"Di kehidupan berikutnya, kalau bisa milih lo mau jadi apa?"
Yunseong diam sejenak. Bukan karena bingung dengan pertanyaan super random yang keluar dari mulut sahabatnya ini. Absurd sudah jadi nama tengah dari deep talk mereka tiap kali menghabiskan quality time berdua.
Yang membuat Yunseong terdiam adalah pikiran yang muncul atas dasar pertanyaan tadi.
"Lo percaya emang ada kehidupan berikutnya? Sejauh yang gue tau lo bukan penganut ajaran yang membenarkan reinkarnasi." Jawab Yunseong gamang.
"Serius amat sih? I was just asking. Yaudah ganti pertanyaannya. KALAU MISALNYA ada next life, reinkarnasi, kehidupan berikutnya, you name it. Lo mau jadi apa?"
Sosok berambut hitam legam yang pipinya berhias bintang menekankan tiap kata yang diucapkan, membuat Yunseong tertawa kecil.
"Mau terlahir di kehidupan yang gimana maksud lo? Kayak anak siapa, di masa apa?"
"Bukan Seong. Duh tumben lemot. Mau jadi apa. Ga terbatas jadi manusia doang."
Yunseong diam lagi. Mencoba menelisik bola mata lawan bicaranya.
"Emang lo mau jadi apa?"
Minhee, nama lelaki yang duduk di hadapannya sambil menyendok suapan besar es krim coklat, menjawab mantap, "Gue mau jadi batu."
Yunseong mengerling.
"Biar gausah ngapa ngapain ya? Diem aja selama hidup?"
"Iya." Jawab Minhee diikuti dengan tawa lirih.
"Terus abis itu? Kan katanya tiap jiwa bisa reinkarnasi tujuh kali. Baru satu nih lo."
Minhee menggigit sendoknya.
"Abis itu jadi manusia lagi deh. Capek juga jadi batu, pegel. Terus abis itu gue mau jadi ombak. Pantainya bebaaaas dimana aja. Abis itu jadi manusia lagi. Selang seling hehe. Udah berapa tuh?"
Yunseong tersenyum.
"Empat."
"Hmm terus jadi bintang seru kayaknya, tapi yang bisa jatuh. Gue gamau jadi bintang yang meledak di ruang hampa atau hilang di telan blackhole. Terus jadi manusia lagi. Terakhir..., manusia lagi kali ya?"
"Kenapa?"
"Well i was born for the first time as human. Kayaknya fair aja kalau kehidupan terakhirnya as human juga."
Yunseong mengangguk mafhum.
Minhee dan segala isi otaknya.
"Lah kok jadi guesih yang jawab? Gue nanya lo Seooong."
"Gue sengaja sih nanya lo balik. Soalnya gue mau jawab sesuai jawaban lo aja."
"Maksud? Ngomong yang jelas." Keluh Minhee sambil menendang kecil kaki Yunseong.
"Yaaaaa mau ngikut lo pokoknya. Lo mau jadi batu, gue mau jadi batu juga. Lo mau jadi bintang, gue ikut. Lo mau jadi ombak? Gue mau jadi pantai tempat lo bermuara."
Suapan es krim Minhee menggantung di udara.
"Kenapa?", Suara Minhee terdengar parau dan tidak yakin.
Sama tidak yakinnya dengan Yunseong yang mendadak bingung harus menjawab apa.
Minhee, Kang Minhee-nya. Sosok lelaki yang bagi Yunseong adalah representasi seluruh hidupnya. Sayang nyalinya terlalu kecil untuk menyebut hal ini secara gamblang.
Terlalu banyak 'takut' yang selalu membuat Yunseong memilih untuk memendam semuanya sendiri.
Didorongnya tangan Minhee yang memegang sendok ke mulutnya sendiri. Membiarkan Minhee mengerjap linglung.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY - hwangmini -
FanfictionBuku berisikan kumpulan drabbles, ficlets, short au, fake chats, literally anything that comes to author mind.