Part 5

2.3K 218 22
                                    

🌹🌹🌹

"Dad, Abel mohon pikirkan lagi tantangan Daddy untuk Satya. Abel mohon, Dad. Satya nggak akan mungkin bisa mengalahkan Daddy. Sebaiknya Daddy ajukan tantangan yang lain saja, ya. Yang lain gitu, yang nggak harus adu otot segala. Please, Dad..., " mohon Abel setelah Satya pulang meninggalkan kantor ayahnya.

Abel berharap kali ini sang ayah membatalkan rencana yang diajukannya pada Satya, karena Abel tahu Satya pasti tidak akan mampu melawan Arjuna yang sudah menjuarai beberapa turnament bela diri di masa mudanya dulu. Bisa habis lelaki itu dijadikan seperti perkedel oleh ayahnya nanti.

Mendengar permohonan sang putri, pria paruh baya yang masih terlihat tampan dan awet muda di usianya yang sudah memasuki kepala lima itu, menghela napas pendek lalu menatap pada Abel yang menatapnya  gusar.

"Kamu khawatir Daddy mengalahkan Satya, sayang?"

"Dad, Abel nggak peduli walaupun nanti Satya kalah. Tapi, Satya nggak mungkin imbang ngelawan Daddy. Kalau memang Daddy keberatan, Daddy bisa menolak lamaran Satya, 'kan? Bukan malah mengajukan persyaratan konyol seperti ini."

"Sayang, dia sudah bersikap gantlement dengan melamar kamu langsung pada daddy. Bagaimana mungkin daddy menolaknya? Lagipula, kamu tidak perlu khawatir. Daddy yakin dia bisa menghadapai tantangan yang daddy berikan. Buktinya saja, dia tidak menolak sama sekali, bukan?"

"Tapi, Dad..... " Abel menatap Arjuna dengan pandangan ragu.

Arjuna melangkah mendekat pada Abel. Lalu direngkuhnya kedua bahu mungil putri kesayangannya itu. "Kamu tahu, sayang? Satu-satunya hal yang sangat berat daddy lakukan, adalah melepaskan kamu kepada seorang lelaki. Sebelum daddy menemukan lelaki yang benar-benar tepat, daddy tidak akan memberikan kamu padanya. Karena kamu sangat berharga untuk Daddy. Hanya lelaki istimelah yang bisa mendapatkan kamu. Dan sekarang apa yang Daddy lakukan semata-mata hanya ingin melihat perjuangannya jika dia memang serius dengan niatnya itu."

Abel yang terharu mendengar semua ucapan Arjuna langsung memeluk lelaki yang sangat dicintainya itu dengan kedua matanya yang berkaca-kaca. "Daddy...."

Arjuna tersenyum lalu menunduk, untuk mencium kening Abel. "Apa pun akan daddy lakukan, bahkan, Licy dan Lily juga akan daddy berlakukan sama seperti ini, sayang. Tidak akan segampang itu bagi mereka untuk memiliki kalian."

🌹🌹🌹

Arjuna dan Satya sudah sama-sama saling berhadapan dengan seragam karate yang kini keduanya kenakan. Kedua lelaki yang sama-sama tinggi itu saling menatap, sambil melakukan gerakan pemanasan sebelum duel benar-benar dimulai.

Abel dan Tita yang menjadi penonton, kini berdiri di pinggir taman  yang dijadikan sebagai tempat bertarung keduanya. Reaksi wajah Abel tampak khawatir. Entah pada siapa dia harus berpihak sekarang. Sesekali gadis berparas cantik itu melirik pada Satya yang tampak terlihat santai dengan raut cemasnya.

"Jangan khawatir." Tita yang sejak tadi memahami kegusaran putri sambungnya itu, meraih tangan Abel lalu menggenggam tangan itu.

Abel menoleh pada Tita. "Percaya saja pada daddy. Tidak akan terjadi hal yang buruk, sayang."

Abel menghela napas pendek lalu mengangguk. "Makasih, Mom."

"Mommy yakin, kalau Satya yang akan memenangkan pertarungan ini."

"Emangnya Mommy nggak dukung daddy?"

Tita tersenyum. "Tentu saja. Tapi, mommy juga berharap Satya menang supaya daddy menerima lamaran Satya." Tita lalu menyentuh wajah Abel, hingga keduanya sama-sama tersenyum.

🌹🌹🌹

"Ih, kenapa sih, kita nggak boleh keluar kamar? Kenapa juga mommy nyuruh kita di dalem kamar terus. Padahal, 'kan, aku pengen lihat pertarungan daddy dan Om Satya. Pengen jadi tim horenya Om Satya," celoteh Licy dengan bibir mengerucut sambil berdiri di depan jendela kamar dengan kedua tangan yang ditopangnya di dagu, menatap ke arah langit malam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CINTA UNTUK ABELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang