Takdir...
Semua orang mempercayainya. Berbeda dengan gadis yang bernama Jennie. Dia tidak percaya akan takdir. Tapi, takdir mempertemukannya dengan seorang wanita bernama Rosé. Takdir yang membuatnya jatuh cinta pada wanita yang lebih muda darinya itu.
***
Sekolah Menengah Eungkwang
Seorang gadis tampak berjalan santai di koridor sekolah dengan novel di tangannya dan earphone yang terpasang di telinganya. Dialah, Rosé. Rosé tampak serius membaca novelnya, hingga tak menyangka dia menabrak gadis lainnya.
Menyadari dia menabrak gadis lain, Rosé pun menundukkan kepalanya sembari meminta maaf pada gadis yang ditabraknya tadi. Setelah itu, Rosé pun berlalu dari hadapan gadis tersebut. Gadis yang ditabrak Rosé tadi hanya menatap Rosé dengan tatapan bingungnya. Tak lama kemudian, gadis tersebut pun tersenyum.
"Jennie?" Gadis yang ternyata bernama Jennie tersebut mengubah tatapannya pada seseorang yang memanggilnya.
"Ada apa, Seulgi-ah?" Tanya Jennie pada gadis yang dipanggil Seulgi.
"Gwenchana?" Tanya Seulgi.
Jennie menggeleng, "Gwenchana."
Seulgi menghela nafasnya, "Kau ditabrak sama adik kelas."
"Dia kan sudah minta maaf." Jennie mengibaskan tangannya di depan wajah Seulgi, "Tak usah terlalu dipikirkanlah."
Seulgi memutar malas bola matanya. Dia tahu kebiasaan buruk Jennie. Jika Jennie sudah menyukai seseorang, maka dia akan melepaskan orang itu begitu saja. Tapi, jika Jennie sudah membenci orang tersebut, Jennie sudah pasti akan membuat perhitungan dengan orang tersebut.
"Oh iya, bukannya kau ada pertandingan basket hari ini?" Ucap Seulgi yang membuat Jennie terkesiap.
"Kenapa baru kau ingatkan sekarang?" Jennie bergegas beranjak dari hadapan Seulgi.
Seulgi menghela nafasnya dan menggelengkan kepalanya. Tak lama kemudian, dia tersenyum pada kelakuan sahabatnya itu. Setelah itu, dia melihat jam yang melingkar di tangannya itu lalu beranjak dari sana karena dia hendak mengikuti olimpiade fisika.
***
Lapangan basket telah dipenuhi oleh gemuruh penonton yang akan menonton pertandingan basket. Pertandingan basket antara kelas 1 dan kelas 2. Semua siswi telah menunggu saat seperti ini.
"Eh, denger-denger super rookie dari kelas 1 yang bernama Park Chaeyoung turun dalam pertandingan kali ini ya?"
"Benarkah?! Wah! Aku sudah tidak sabar melihat dia bertanding melawan Kim Jennie."
"Kapten basket dari tim sekolah kita?! Ini pasti menarik!"
Begitulah celotehan para siswi yang menonton pertandingan basket.
Tak lama kemudian, kedua tim dari masing-masing kelas pun keluar dan bersiap di lapangan. Kedua tim melakukan latihan ringan sebelum bertanding. Setelah merasa cukup, kedua tim pun bersiap di bangku masing-masing.
Kelas dua yang dikapteni oleh Jennie melakukan briefing kepada timnya. Sementara Kelas satu yang dikapteni oleh Tzuyu juga melakukan briefing terhadap timnya. Setelah itu, kedua tim dari masing-masing kelas pun bersiap untuk tanding.
Nayeon, selaku Center dari tim kelas dua pun bersiap melakukan Jump ball. Begitu juga Tzuyu selaku Center dari tim kelas satu. Keduanya saling melemparkan senyuman miring sebelum akhirnya melompat menangkap bola yang dilemparkan oleh wasit.