Seulgi menutup berkas pasien di tangannya. Dia baru saja selesai memeriksa pasien di ruangan prakteknya. Helaan nafas lolos begitu saja dari mulutnya saat dia mengingat kembali tatapan dan kalimat Lisa padanya. Memang pada dasarnya dia tidak berani pada Lisa. Karena pengetahuannya masih lebih minim dibanding dengan Lisa. Kemampuan operasinya juga masih jauh di bawah Lisa.
Seulgi menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi kerjanya. Seulgi memang ingin menjadi nomor satu dan ingin diakui oleh seisi rumah sakit. Namun, sepertinya usahanya belum cukup hanya dengan memanipulasi data dari pasien Lisa. Dirinya memang ahli di bidang ortopedi. Tapi, Lisa unggul di segala bidang operasi maupun terapi. Karena dia tahu, seberapa kerasnya usaha Lisa untuk belajar dan masuk ke rumah sakit ini.
Drrrrtttt! Drrrttttt!
Seulgi mengalihkan perhatiannya pada ponselnya yang bergetar. Tanpa basa basi, Seulgi pun menggeser tombol hijau di layar ponselnya dan menempelkan ponselnya ke telinga.
"Dokter Kang disini. Ada yang bisa dibantu?"
'Ini aku, dokter Bae. Kau mau makan siang bareng?'
"Aku sedang malas makan siang."
'Kalau begitu, aku akan ke ruanganmu saja.'
"Mwo?! Ngapain kau datang ke ruanganku?"
'Tentu saja untuk bertemu denganmu, chagiya.'
"Ah eh, umm.... Itu.... Aku baru ingat mau bertemu dengan dokter Choi."
'Kau bermasalah lagi dengan dokter Choi?'
"A-aniyo. Hanya saja, aku mau membahas sesuatu dengannya."
'Kalau begitu, aku akan menemanimu.'
"Andwae! Kau tidak perlu serepot itu, dokter Bae. Ya sudah kalau begitu aku tutup ya."
Seulgi pun mengakhiri panggilan tersebut dan langsung berlari keluar dari ruangannya.
***
Sementara itu....
Lisa dan Jisoo baru saja menyelesaikan makan siang mereka. Saat ini, mereka tengah disibukkan oleh pemeriksaan pasien. Lisa memeriksa pasien umum sementara Jisoo memeriksa pasien dengan penyakit asma.
"Anak Ibu tidak apa-apa. Dia hanya mengalami sedikit demam." Lisa menyelipkan kedua tangannya ke saku jubah dokternya seraya tersenyum, "Aku akan memberinya suntikan lalu obat untuk diminum."
"Ah! Kamsahamnida, dokter."
Lisa membuka langkahnya mendekati meja kerjanya. Dia menulis sesuatu pada kertas resep dan memberikannya pada suster yang menemaninya untuk mempersiapkan obatnya.
"Suntikkan Sidiaryl sebanyak 15 ml dan siapkan Asetaminofen pada anak itu." Ucap Lisa seraya memberikan kertas resep tersebut pada suster yang menemaninya.
Setelah menerima kertas resep dari Lisa, sang suster pun melakukan apa yang diperintahkan oleh Lisa. Sementara Jisoo, dia baru saja memberikan oksigen pada salah satu pasiennya.
"Dilihat dari gejalanya, dia telah mengidap asma selama 3 bulan." Jisoo menatap orang yang ada di sampingnya, "Apakah dia pernah konsultasi ke dokter tentang penyakit asmanya?"