Cerdas

394 56 1
                                    

"Nuna," panggil Taehyun.

"Hm?"

"Nuna ngapain bungkusin bensin terus masukin dalam tas gitu? Mana bawa korek juga."

Hyewon hanya menggedikkan bahunya tanda dia tidak mengetahuinya.

"Masa gatau?" Tanya Taehyun.

"Gatau. Cuma insting."

Taehyun hanya mengangguk gak lama setelah itu Taehyun mendapat telpon dari ayahnya.

"Halo yah?"

"Dek, suruh nunamu jangan kemana-mana?"

"Loh kenapa?"

"Nuna kamu dalam bahaya."

"Hah?!"

Taehyun langsung memandangi nuna nya.

"Kenapa dek?" Tanya Hyewon.

"Nuna gaboleh kemana-mana."

"Tapi nuna ada kelas."

"Gaboleh."

"Nuna bisa jaga diri sendiri. Nuna pergi ya."

Hyewon keluar dari rumahnya menuju ke kampus.

"Yah, nuna udah pergi."

"Astaga anak itu.. Yaudah doakan aja semoga nuna mu selamat. Ayah dan ibu gak bisa kesana untuk ngeliatin keadaan kalian. Kalian hati-hati ya. Terutama nuna mu itu."

"Iya ayah. Take care yah."

"Hm. Kamu telpon temanmu siapa tuh yang seumuran sama kakakmu itu. Minta bantuan dia untuk sementara jagain kakakmu."

"Hm baik yah. Taehyun tutup ya."

"Iya, hati-hati nak. Ayah dan ibu khawatir disini."

Beep

Gak lama Yohan datang ke rumah mereka sambil makan es krim.

"Hyung, gak ngampus?" Tanya Taehyun.

"Gak. Gak ada kelas hari ini kenapa?" Tanya Yohan.

"Em.. Bisa minta tolong?"

"Hm?"

Yohan mengangkat alisnya heran. Tumben banget pikirnya.

"Tolong jagain nuna gue."

Raut wajah Yohan seketika khawatir.

"Nuna gue dalam bahaya sekarang."

Yohan langsung keluar dari rumah Taehyun dan segera menyusul Hyewon.

+×+×+×+×+×+×+

Yohan side

Wonie tadi kemana... Barusan gue saling sapa sama dia.. Gue khawatir.

Oh itu dia.

Gue langsung berlari dan ternyata dibelakang Wonie ada dua orang yang mulai mendekat ke dia. Gue mempercepat lari gue pas si Wonie melewati gang kecil. Plis lah jangan lewat sana..

"Wo.."

Gue mau panggil dia jadi kepotong gara-gara ngeliat Wonie lagi numpahin sebungkus kayak bensin gitu nutupin jalan gang itu. Lalu dia nyalain korek dan membakar bensin itu dan segera berlari keluar gang kecil itu.

Cerdas juga Wonie gue nih.

Jadi makin cinta.

Gue langsung berlari memutar dari gang itu karna jalan gangnya gabisa dilewatin dan segera menyusul Wonie.

Oiya, dua orang lelaki besar tadi gue denger mereka ngomong gini "jadi ini alasan si bos mau culik anak itu? Dia cerdas dan instingnya kuat."

"Saya jadi semangat mau culik anak itu dan mendapatkan uang banyak hahaha."

Jadi gitu ya.. Fix, gue bakal jagain si Wonie 24/7. Gue gaboleh lengah.

"Wonie!" Panggil gue saat Wonie udah di dekat gue.

Dia berbalik dan gue langsung meluk dia. Dan nenggelemin mukanya di dada gue.

"Lu.. Lu gapapa kan?" Tanya gue sambil ngos-ngosan.

"Gapapa. Gue gapapa."

"Lu di kejar or.."

"Dah tau."

Kata-kata gue dipotong. Betul kata dua pria itu.. Wonie gue cerdas dan instingnya kuat.

"Anu.. Bisa lepas gak?"

Oiya gue lupa kalo lagi meluk dia. Gue taruh dagu gue di kepalanya dan menggelengkan kepala gue tanda gamau ngelepas pelukan.

"Hahh.. Malu diliat orang.."

"Gamau, gue gamau lepas. Gue khawatir sama lu."

"Gue ada kelas.."

"Bolos aja."

Wonie langsung memukul punggung gue.

Hp Wonie berbunyi tanda ada telpon masuk. Dan gue yang ambil hp nya dan mengangkat telponnya.

"Won, dimana? Kelas segera mulai ini. Cepat kesini."

Oh.. Choiyen yang nelpon.

"Wonie gak ngampus dulu hari ini. Hari ini gue culik dulu sahabat lu. Bye ya."

"Woy! Yohan lu ap-"

Gue matiin telponnya secara sepihak wkwk.

"Hish.. Yohan."

"Kenapa?" Tanya gue dengan senyuman merekah gue.

Wonie mencubit perut gue dan melepas pelukan dan berjalan mendahului gue.

"Hei kemana?"

Gue nyusul dia dan menggenggam tangannya.

Njir. Dikacangin gue.

"Jangan marah by," kata gue sambil cubit pelan pipinya.

"Pulang."

Dijawab singkat aja..

"Bukannya lewat sana?" Tanya gue.

"Jangan. Disana bahaya."

"Kan ada gue."

"Gak yakin gue meskipun ada lu."

"Hahh.. Yaudah ke taman dulu ayo. Gue traktir lu es krim. Gue tau lu masih takut kan gara-gara tadi."

Gimana gue bisa tau? Karna tangannya yang dingin ini menandakan dia takut.

To be Continue

Lanjut gak? Lanjut.

Datar || YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang