Tangled Threads

33 2 0
                                    


MC




Sore itu, MC merengut kesal atas perkataan Seven yang mengejeknya. Seven merasa bahwa MC tidak seharusnya mentraktir Jumin saat di pasar malam kemarin dan hal itu menjadi lelucon bagi Seven.

Seven: Apa aku tidak salah dengar? Kamu mentraktir jajanan pasar untuk orang terkaya di Korea? Hahaha... Perutku bisa mati rasa karena tidak bisa berhenti tertawa."

MC menunjukkan nada serius di chat nya "Ini bukan lelucon! Aku memang mentraktirnya. Apa ada yang salah dengan itu? Aku mentraktirnya dengan gajiku sendiri, bukan hasil merampok atau mencuri!"

Seven: "Iya, aku tahu. Tapi tetap saja itu sangat lucu bagiku! Lolololol. Jumin itu seorang billionaire! Dia bahkan bisa memiliki seisi pasar malam itu dengan mudahnya seperti membeli es krim di mini market! Tetapi kau mentraktir seorang billionaire? Hahahaha...

MC tidak mempermasalahkan untuk mentraktir Jumin, walaupun dia mungkin bisa membelinya sendiri. Tapi kenyataannya Jumin merasa senang menyantap jajanan pasar  pemberianku, dan itu membuat MC merasa senang. Luciel sialan! Dia tidak berhenti mengejekku! Gerutu MC.

Pada sore hari pukul 04:30, MC dan Ibu Lee beristirahat sejenak sehabis membungkus pesanan buah untuk acara pernikahan. MC merasa bahagia karena pada hari itu dagangan buah mereka laku banyak. 

Terkadang bahagia sesederhana itu, tidak perlu memiliki harta yang berlimpah dan selalu merasa tidak cukup. Pilihan ada di tangan kita, apakah kita mengingkari nikmat itu atau merasa bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki tanpa mengeluh.

.............................................................................

"Selamat datang di kedai kami!" MC menyambut pembeli yang datang di kedai itu. Namun wajah orang itu terlihat tidak ramah dan bertindak sesukanya. Pria paruh baya itu menghamburkan buah-buahan di etalase yang telah tersusun rapi. Dia lalu menuju meja kasir, tetapi MC menghadangnya.

Ibu Lee terlihat ketakutan melihat pria paruh baya itu yang tidak lain adalah kakak kandung Ibu Lee. Pria itu meminta sejumlah uang dengan paksa kepada Ibu Lee. Ibu Lee langsung berujar, "Bukankah aku baru memberimu uang sebulan lalu? Mengapa sudah habis secepat itu? Apakah kamu berjudi lagi?"

Pria itu mengancam, "Berikan saja uang itu! Kalau tidak aku akan..." Dia mengancam Ibu Lee dengan serius. MC yang sedari tadi terkejut, lalu membuka suara, "Paman! Kamu tidak bisa bertindak sesuka hatimu! Pikirkanlah perasaan Ibuku!

"Ibumu? Apa aku tidak salah dengar? Dia adalah adik kandungku, kau tidak berhak ikut campur urusan kami! Kau bahkan bukan bagian dari keluarga kami, perempuan sialan! Bentak pria itu kepada MC.

Pria itu menjambak rambut Ibu Lee dan hendak memukulnya, namun MC dengan sigap menangkap tangan pria itu untuk melindungi Ibu Lee. MC menatap mata pria kejam itu dengan tajam, tatapan mengintimidasi. "Jika kau tidak meninggalkan tempat ini, aku akan melaporkanmu pada polisi!" MC mengancam pria itu.

"Anak sialan! Berani-beraninya kau mengancamku!" Pria itu lalu menghantam wajah MC dengan kepalan tinjunya. MC meringis kesakitan, namun dia tetap tak gentar menatap tajam seakan menantang pria itu. "Dasar brengsek! Aku tidak akan membiarkanmu menyentuh Ibuku sehelai rambutpun!" MC mengancam pria itu dengan tegas.

Pria itu merasa gentar dengan ancaman MC. Mental pria itu jatuh seketika dengan ancaman MC, dia dengan kesal meninggalkan kami di kedai itu dan tidak berhenti mengumpat.

MC memeluk Ibu Lee dan menenangkannya. "Nak, wajahmu terluka, maafkan Ibu, nak! Ini semua salah Ibu! Walaupun dia sangat jahat, dia tetap kakak Ibu." Ujar Ibu Lee dengan lirih.

My Goddess (Mystic-Messenger Fanfics)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang