Sore ini mendung, awan hitam lalu menjadi hujan. Hujannya lebat di tambah lagi dengan sambaran petir yang begitu hebat.
Alina mengeratkan tanganya pada badanya. Ia lupa membawa payung, jaket, dan semacamnya. Ia pikir tidak akan hujan, karena pagi tadi begitu cerah. Ia semakin kedinginan saat angin dan air hujan menyambar tubuhnya.
Ia sekarang sedang berdiri di koridor sekolah. Niatnya ia akan menerobos hujan, dan menuju halte. Namun, satu langkah menerobos hujan. Tiba tiba tanganya di tarik oleh seseorang, ternyata orang itu adalah Shaka. Ia menarik Alina kembali ke tempat semula. Alina melepaskan tangan Shaka."Lo bisa basah" ucap Shaka. Setelahnya ia membuka jaket yang dipakainya lalu menjadikan jaket itu sebagai payung.
"Ayo!" ucap Shaka. Awalnya Alina ragu. Namun Shaka kembali menarik tangan Alina, mau tidak mau Alina harus ikut denganya.
Shaka melepaskan tanganya, ia kembali memgang jaketnya agar muat untuk keduannya.
Mereka berdua sekarang berada di bawah derasnya hujan, yang hanya dibatasi oleh jaket milik Shaka.
Sampailah sudah mereka di halte. Mereka berdua duduk dikursi yang telah tersedia. Mereka menunggu bis kota, sekaligus berteduh. Tidak ada pembicaraan diantara mereka, keduanya terdiam bisu.
Hujan semakin lebat, angin juga semakin kencang. Alina semakin merasa kedinginan. Bagaimana tidak? seragam sekolahnya pendek. Rok, baju, dan sekujur badanya telah basah terkena air hujan. Bukan terkena air hujan saja, ia juga disiram sengaja tadi di kelasnya.
Shaka yang melihat itu, dengan segera ia mendekat ke arah Alina. Dan langsung saja ia memeluknya. Alina meronta, untuk melepaskan pelukan Shaka."Kamu ini. Berani sekali kamu memelukku!" teriak Alina setelah ia berhasil melepaskan pelukanya.
"Lo kedinginan kan?" tanya Shaka.
"Iya. Tapi bukan berarti aku membutuhkan pelukanmu!"
Shaka menatap Alina.
"maaf,"ucapnya.
Alina mengalihkan pandanganya."Kenapa kamu mengantarkan aku ke sini?" tanya Alina, tanpa menatap Shaka.
"Karena kalau lo lari lo bisa basah"
"Aku sudah basah dari tadi"
Shaka menunduk,"iya gue tau. Itu semua karena gue. Gue, jadi ngerasa bersalah sama lo"ucapnya.
Alina menatap Shaka.
"Maaf, gue udah buat lo kayak gini" lanjutnya.
Alina terseyum,"Tapi, sepenuhnya bukan salahmu, ini juga salahku. Seharusnya aku tidak melemparkan uang itu, ke arahmu. Itu sangat tidak sopan"
Shaka menatap Alina,"terima kasih untuk semuanya"sambung Alina.
Shaka terseyum,"gue itukan teman lo"ucapnya tanpa malu.
Alina menaikkan alisnya."iya, gue teman lo kan. Mulai saat ini"sambung Shaka. Alina terseyum, lalu mengangguk.
****
Alina telah pergi, menggunakan bis kota yang ditunggunya sedari tadi. Sedangkan Shaka ia kembali ke sekolah, untuk mengambil motornya.
Hujan juga telah berhenti saat ini, dan langit kembali cerah, seperti pada awalnya.Shaka berjalan menuju parkiran. Tidak disangka, kedua sahabatnya masih ada di sana.
"Ka, lo dari mana aja?" tanya Eza.
"Ho. Oh. Dari tadi kita nungguin lo tau!" sambung Erik.
Shaka tersenyum. Lalu melangkah, mengusir Erik yang sedari tadi menyendeh di motornya.
"Loh loh, lo mau pulang?" tanya Erik.
Shaka menaiki motornya,"ya iya, masa mau nginap di sini. Hahah"
Ia tertawa aneh. Tidak ada yang lucu, tapi ia tertawa begitu saja. Membuat kedua sahabatnya, keheranan.
"lo kesambet ka?"tanya Eza yang dilihat dari mukanya terlihat ketakutan. Begitu juga dengan Erik ia semakin menjauh dari Shaka.
Shaka yang tadinya berniat memakai helmnya, niatnya ia urung. Ia bangun dari motornya dan mendekat ke arah kedua sahabatnya."Ka lo beneran ke sambet?"tanya ulang, kedua sahabatnya.
Shaka menaruh kedua jari telunjuknya dibibir kedua sahabatnya.
"Emangnya muka gue, kayak kesambet ya?"
Eza dan Erik mengkernyit.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~°
Maaf ya buat readers.
Kalau cerita aku gak
bagus. Atau kata²nya gak cocok. Oh iya, kalau boleh aku minta komen dan vote kalia ya.Soalnya, Komen kalian bisa buat aku tau kalau yang salah di bagian mana aja. Dan kalau vote, buat aku lebih semangat nulisnya.
Makasih...ya. Sekali lagi😊

KAMU SEDANG MEMBACA
Shaka.
Teen FictionShaka. Seorang cowok yang tidak cool dan tidak bar bar. Ia telah mengubah hidup seorang cewek yang dirundung dengan kesedihan. Hidup cewek itu, semakin berwarna saat Shaka hadir. Teman, sahabat, bahkan mungkin lebih telah dianggap keduanya.