Lets Go See the Stars

760 96 18
                                    

When the cold wind starts to blow
The night sky shines
On my way back home, after a long day
I suddenly thought of you

Yunseong menepikan mobilnya tepat di pertigaan jalan, di depan sebuah halte bus yang kosong. Disandarkannya keningnya ke setir mobil sambil menghela nafas.

Hari ini berat.

Pikirannya melayang pada setumpuk pekerjaan yang tidak ada habisnya, pada tagihan tagihan bulanan yang menunggu dibayar, pada seseorang yang sudah lama tidak dia lihat rupanya.

Diturunkannya kaca mobil karena saat ini dadanya mulai terasa sesak. Angin dingin pukul 1 malam langsung menyambut Yunseong.

Sunyi. Tidak banyak kendaraan yang lewat.

Yunseong menarik nafas panjang dan melihat langit malam yang anehnya bersinar cerah. Bintang bintang terlihat jelas menemani bulan purnama.

Where are you? What’re you doing right now?
Won’t you come look at the stars with me?
Will you come out for a second?
Just put on something light

"Kosan dia masih disitu ga ya" gumam Yunseong pelan.

"Kenapa juga tiba tiba kepikiran" monolognya.

hi, lagi dimana? lagi apa? mau liat bintang ga?,
ketik Yunseong di kolom pesannya dengan seseorang. Hanya diketik. Jemarinya tak kuasa menekan tombol kirim.

Malu pada chat terakhir, yang belum dihapus, berbulan bulan lalu.

Malam malam seperti ini sebenarnya sudah kerap kali Yunseong alami. Merindukan sosok seseorang yang pernah dan mungkin sampai sekarang mengisi hatinya bukan hanya sekali dua kali dia rasakan.

Tapi malam ini pertahannya serasa runtuh.

Otaknya mengabut karena rindu yang tak terbendung membuat Yunseong membuat keputusan impulsif.

Dijalankannya kembali mobilnya dan belok setelah lampu merah. Jelas bukan arah pulang.

15 menit kemudian Yunseong terpaku di depan sebuah unit apartemen nomer 17. Pintu warna biru yang dulu dia hafal mati kode kuncinya.

Sepertinya otaknya kembali waras, karena tangannya mendadak kehilangan keberanian untuk sekedar membunyikan bel.

"Udah tidur pasti, mikir apasih gue. Goblok emang Yunseong"

Tiba tiba terdengar samar suara benda terjatuh dari dalam.

Huh? Apa yang sedang dia lakukan di pagi buta seperti ini?

Diliputi rasa penasaran dan sedikit khawatir, Yunseong menekan bel yang langsung terhubung dengan interkom di dalam.

Beruntung interkomnya hanya suara tanpa kamera, Yunseong tidak tahu lagi akan seperti apa kagetnya si pemilik rumah jika melihat wajah kusut Yunseong dari interkom.

"Halo? Siapa diluar? Saya gaada mesan delivery apa apa kayaknya" suara halus yang selama ini Yunseong ingat terdengar jelas dari speaker.

Belum tidur.

"Aku..." jawab Yunseong lirih, takut dengan reaksi lawan bicaranya.

Hening.

Semenit berlalu tanpa ada suara apapun.

Yunseong menggigit bibirnya. Memangnya apa yang Yunseong harapkan.

Mana mau dia keluar dan men-

Ceklek.

Pintu yang jengah ditatap Yunseong terbuka setengah, menampakkan sosok seseorang yang jauh makin indah dari terakhir kali dilihatnya.

Sosok itu diam. Dengan matanya meminta penjelasan pada Yunseong tentang apa yang dia lakukan pukul setengah 2 pagi di depan pintu seseorang yang beberapa bulan lalu Yunseong minta untuk tidak menemuinya lagi.

OUR STORY - hwangmini -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang