#DCDCDC: Sesuatu yang mengejutkan

75 8 3
                                    

Tidak ada yang aneh dari tidurku semalam. Aku tidur lebih dari cukup, dari pukul sembilan malam sampai pukul lima pagi. Aku tidur dengan nyenyak—sangat nyenyak—sampai tidak bermimpi. Pagiku berjalan normal. Aku makan sereal dengan susu cokelat seperti biasa sambil menonton berita pagi yang sebenarnya sama sekali tidak menarik minatku. Aku memeriksa ponsel hanya untuk berjaga-jaga kalau ada sesuatu yang mendesak yang harus aku lakukan, yaah ... walaupun hasilnya nihil.

Hari Mingguku akan berisi hal-hal membosankan seperti ini. Sesekali Nesya atau Sarah akan mengajakku pergi untuk nonton atau sekedar window shopping. Entah mengapa mereka (kalau tidak sedang ada acara kencan) tidak pernah membiarkanku hidup tenang di hari Minggu. Melihat situasi yang ada sepertinya kedua sahabatku itu sedang memiliki agendanya sendiri karena tidak ada telepon masuk pun berondongan chat di iMessage.

Jangan salah sangka, aku tidak keberatan sama sekali kalau mereka berdua memang tidak ada waktu untukku toh hari Minggu ini aku sudah memiliki rencana untuk mencuci Elmo sekaligus mengerjakan tugas. O, omong-omong kalau belum tahu Elmo itu mobilku, aku beri nama Elmo karena warnanya yang merah dan tentang mengerjakan tugas, aku tidak mengada-ada. Tempat cuci mobil yang akan aku datangi memiliki cafe yang bisa digunakan untuk bersantai sambil menunggu mobil selesai dibersihkan atau jika ingin sedikit produktif bisa sekalian mengerjakan tugas sepertiku.

Pukul sepuluh lebih sebelas menit Civicku telah memasuki Han's Car Wash & Coffee. Tempat tersebut tampak masih sepi karena memang baru dibuka pukul sepuluh tetapi sudah ada beberapa mobil yang terparkir di halamannya.

"Tumben jam segini udah rame bang?" tanyaku ketika memberikan kunci mobilku kepada bang Aan, salah satu pegawai yang sering sekali aku temui ketika mencuci mobil.

"Bukan pelanggan itu mah neng. Temennya yang punya sini pada kumpul."

Bang Aan menunjuk ke arah cafe yang berdinding kaca transparan. Aku mengangguk-angguk ketika melihat ada segerombolan pemuda yang tengah asyik bercengkarama di ujung ruangan. Bersyukur mereka tidak menempati lantai dua atau mereka bisa menggangguku mengerjakan tugas.

"Oh, gitu. Aku masuk dulu deh bang. Titip mobil ya," pamitku kemudian kepada bang Aan. Bang Aan hanya mengacungkan dua ibu jarinya kemudian melenggang pergi.

Aku selalu memesan iced mint tea. I know ... i know, Nesya juga selalu meledek pilihan minumanku yang satu ini.

"Cantik-cantik selera minum nenek-nenek. Sayang banget padahal masih muda."

Dan juga dua buah cinnamon rolls masing-masing dengan topping butterscotch dan gula halus. Setelah membayar aku menyingkir ke pinggir menantikan mint tea ice dan cinnamon rolls-ku jadi sampai sebuah suara menyapa telingaku.

"Sonja Marselia?"

Aku yang yang baru saja menatap layar ponsel sontak mendongak. Dan pada detik berikutnya degup jantungku berdetak tanpa aturan.

/lêgap/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang