Now Playing
RAN - Pandangan PertamaSelamat membaca 😉
"Cih sial" makinya pada dirinya..
Sekarang sudah menunjukkan pukul 07.15 Artelia kesiangan bangun. Semalam ia menghibur dirinya dengan maraton film sampai shubuh dan baru tidur setelah sholat shubuh. Artelia berlari menuruni tangga menuju gerbang rumahnya menunggu taxi online yang di pesannya dan bergegas berangkat.
"Bego banget gue, udah tau besoknya sekolah gue malah maraton film. Sial" kesalnya sendiri.
Sesampainya di sekolah, Artelia turun dari taxi tak lupa ia membayar dahulu. Ia berlari mendekati gerbang namun sayang gerbang sudah di tutup sejak 30 menit yang lalu.
"Pak tolong bukain dong pak" melasnya pada satpam penjaga gerbang.
"Sudah jam berapa ini? Kamu sudah telat! Kamu tidak bisa masuk!" tegas pak satpam..
"Ayolah pak bukain. Nanti saya kasih ini deh" rayu Artelia sambil mendekatkan 2 jarinya di ujung bibirnya.
"Kamu mau nyogok saya?! Tidak bisa!" tegasnya lagi sambil berlalu meninggalkan tempatnya..
"Percuma lo nyogok pak Jono, dia gak bakal bisa di sogok." kata cowok di belakang Artelia.
Artelia membalikkan badannya. Melihat cowok di depannya sekarang. Cowok dengan tas rangkel di bahu kirinya, kemeja putih di keluarkan dan kancingnya di buka semua menampilkan kaos hitam sebagai dalemannya. Beberapa saat Artelia mengagumi makhluk ciptaan Tuhan di depannya sekarang ini. Namun ia tersadar bahwa saat ia telat masuk sekolah. Udah telat bengong lagi hadeh sadar Artelia
"Pak Jono?" tanya Artelia bingung.
"Lo sekolah disini udah berapa lama sih? Nama satpam SMA Galaksi gak tau. Cih" sindir Yosi.
Ya, dia Yosi Pradana. Kedua kalinya mereka bertemu. Tanpa adanya kesengajaan.
"Gue murid baru. Baru masuk kemaren."
"Oh pantes" kata Yosi dengar seringainya. "Ikut gue!"
"E-eh kemana? Jangan macem-macem lho!" tanya Artelia. Ingin rasanya dia memelintir tangan yang sedang menariknya itu, namun ia harus menjadi cewek feminim untuk sekarang. Maklum murid baru harus jaga sikap dulu, pikirnya.
Artelia di bawa ke warung belakang SMA Galaksi. Disana banyak anak cowok yang nongkrong.. Artelia melihatnya bergidik ngeri namun ia dapat menetralkan ekspresinya..
"Ngapain kesini?" tanya Artelia memberanikan diri.
"Lo baru bisa masuk sekolah jam 09.00. Jam segini guru piket masih muter-muter nyari mangsa. Nanti lo masuk lewat pintu belakang. Mending lo sarapan dulu disini sambil nunggu kesempatan. Gue laper belum sarapan. Lo tenang aja. Mereka gak gigit kok." balas Yosi enteng sambil berjalan menuju warung.
Artelia mengekor di belakang Yosi.
"Wadaw wadaw piuwit ada cewek cantik nih." goda Tomy mendekati Artelia.
Artelia masih mengekor di belakang Yosi, menghiraukan Tomy yang menggodanya.
"Yah Tom, lo dicuekin hahaha" ledek salah satu temannya.
"Sini neng duduk sama yayang Tomy" kata Tomy sambil menarik tangan Artelia.
"E-eh apa-apaan ini?" kejut Artelia memberontak berusaha melepaskan cengkraman tangan Tomy. Namun cengkraman itu sangat kuat..
"Lepasin tangan lo dari dia!" tegas Yosi tanpa menoleh.
Tomy membeku saat mendengar suara tegas Yosi. Dan perlahan melepas cengkramannya. Entah kenapa aura yang dimiliki Yosi sangat kuat sehingga orang yang mendengar perintahnya langsung tunduk padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Querencia
Teen FictionMenjadi atlet bela diri memang bukan keinginannya namun sebuah keharusan baginya. Menjadi seorang wanita yang dapat menjaga diri sendiri. Bertemu dengan pembuat onar di sekolah adalah cobaan untuknya.. Artelia Quenella Murid baru berpenampilan tombo...