C H A P T E R 18 : Anxious

3.3K 314 9
                                    

Happy reading~

ㅇㅡㅇㅡㅇ

Tempat ini sangat indah. Dipenuhi dengan berbagai macam bunga, harum semerbak pun memenuhi tempat yang terlihat seperti replika surga ini. Sungguh sangat nyaman.

Mataku menatap binar pada seorang lelaki yang sedang merangkai bunga menjadi bentuk sebuah mahkota yang sangat indah. Dengan tersenyum, ia memasangkan mahkota bunga itu di atas kepalaku. Aku terkagum dengan hasil tangannya, sangat cantik.

"Bunga ini terlihat sangat indah." Pujiku dengan melirik sisa bunga yang masih berada di tangannya.

"Ya, bunga ini memang sangat indah. Namun kau tau apa yang lebih indah dari ini?"

"Apa?"

"Dirimu. Bahkan dirimu tak bisa disandingkan dengan berjuta ragam bunga di dunia." Lagi-lagi lelaki itu tersenyum manis padaku.

Aku tertawa mendengar penuturannya. Dia memang sangat suka memberiku kata-kata manis, hingga pipiku memerah dibuatnya.

"Kau selalu saja berkata manis." Balasku dengan sedikit kesal.

"Haha. Tapi kau memang indah dan sangat cantik." Pujinya lagi, membuat pipiku semakin bersemu merah.

"Sudahlah. Aku harus kembali, sebelum mereka mencariku." Balasku yang segera ingin mengakhiri percakapan. Sebenarnya aku masih ingin berbicara banyak hal dengannya, namun Sang Surya sebentar lagi akan menenggelamkan cahaya terangnya, aku memang tidak bisa melihatnya di dimensi ini, namun perhitunganku tak pernah salah.

"Aku harap kita memiliki banyak waktu lagi." Ucapnya dengan memegang lembut tanganku. Aku tersenyum kecil membalasnya, kuusap salah satu tanduknya yang berbentuk panjang dan sedikit melengkung, membuatnya memejamkan matanya sejenak.

"Aku harus kembali, Lucy. Besok kita bisa bertemu lagi." Lelaki itu hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Aku akan selalu menunggumu, Angel."

Ia mengecup bibirku hangat, sangat lembut. Dan aku menyukainya.

Clauva merenung di hadapan jendela besar kamarnya. Ia masih memikirkan mimpinya semalam. Di dalam mimpi itu, ia melihat seorang gadis yang sangat mirip dengannya yang terlihat bahagia bersama seorang pria bertanduk.

Saat Clauva membayangkan wajah pria itu, membuat dadanya sesak, ada rasa kehilangan di dalamnya. Ia merasa sangat merindukan pria itu. Namun Clauva tidak mengenalnya. Bahkan ia baru melihat pria itu dari mimpinya.

"Memikirkan semua ini membuatku pusing." Gumam Clauva.

"Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" Tanya Snow yang berada di belakangnya.

"Ya." Jawab Clauva singkat.

"Kau mau berbagi cerita denganku?"

"Ehm, sepertinya untuk saat ini tidak. Mungkin lain kali aku akan menceritakannya." Snow hanya menganggukkan kepalanya lucu.

"Oh ya! Snow, apa kau tau sesuatu tentang festival Dýnami Agóna?" Tanya Clauva penasaran, kakinya berjalan menuju sofa yang sedang Snow diami.

"Dari mana kau tau festival itu?" Snow malah balik bertanya, membuat Clauva gemas dibuatnya.

"Aku tau dari Putri Arlina. Ayo, ceritakan sesuatu tentang festival itu!" Seru Clauva.

"Baiklah, baiklah. Kau tau festival ini diadakan satu tahun sekali?"

"Ya, aku tau." Jawab Clauva yang mulai mendengarkan cerita Snow.

"Festival ini dilakukan oleh Pangeran dan Putri dari seluruh kerajaan, dan diadakan di Kerajaan Earyeltizes. Namun sebenarnya, ini tidak cocok disebut sebagai festival, ini lebih kepertandingan. Dýnami Agóna dibagi menjadi tiga bagian, Aneta, Mesaío, dan Dýskolos.

The Cruel King Is My MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang