saja Eza memberikan ponselnya kepada Sahka.
****
Waktu istirahat telah tiba, waktu ini sangat di tunggu bagi Shaka. Ia bukan ingin mengisi perutnya yang kosong, tetapi karena ia akan menemui Era. Gadis seumuran denganya yang berada di kelas Xips3.
"Lo benar benar mau ke kelasnya si Era, ka?" tanya Eza sambil berjalan mengikuti Shaka.
Shaka diam. Ia tidak mengeluarkan sepatah katapun. Beginilah Shaka jika sudah marah, rasanya mulutnya bungkam untuk berbicara.
"Iya ka. Lo benar-benar udah matang."
Sontak, Eza dan Shaka berhenti berjalan, begitu pula dengan Erik, ia juga berhenti berjalan.
"Apa? matang?"tanya Shaka.
"Matang itu bukanya sama aja kayak masak?" sambung Eza.
"Maksud gue. Lo udah mikirin matang-matang?"jawab Erik.
Eza menepuk kepala Erik," huu, kalau ngomong yang bener dong!"Shaka memutar bola matanya malas. Lalu ia kembali melanjutkan ke tujuan utamnya.
Dan sampailah sudah mereka di depan kelas yang mereka cari.
"Ka, lo serius mau masuk?" tanya Eza dan Erik.
"Iya. Kalau kalian malu. Kalian tunggu di luar aja."
***
Pak Rusli guru matematika, kelas Xipa1, sedang pergi entah kemana. Guru itu memberikan tugas sebagai gantinya. Namun bukanya mengerjakan, tapi siswa siswi kelas Xipa1 malah sedang asik asikan membuly temannya.
Dia duduk dikursi, dilingkari oleh teman temanya. Tidak semuanya, hanya sebagian. Ia dilempari kertas yang sudah dipotong menjadi potongan-potongan kecil.
"Lin. Apa masalah lo si?! Ngelempar uang ke Shaka?"ucap Salah satu cowok yang ada di sana.
"Iya. Apa masalah lo?lo pikir Shaka pengemis?, yang minta minta uang sama lo!"sambung salah satu gadis juga yang ada di sana.
"Iya. Shaka itu enggak serendah itu!"sambung yang lain. Dan setelahnya diberi kata 'iya' oleh yang lainya.
Gadis itu medongkak,"Aku tidak seperti itu, kalian saja yang tidak tahu masalahnya," sautnya berani. Setelahnya ia mendapat tamparan keras di pipi kananya oleh Celsi, yang sedari tadi diam.
"Siapa yang gak tau?gue tau semuanya. Alina. Lo itu gak pantes ngelakuin itu sama Shaka!calon pacar gue, walaupun dia masih calon, tapi gue udah tau tentang dia!"
Gadis yang sedang dibuly itu adalah Alina. Ia dibuly karena teman temanya tidak terima atas perlakuan Alina, saat di lorong kelas kemarin. Dan sebagian dari mereka, tau. Karena ada seorang cewek yang menyebarkan vidio itu diakun facebooknya.
Alian memegang pipinya yang terasa nyeri,"Mengetahui tentang dia. Bukan berarti tahu masalahnya,"ucapnya.
Byur.
Sebotol air mineral telah membasahi tubuhnya.
****
Shaka baru saja keluar dari kamar kecil untuk menyelesaikan urusan pribadinya. Selesai sudah urusannya, dengan segera ia berjalan ke kelas untuk kembali mengikuti pelajaran.
Ditengah perjalanannya, samar samar ia mendengar namanya disebut-sebut berulang kali. Merasa penasaran, langsung saja ia mencari sumber suara."Siapa yang gak tau?gue tau semuanya, Alina. Lo itu gak pantes ngelakuin itu sama Shaka!calon pacar gue. walaupun dia masih calon, tapi gue udah tau tentang dia!"
Shaka mendekat, menuju jendela kelas Xipa1. Suaranya terdengar keras di sana, dan benar saja. Ternyata siswa siswi yang ada di kelas Xipa1 lah yang telah menyebut-nyebut namanya. Ia mengintip di salah satu jendela yang terbuka.
Dilihatnya, Alina sedang dilempari kertas, ditanya tanya, bahkan di siram dengan air mineral.
"Hah," ia menghembuskan nafasnya.
"semua ini karena gue."

KAMU SEDANG MEMBACA
Shaka.
Teen FictionShaka. Seorang cowok yang tidak cool dan tidak bar bar. Ia telah mengubah hidup seorang cewek yang dirundung dengan kesedihan. Hidup cewek itu, semakin berwarna saat Shaka hadir. Teman, sahabat, bahkan mungkin lebih telah dianggap keduanya.