Bel sudah berbunyi, perlahan para murid mulai menghilang satu persatu menuju kantin. Lia, Feli dan Lovyta masih diam dikelas. Lovyta masih sibuk dengan buku Fisikanya, Feli diam, dan Lia sibuk merapikan buku-bukunya untuk mengembalikan lagi kursinya kebangku semula."Vy, kantin yuk." ajak Feli setelah beberapa menit ia merasa bosan berdiam.
"Bentar nanggung," sahut Lovy tanpa memandang kearah Feli.
"Fel, gue ketoilet dulu ya," ucap Lia berlari keluar tanpa mendengar jawaban dari Feli dulu.
"Astaga itu si Lia tahu gak sih arah ke toiletnya." gerutu Feli berdecak kesal.
"Gapapa lah, salah dia sendiri gak mau denger omongan kita dulu, nyasar ya nyasar dia yang salah." balas Lovy santai lalu menutup bukunya. "Yaudah kantin yuk."
Feli pun berdiri lalu mengikuti langkah Lovy.
Disisi lain Liaa sudah berada di toilet, ia tidak nyasar karna Lia sebelumnya menanyakan dulu kepada orang yang lewat. Tak butuh waktu lama akhirnya Lia keluar dari toilet.
"Astaga, jalan pulangnya kemana ya?" ucap Lia bertanya kepada diri sendiri kebingungan, karna ada tiga jalan keluar dari sana.
"Kesini aja deh." Lia memutuskan berjalan menuju arah yang ia tentukan tanpa berpikir lebih lama.
Setelah masuk lebih dalam ia bukan masuk ke lorong kelas? Tetapi ia malah masuk kedalam yang ada pohon pohon, ada bunga, tempat duduk pula ada.
"Hey." teriak seorang lelaki membuat Lia menoleh.
"Lo siapa?"
"Lo yang siapa, kenapa kesini?"
"Gue tadi abis dari toilet."
"Oh, Lo murid baru ya." mendengar ucapan lelaki itu Lia pun mengangguk mengiyakan. Lia tahu siapa nama lelaki itu, terlihat dari name-tag nya Raymond Leonard.
"Abis dari toilet kenapa kesini?"
"Gak tahu, gue lupa arah jalan pulang." Jawaban Lia mampu membuat Raymond tertawa kecil, membuat Lia bingung.
"Apaan sih malah ketawa, gue tahu gue lucu."
"Hah, apa Lo bilang?"
"Udah ah diem, yang penting sekarang Lo beritahu gue jalan keluarnya."
"Kemana?"
"Kelas!"
"Temen temen Lo udah ada dikantin."
"Yaudah kantin."
Raymond pun berjalan diikuti dengan Lia yang berjalan dengan kesal. Ngapain juga ia harus lupa segala? Memalukan bukan? Apalagi Raymond yang tak sengaja datang menghampirinya.
Raymond dan Berlian berjalan beriringan menuju kantin membuat sebagian para murid yang melihatnya kesal tak karuan. Tentu saja melihat Raymond berduaan dengan perempuan lain membuat sebagian murid iri, ingin sekali mendapatkan Raymond namun jangan harap Raymond akan menerimanya, ia sangat susah membuka hati dan membutuhkan waktu beberapa lama.
Raymond dan Lia sudah berada dikantin. Tentu saja Lovyta dan Feli duduk dekat bersama teman teman Raymond. Kedatangan mereka berdua justru membuat teman teman Raymond memandangnya.
"Kok bisa bareng?" tanya Lovyta memandang Lia, sudah pasti sekarang Lovy sedang asik ngobrol bersama Akasya.
"Tau, dia lupa jalan pulangnya." jawab Raymond sontak membuat teman teman yang disana tertawa, namun apalah Lia, ia sudah sangat kesal dan malu sekali.
"Udah Lia, sini duduk." Lia pun duduk disebelah Feli dengan memasang wajah kesal.
Lia baru melirik satu persatu lelaki yang ada didepannya. Mulai membaca dari name-tag teman teman Raymond. Akasya, Rizky, Deris, Guntur, Raymond lalu berakhir pada Arsel. Laki laki yang selama ini ia cintai, Lia tak lepas memandang Arsel, sampai Arsel tersadar bahwa Lia sedang memandangnya. Terulas senyuman manis dari wajah Arsel membuat Lia berbunga bunga, ia menahan kesenangannya, malu juga kalau senyum senyum sendiri di depan teman temannya ini? Pasti ia dianggap gila. Iya, gila karena cinta, eakk:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Dua Hati [Slow Update]
Teen Fiction"Mau gak mau. Suka gak suka. Mulai detik ini juga, Lo jadi pacar gue!" Sontak gadis berbandana merah itu mendongak, ia menatap wajah tampan cowok yang sedang menembaknya barusan. "Enak aja Lo!" Berlian Faradilla. Gadis itu nekat berpindah sekolah. N...