C H A P T E R 22 : Falling In Love With You

3.1K 312 9
                                    

Hayukk baca dengan khitmat ya😆

ㅇㅡㅇㅡㅇ

        "Menjauh dari Ratuku!" Desisan tajam itu seakan pertanda alarm bahaya tengah terngiang-ngiang di kepala Zero. Tubuhnya menegang, begitu pula dengan gadis yang berada di sampingnya ini.

Dengan gerakan perlahan dan berhati-hati, Zero mengangkat tangannya yang masih berada di atas kepala Clauva, lalu mereka berdua berdiri dan menghadap ke arah sumber suara yang mengagetkan mereka, tentu dengan ujung pedang tajam yang masih setia bertengger di samping leher Zero.

"A-axero.." Clauva menatap mata tajam Axero sesaat, mata pria itu tampak merah memandanginya, membuat Clauva segera menundukkan kepalanya tak berani menatap manik elang itu.

"Clauva," dengan sigap Axero menarik pergelangan tangan Clauva hingga gadis itu sekarang sudah berada di pelukannya. Kini tatapan Axero beralih kembali ke arah Zero yang mencoba terlihat tenang.

"Apa yang kau lakukan dengan Ratuku?" Desak Axero.

Bukannya meminta maaf atau pun berbasa-basi, Zero malah tersenyum tenang, ia membungkukkan tubuhnya sedikit, memberi penghormatan kepada Axero dengan gerakan anggun.

"Salam untuk Yan-"

"Aku tidak perlu salam darimu. Apa yang kau lakukan dengan Ratuku?" Desak Axero sekali lagi.

"Saya hanya mencoba untuk menenangkan Putri, Yang Mulia." Jawaban Zero membuat Axero memicingkan matanya.

"Bagaimana bisa kau masuk ke istana ini?" Tanya Axero lagi. Clauva yang berada di dekapannya pun mencoba untuk menjelaskan, tak mau terjadi hal buruk kepada Zero.

"A-axero, tenanglah. Dia tidak jahat, dia orang yang baik. Jad-"

"Aku tidak bertanya padamu, Clauva. Dan lagi, urusan kita belum selesai." Jawaban Axero membuat Clauva meneguk salivanya dengan susah payah.

"B-biarkan dia pergi, Axero," Mohon Clauva pelan. Axero menatap wajah Clauva dengan pandangan yang sulit diartikan, lalu tiba-tiba ia tersenyum miring yang hanya bisa Clauva lihat. Ia tak tau apa yang berada di pikiran Axero sekarang, semoga bukan sesuatu yang buruk.

"Baiklah, aku akan membiarkannya pergi." Setelah mengucapkan satu kalimat itu, Axero menurunkan pedangnya dari samping leher Zero. Pria berambut panjang itu mengerutkan dahinya bingung.

"S-semudah itu?" Tanya Clauva yang juga merasa bingung. Axero menaikkan alisnya sebelah, terkekeh pelan melihat reaksi Clauva.

"Pergilah, Zero. Jangan pernah menemuiku lagi." Ucap Clauva dengan menatap Zero dalam, begitu pula dengan Zero. Lelaki itu terlihat kecewa saat Clauva mengucapkan kalimat itu.

Zero menghembuskan napasnya pelan, "baiklah, jika ada masalah apapun panggil saja namaku. Selamat tinggal, Angel." Setelah mengucapkan kalimat perpisahan, tubuh Zero menghilang digantikan hembusan angin yang lembut.

"Selamat tinggal, Zero." Lirih Clauva, entahlah, ada rasa sedih menguasai dirinya saat ia tau Zero akan benar-benar pergi.

Sedangkan Axero menatap kepergian Zero dengan pandangan tak suka melihat interaksi Clauva dengan pria itu.

"Kita harus berbicara, berdua." Ucap Axero dengan nada dingin, tangan kekarnya menjauh dari pinggang Clauva, lalu tubuh tegapnya pergi meninggalkan Clauva yang tampak menatap danau di hadapannya dengan nanar.

The Cruel King Is My MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang