MC
Akhir pekan pun tiba, pagi itu aku menemani Ibu Lee berbelanja di swalayan dan mengincar pakaian diskonan. Mereka berdua telah bersiap-siap sejak pagi buta bersama para ibu lainnya untuk mengincar diskonan.
Begitu swalayan dibuka, kami berhamburan masuk untuk berburu diskonan, sementara aku dan Ibu Lee berbagi tugas. Aku berburu di bagian pakaian dan Ibu Lee yang berbelanja di bagian kebutuhan dapur. Setelah itu kami pun pulang ke rumah.
Sepulangnya dari swalayan, aku menunjukkan pakaian yang berhasil kudapat. Hosh hosh... "Ibu, lihatlah! Aku mendapat sweater pink murah yang bagus!"
MC masih mengatur napasnya sehabis berdesakan dan berebut memilah pakaian diskonan tadi. Namun dia merasa puas dan bangga mendapat sweater pink, warna kesukaannya.
"Wah, kerja bagus, nak! Kamu pasti cocok dengan sweater pink itu!"
"Ibu, aku mendapat dua buah baju kaos buat Bapak dan Ibu! Sepertinya akan cocok pada kalian! Ujar MC sambil menyeka keringat di dahinya.
Sesampainya di rumah, aku menyiapkan sarapan yang dimasak Ibu Lee. Ibu Lee sengaja tidak membangunkan Bapak yang sedang tidur karena hari itu Bapak mendapat giliran kerja shift malam sebagai petugas security di sebuah perusahaan.
Siang harinya, Bapak mengajakku bermain catur dan kartu remi, kali ini Ibu ikut menonton pertandingan kami. Ibu sengaja menyembunyikan salah satu kartuku agar Bapak menang.
"Ibu curang! Seharusnya aku yang menang!" Ujar MC tidak mau kalah. Aku ketiduran di teras depan rumah, karena anginnya yang sepoi-sepoi memanjakan siapapun yang duduk disana.
Aku terbangun mendengar suara Ibu memanggilku menyuruh masuk. Aku melihat Bapak sedang menonton TV, lalu kami bertiga duduk sambil mengobrol. "Bapak tahu tidak malam ini MC akan berkencan dengan Jumin."
"Eh iya, Bu. Aku hampir lupa kalau aku ada janji hari ini dengan Jumin." MC berterima kasih kepada Ibu karena sudah mengingatkan.
Bapak terkejut mendengar pernyataan Ibu Lee "Benarkah? Syukurlah MC kita sudah dewasa, sekarang dia mempunyai pacar. Mengapa tidak memberitahu Bapak lebih awal?" Bapak menanyakan Ibu Lee.
"Bu bukan, kami tidak berpacaran. Jumin hanyalah temanku, tidak lebih dari itu. Dia merekrutku untuk menjadi rekan kerjanya, aku menjadi rekan penasihat dan negosiator perusahaannya." MC membela diri.
Jumin akan menjemput MC pada pukul 8 malam.
...............................................................................................
Sesampainya di apartemen, MC bersiap-siap untuk ke pasar malam dan selagi menunggu jemputan dari Jumin, MC menyempatkan waktu untuk membaca buku dan mencatatnya. Beberapa menit kemudian ada panggilan masuk dari Jumin. Dia sudah menunggu di depan apartemen MC.
Ketika di dalam mobil, MC dan Jumin duduk bersebelahan. MC memberitahu tempat yang akan mereka tuju kepada Driver Kim.
"Jumin, apa kamu pernah ke taman hiburan sebelumnya?" Tanya MC penuh antusias.
"Belum, aku belum pernah ke sana." Jawab Jumin.
MC bertanya lagi, "Driver Kim, apa Anda mau ikut ke taman hiburan bersama kami?"
"Tidak, Nona MC. Saya hanya mengantar kalian ke sana." Jawab Driver Kim.
Jumin dan MC sampai di taman hiburan. Tempatnya agak ramai dan terdapat banyak lampu-lampu berwarna-warni dan hiasan-hiasan yang mencolok. MC dengan semangat mengajak Jumin ke bagian food court, tempat jajanan pasar berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Goddess (Mystic-Messenger Fanfics)
FantasySarang Im adalah seorang gadis biasa yang berusaha mencari jati dirinya. Setelah pernikahannya dengan Jumin Han, Sarang baru menemukan jati dirinya yang tidak pernah disangkanya dan menghadapi dilemma yang mengharuskan dia memilih untuk tetap mempe...