Surat Rahasia

227 16 25
                                    

Musim semi tahun 1971

Harry mengatakan bahwa sahabatnya, Kendall Jenner, menerima sebuah surat dari orang iseng. Pada awalnya, Nona Jenner menyangka surat itu ditulis oleh salah satu teman satu gengnya, Gigi Hadid, yang sedang mengalami suatu masalah pribadi. Nona Hadid terbiasa mencurahkan masalahnya lewat surat dan disimpan di dalam locker Nona Jenner. Agak anek memang persahabatan para gadis ini, tapi mungkin mereka memang menyukai sesuatu yang dramatis dan romantis. Pakai surat-suratan segala, maksudku.

Tetapi ternyata surat itu bukan berisi curhatan seorang sahabat. Nona Jenner menemukan surat itu dua minggu lalu di dalam tas bukunya. Dan isi surat itu telah membuatnya shock.

"Kasihan Kendall yang sangat manis dan polos. Dia shock mengalami hal seperti ini" kata Harry kemudian dengan penuh rasa prihatin. Dia menceritakan hal itu ketika kami bertemu di kantin sekolah pada istirahat pertama. Dia juga menceritakannya pada Liam, Louis dan Niall yang duduk bersama kami dalam satu meja. "Tetapi dia nggak pantas jadi bahan lelucon orang iseng!"katanya lagi dengan emosi.

"Tunggu, dari tadi kamu bilang Kendall ini Kendall itu. Aku nggak kenal tuh yang namanya begitu" sahut Liam. Louis dan Niall juga serempak menganggukkan kepala.

"Kendall Jenner, anak kelas sebelah yang selalu pakai sweater gede banget dan kacamata tebal. Kalian sih nggak akan kenal dia, karena Kendall itu di luar wilayah kalian"

"Memangnya dia dari planet mana?" Louis terkekeh–kekeh.

"Heh, jangan sembarangan, ya! Dia itu sahabatku sejak kecil, tahu! Dia sangat baik dan pintar. Kalian tentu gak terlalu memperhatikan gadis-gadis seperti Kendall karena yang kalian kejar kan cewek seksi dan montok macam ketua cheerleader itu"

"Nah, kalau Kendall yang dapat suratnya, kenapa kamu yang marah–marah?"aku bertanya.

"Jelas aku marah dong, Z. Masa sahabatku yang sangat baik itu jadi sasaran orang iseng? Kalau saja aku tahu orangnya, pasti kujotos sampai benjol! Biar tahu rasa"

Kemudian Harry melanjutkan ceritanya, bahwa dia mengetahui soal surat itu saat Kendall kepergok sedang membuang selembar kertas yang sudah kusut di tong sampah. Harry menanyakan surat apa gerangan yang dibuang Kendall, tapi gadis itu tidak mau berterus terang. Karena penasaran, Harry sampai mengorek–ngorek tong sampah. Setelah menemukan surat itu, Harry membacanya. Ternyata isinya cuma tiga buah kata saja, ditulis dengan huruf kapital dan tinta kuning cerah.

"Ini dia suratnya" Harry memperlihatkan selembar kertas kumal yang disimpannya di atas meja. Liam lebih dulu menyambar kertas itu dengan cepat. Beberapa saat kemudian, tetiba wajahnya tampak kaget dan takut, "I'll kill you" katanya. "Gadis itu akan dibunuh!" lanjutnya sambil memasang wajah ngeri.

"Baca yang benar, bodoh!" Harry melotot kesal ke arah Liam. Laki–laki itu tertawa.

Niall mengambil kertas itu dari tangan Liam. Dia dan Louis membacanya dengan agak kencang, "aku suka kamu" mereka mengeja isi surat itu. "Ck, ini cuma ungkapan cinta anak SMA. Paling–paling ada yang ngebet banget sama temanmu yang jenius itu. Kenapa harus diributkan?" Louis menyeringai.

"Ya, kecuali yang mengirim surat itu kepala sekolah, baru kita patut meributkannya" kataku pada Harry.

"Kalian tidak mengerti" Harry mengehela nafas panjang. "Ini Kendall, teman-teman. Dia jarang menerima pernyataan cinta dan sangat pemalu. Kalau ada yang naksir padanya, baginya itu hal besar!"

"Makanya aku gak mau kalau ada orang yang memainkan perasaannya begitu saja. Dan aku sudah memutuskan bahwa dugaan sementara pelaku keisengan ini adalah kalian berempat!" Harry tampak sangat marah. Dia menunjuk wajahku dan ketiga temanku yang lain dengan mulut bersungut–sungut. Kalau tidak dihentikan, sepertinya dia akan segera meledak laksana bom nuklir.

1D & Zarry Anthology (Oneshots)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang