Klarifikasi

259 33 3
                                    

Yohan side.

Gue tarik Taehyun untuk minta penjelasan darinya kenapa Hyewon gue jadi kek gitu.

"Oke-oke gue jelasin!"

"Jadi gini singkatnya. Tadi subuh gue ga sengaja ngeliat ayah masuk ke kamar nuna pas gue habis ke dapur. Jadi gue ngintip dikit dan ngeliat ayah menempelkan tangannya ke dahi nuna sambil baca-baca yang gue gatau apa itu. Terus ayah keluar. Gue kepergok. Terus gue minta penjelasan. Kata ayah itu untuk hilangin ingatannya. Dan jadilah dia seperti sekarang."

"Hilang ingatan?"

"Ya."

"Berarti gue dilupain?"

"Iya. Lu kayaknya harus berusaha lebih ekstra lagi. Karna sifat asli nuna gue ya begini. Polos, lugu, ceroboh. Jadi lu bantuin gue, hyung."

Gue hanya bisa mengangguk sesekali melihat ke arah Hyewon yang sekarang bermain dengan kucing yang tadi udah mencakarnya. Melihatnya sekarang makin fresh.

"Oiya, hyung. Untuk yang badan nuna gue yang gabisa kena panas itu... Sebenarnya.."

"Dia bukan manusia?"

"Iya.."

Duarrr!

Gue kaget. Membelalakan mataku dengan lebar. Sakit hati gue kalo dia bukan manusia. Pantesan cantiknya itu tidak manusiawi.

"Canda hyung. Gue belum selesei ngomong dah lu potong aja. Nuna gue manusia. Cuma ada kelainan soalnya keturunan dari oma."

Bgst ya lu, Taehyun. Gue dah shock menerima kenyataan taunya candaan.

"Kalian ngomongin apa?"

Hyewon tiba-tiba muncul membuat gue dan Taehyun sedikit terperanjat karna kaget.

Matanya.. Benar-benar berubah.. Tidak seperti kemarin-kemarin yang berisi kegelapan dan kesedihan. Sekarang tatapannya sungguh polos dan ingin tahu segalanya seperti anak kecil.

Tatapannya itu membuat gue tersenyum. Tangan gue reflek mengusap kepalanya.

"Gapapa.."

Dan gue reflek cium keningnya..

Reflek woy! Reflek! Jangan protes kalian.

"Hyung. Lu cari kesempatan dalam kesempitan sekali."

"Mumpung bisa gitu loh."

"Dih!"

"Main lagi gih sana." Kata gue masih mengusap rambutnya.

Hyewon hanya meresponnya dengan mengangguk dan berlari bermain dengan kucing lagi.

"Senang bisa melihat nuna kembali kayak dulu."

Gue yang awalnya ngeliatin Hyewon jadi ngeliatin Taehyun sekarang.

"Lu kayaknya harus say goodbye dengan sifat nuna gue yang sebelumnya, hyung."

Gue mengangguk meresponnya.

"Sifatnya yang sekarang lebih menggemaskan wkwk."

Taehyun tersenyum penuh arti untuk kakaknya itu. Membuat ngeliatnya merasa aneh.

"Nuna!"

"Ne?"

Taehyun menyeru kakaknya untuk mendatangi kita.

"Nuna belum kenalan sama dia." Kata Taehyun sambil menunjuk ke arah gue.

Hyewon berlari ke arahku dan tersenyum dengan manis, menjulurkan tangannya.

"Namaku Hyewon, Kang Hyewon."

Gue membalas uluran tangannya. Agak sakit sih dia melupakan gue. Tapi gapapa untuk sekarang gue bisa kenalan lebih dalam lagi.

"Kim Yohan." Kata gue sambil tersenyum.

"Tampannya..."

"Eh?"

"Yohan tampan kalau tersenyum begitu."

Pastikan wajah gue memerah sekarang. Tangan kiri gue reflek mencubit lengan Taehyun saking saltingnya gue.

"Hyung! Cubitan lu sakit!"

Gue gak gubris omongan Taehyun. Mata gue hanya terpaku dengan Hyewon yang sekarang.

"Eoh? Hidung Yohan berdarah! Aku akan segera mengambil tisu! Tunggu sebentar ya!" Kata Hyewon sambil menunjuk wajah gue dan segera berlari mengambil tisu di dalam villa.

"Ppffttt! Segitu terpananya ya, hyung?"

Gue mengelap hidung gue. Dan benar saja kalo gue mimisan sekarang.

"Baru dibilang tampan aja udah begini, bagaimana kalo nanti." Kata Taehyun sambil menertawakan gue.

Kurang ajar.

"Ini tisunya."

Hyewon memberikan 3 lembar tisu ke tangan gue dan menatap gue penuh khawatir.

Kapan lagi coba dikhawatirin calon bini gini? :)

"Makasih ya." Kata gue sambil menepuk-nepuk pelan kepala Hyewon.

"Taehyun.."

"Kenapa nuna?"

"Sepertinya nuna menyukai Yohan.."

"EHHH?!"

To be continue..

Datar || YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang