C H A P T E R 24 : Trust Me

2.7K 270 3
                                    

#SemogaNggakAdaTypo

ㅇㅡㅇㅡㅇ

       Suara benturan piring-piring perak beradu dengan lantai terdengar nyaring memenuhi lorong. Clauva terkejut, namun ia bersyukur berkat suara itu aksi bejat Pangeran Deon padanya terhenti.

Pangeran Deon menggeram marah karena aktivitasnya terganggu, ia berdiri dengan angkuhnya tanpa rasa takut akan ketahuan kesalahannya. Ia berjalan cepat ke arah pelayan yang menjatuhkan piring-piring perak itu yang terlihat masih ketakutan dan terkejut.

"Apa yang kau lakukan di sini?!" Teriak Pangeran Deon marah, tangannya mencengkeram leher pelayan itu hingga membuatnya kesulitan bernapas.

"A-ampun.. P-pangeran.." ucap pelayan muda itu dengan terbata, wajahnya sudah memerah menahan kesakitan pada area lehernya.

"Kau melihat apa yang kulakukan, hah?!" Pelayan itu berusaha menggelengkan kepalanya, ia sangat ketakutan.

"T-t-tidak.." cicit pelayan itu, mata hitamnya mengeluarkan air mata dengan deras. Ia menangis.

"Aku tau kau melihatnya. Jangan pernah mengatakan hal ini pada Yang Mulia, kau mengerti?!" Sentak Pangeran Deon. Pelayan muda itu hanya mengangguk.

Clauva yang melihat kejadian itu dengan susah payah berjalan ke arah mereka, berusaha melepaskan cengkeraman tangan Pangeran Deon yang belum terlepas dari pelayan malang itu.

"Pangeran Deon, hentikan!" Teriak Clauva marah. Ia mencoba menenangkan pelayan itu yang terlihat mengatur napasnya.

"Setelah menyakitiku, kau juga ingin menyakiti pelayan yang tidak tau apa-apa ini?! Kau benar-benar.." Clauva bahkan tak bisa mendeskripsikan bagaimana kemarahannya saat ini. Ia benar-benar muak dengan perilaku Pangeran Deon kepadanya. Benar-benar tidak bisa dimaafkan.

"Kau berani kepadaku, hah?!" Pangeran Deon menatap Clauva nyalang. Lalu tatapannya beralih ke arah pelayan itu yang sedang membereskan piring-piring yang berserakan dengan tubuh gemetar.

"Kau! Kemari," tunjuk Pangeran Deon pada pelayan itu, dengan sigap pelayan itu kembali berdiri berhadapan dengan Pangeran Deon, tak lupa dengan piring-piring yang berada di tangannya.

"A-ada apa, Pangeran?" Tanya pelayan itu dengan gemetar.

Pangeran Deon mendekati pelayan itu, membisikkan sesuatu padanya tanpa bisa Clauva dengar. Clauva mengerutkan dahinya melihat tingkah laku Pangeran Deon.

"Sekarang pergilah," suruh Pangeran Deon setelah membisikkan sesuatu entah apa itu kepada pelayan muda itu.

"Dan kau, kali ini kau selamat. Namun tidak untuk lain waktu." Pangeran Deon meninggalkan Clauva yang masih mematung di tempatnya. Gadis itu meremas kain yang menutupi tubuhnya dengan kuat.

Clauva merasa sangat marah dan terhina. Tentu saja, perempuan mana yang mau dilecehkan oleh pria asing yang bahkan tidak ingin kau kenali? Tanpa memedulikan etika bangsawan lagi, Clauva menarik lengan Pangeran Deon yang mulai menjauh, hingga membuat Pangeran Deon tersentak dan terkejut.

"Kau-"

Plak!

Bug!

"Dasar brengsek!" Umpat Clauva dengan kesal. Ia menampar pipi Pangeran Deon dan menendang sesuatu yang berada di tengah selangkangan pria itu. Dengan segera ia pergi dari tempat itu, mencoba menahan air mata yang akan kembali keluar. Sudah dipastikan, matanya pasti sudah bengkak akibat ia menangis tadi.

Clauva menuju kamarnya sendiri, bukan ke kamar Axero. Kosong. Sekarang hanya ada dirinya sendiri. Dengan langkah gontai ia menuju kamar mandi yang berada di sana, membersihkan diri dadi bekas sentuhan Pangeran Deon. Mengingatnya kembali membuat Clauva jijik pada dirinya sendiri.

The Cruel King Is My MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang