Ara pov
Malam ini langit kembali tidak bersahabat denganku. Langit kembali menurunkan tetes demi tetes airnya, sehingga aku hanya bisa diam menunggu hingga langit kembali bersahabat dengan ku.
Sudah hampir satu jam aku menundung agar langit kembali bersahabat denganku. Dan sudah hampir satu jam pula aku hanya berdiri di depan sebuah rumah makan, yang sudah tutup.
"Aku tak habis pikir, bagaimana bisa setiap aku tidak membawa payung hujan selalu turun!" Ucap ku kesal, sembari melindungi diri agar tak terkena tetesan air hujan.
Disaat aku sibuk melindungi diri agar tak terkena hujan, tanpa ku sadari ada sepasang suami istri yang terus memperhatikan diriku dari dalam rumah makan.
"Hei nak mari masuk. Jangan terlalu lama diam diluar saat hujan seperti ini, nanti kau bisa sakit" ujar seorang wanita yang aku perkirakan hampir berumur setengah abad.
"Oh, tidak apa apa bu, terimakasih... saya tunggu diluar saja" ucap ku sembari tersenyum.
"Ayo masuk saja, hujan semakin lebat dan kuperkirakan hujan ini akan lama redanya" ujar ibu tadi agak sedikit memaksa. Setelah berpikir cukup lama, aku pun ikut masuk ke dalam rumah makan itu, karena hujan terlihat masih lama redanya.
"Mari nak duduk dulu" ujar ibu tadi. Aku pun duduk dengan canggung, karena di meja ini duduk seorang pria yang sepertinya suami dari ibu tadi.
Setelah beberapa menit tidak ada perbincangan akhirnya si ibu tadi memperkenalkan diri, untuk mengurangi kecanggungan yang terjadi.
"Oh ya nak, perkenalkan nama ku Merlia Putri dan yang ada disampingku ini adalah suami ku Beni Wijaya. Kami pemiliki rumah makan ini" ujarnya memperkenalkan diri.
"Ah ya.., perkenalkan nama saya Keisha Arabella" ucap ku sembari tersenyum.
"Wah... nama yang cantik seperti orangnya, betul tidak ben?" Ujar Bu Merlia, sembari menanyakan pendapatnya kepada sang suami. "Ya betul nama yang cantik" Ucap Pak beni menanggapi.
"Terima kasih" balas ku dengan senyuman. Setelah perkenalan tadi, keadaan kembali hening. Hingga Pak Beni mengeluarkam suaranya.
"Hmm..nak apa orang tua mu tidak mencarimu? Karena ini sudah hampir larut malam, dan menurutku kamu masih seorang pelajar" Tanya Pak Beni.
"Ah..itu saya memang pelajar pak, dan saya tidak punya orang tua jadi tidak ada yang mencariku" Jawabku sembari tersenyum.
"Oh..nak maafkan aku, aku sungguh tidak tau" Ujar Pak Beni merasa bersalah.
"Tidak apa apa pak, saya sudah biasa" Jawabku dengan tenang.
"Kalau boleh tau, kamu tinggal dengan siapa sekarang?" Tanya Bu Merlia.
"Saya sekarang tinggal sendiri, tapi dulu saat saya kecil saya tinggal di panti asuhan, dan saat usia saya genap 17 tahun saya memutuskan untuk keluar" Jawabku.
"Benarkah?! Aku sungguh tidak percaya di umur mu yang semuda ini sudah tinggal sendiri, apalagi ini adalah kota yang besar" Ujar Bu Merlia tidak percaya.
"Apa yang membuat mu, ingin tinggal sendiri?" Tanya Pak beni.
"Saya ingin mandiri, dan juga saya tidak ingin merepotkan ibu panti yang sudah baik membesarkan saya. Jadi menurut saya ini sudah waktunya saya untuk mandiri dan keluar dari panti" Jawabku yang membuat sepasang suami istri itu takjub atas pola pikir ku.
"Aku bangga padamu nak, di umur mu yang masih muda ini kamu sudah berpikir seperti itu. Kalo boleh ibu tau siapa yang membiayai sekolah dan tempat tinggal mu?" Tanya Bu Merlina penasaran.
"Untuk biaya sekolah saya mendapat beasiswa bu, jadi saya tidak perlu mengeluarkan biaya sekolah. Dan untuk membayar sewa tempat tinggal saya bekerja paruh waktu bu" Jawabku dengan tersenyum bangga
"Wah..kamu sangat hebat nak! Tapi apa itu tidak membuatmu capek?" Tanya Pak Beni
"Tidak sama sekali, karena saya senang melakukannya dan jika saya tidak melakukannya saya tidak akan bisa membayar biaya tempat tinggal saya hehe" Jawabku sembari terkekeh.
"Mmm...maaf Bu Pak, apa saya boleh meminta minum?hehe" Tanyaku tanpa rasa malu.
"Oh yaampun, maafkan ibu nak sampai lupa memberimu minum" Ujar Bu Merlin merasa tidak enak.
"Tidak apa apa bu, pembicaraan tadi terlalu membuat orang penasaran jadi mungkin ibu lupa hehehe" Ucapku dengan tidak tau malunya.
"Ahahahha... benar juga nak, pembicaran tadi terlalu membuat penasaran" Timpal Pak Beni, membuat semuanya tertawa."Ini nak, minumnya dan juga ibu bawakan makanan mungkin kamu lapar" Ujar Bu Merlia
"Terimakasih bu, saya juga memang sudah lapar hehehe" Jawabku kemudian langsung ku makan makanan tadi yang sudab diberika bu merlia dengan lahap.
Pak Beni dan Bu Merlia hanya meperhatikan aku makan, aku yang diperhatikan seperti itu sama sekali tidak merasa canggung karena aku sudah biasa diperhatikan oleh orang lain.
Setelah aku selesai makan mereka menyuruhku untuk tidur disini karena hujan tidak kunjung reda dan hari sudah semakin gelap, aku awalnya menolak tapi mereka terus memaksaku hingga akhirnya aku berakhir tidur disini.
Oh ya jika kalian ingin tahu tempat makan ini terdiri dari 3 lantai, lantai pertama digunakan untuk usaha mereka, di lantai kedua mereka gunakan untuk menerima tamu dan juga sebagai ruang makan, dan terkahir di lantai tiga mereka gunakan untuk tempat istirahat yang terdiri dari 2 kamar.
Aku menempati kamar kosong yang sudah lama tidak dipakai, menurut penjelasan mereka ini adalah kamar almarhum anak mereka yang sudah meninggal 5 tahun yang lalu. Walaupun kamar ini kosong tapi kamar ini masih tertata rapi dan bersih, terlihat jelas bahwa mereka selalu membersihkan kamar ini.
Maaf ya kalo penulisannya masih belum baik, karena aku masih belajar..
Kalau kalian penasaran sama lanjutannya, bantu aku dengan kasih bintang ya biar aku semakin semangat menulisnya...
Mohon dukungannya ya teman-teman..
Terima kasih :)))

KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Ara [On Going]
Romance"Terima kasih tuhan karena telah mempertemukanku dengan mereka" - Keisha Arabella - - - Tidak pandai membuat description, kalau kalian kepo boleh baca :)