Now playing
Killing Me Inside -KamuTanya dong
Apa yang kalian rasakan sekarang?Selamat membaca
Sudah beberapa hari ini Artelia memikirkan tawaran Pak Rocky. Dia sudah bosen di rumah glimpungan di kasur. Apabila bila ayahnya ada di rumah, Artelia semakin tidak betah.. Lebih baik ia menerima tawaran Pak Rocky sehingga punya kesibukan.
Hari ini adalah hari sabtu, kegiatan belajar mengajar di tiadakan. Namun bukan hari libur, setiap sabtu digunakan untuk hari ekstrakulikuler semua diadakan. Ataupun ada event yang berlangsung sering diadakan di hari sabtu.
Tiga lapangan utama SMA Galaksi penuh di pakai latihan. Ada yang latihan basket, voli, dan futsal. Sedangkan yang lainnya memiliki tempat latihan sendiri. Tim jurnalistik terlihat berlalu lalang dengan kamera di tangannya ataupum notes kecil di tangannya tak lupa dengan bolpoinnya. Begitu pula dengan Artelia. Ia memegang kamera di tangannya. Ia bukan tim jurnalistik, ia hanya suka fotografi. Ekstrakulikuler yang ia pilih pasti karatelah. Namun ia ingin bolos karate hari ini.
Artelia berkeliling mencari objek yang dapat ia abadikan. Di lapangan basket ia melihat kejanggalan. Dimana seharusnya sedang latihan basket, namun yang di lihat saling tuding. Artelia mengabadikan momen itu siapa tau bisa jadi bukti pikirnya.
"Main yang bener dong lo! Gimana mau menang kalo permainan lo kayak gitu terus gue perhatiin!?" Omel Yosi sambil menunjuk salah satu timnya.
"Sorry Yos, gue gak fokus" jawab Tomy-teman setimnya.
"Diotak lo cuma cewek cewek dan cewek Tom! Kalo lo gak niat latihan mending gak usah dateng lo! Ngerusak formasi gue banget bangsat!" Amarah Yosi meledak.
Tomy yang memamg salah tak menjawab amarah Yosi, ia sadar akan kesalahannya.
"Dan buat lo semua" kata Yosi sambil menunjuk semua anggota basket.
"Hari ini kalo lo semua gak niat latihan mending lo semua pulang! Pelatih gak hadir hari ini. Rekomendasi pemain gue yang nentuin. Gue gak mandang lo siapa tapi yang gue butuhin skill lo semua!" tegas Yosi.
"Sekarang terserah lo semua! Kalo lo mau jadi tim inti mangga, kalo gak mau yaudah sono lo pulang!" katanya lagi.
Yosi memang selalu bersikap tegas akan apapun dan memiliki jiwa pemimpin yang dicari. Tak salah jika pelatih memilih Yosi sebagai ketua tim basket. Ia memiliki skill yang bagus. Dan yah Yosi tak pernah memandang orang dari kasta sosial. Yang ia lihat adalah sikap mereka dan skill yang dimiliki. Hampir seluruh siswa SMA Galaksi hormat padanya. Bukan karena Yosi anak pemilik Yayasan, namun karena sikap Yosi yang tak pernah menilai orang dari kasta sosial dan sikap yang di tunjukkannya. Bagi Yosi sikap gur tergantung sikap lo. Jadi terserah lo mau bersikap gimana.
Yosi berjalan ke pinggir lapangan untuk beristirahat. Sedangkan anak basket mulai latihan kembali dengan fokus yang terjaga. Artelia memotret setiap gerak gerik Yosi tanpa sepengetahuannya.
***
Siang ini Artelia pergi ke Dojo ia akan memberitahu keputusannya. Ia masuk kedalam dan keselebatan kenangan akan latihan karate terlintas di ingatannya. Ia rindu latih tanding, ia rindu kejuaraan..
Artelia menarik nafas dalam dan membuangnya perlahan. Dia memantapkan keputusannya. Ia pergi keruangan Pak Rocky. Kedatangan Artelia di sambut baik olehnya. Merekapun berbincang-bincang sangat lama. Dan akhirnya keputusannya semoga tepat.
***
Artelia berjalan menyelusuri lorong, ia melihat banyak orang latihan di lapangan tengah. Artelia tak melihat arah jalannya karen fokusnya telah terbagi. Dan saat di persimpangan ada seseorang yang tak sengaja menabraknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Querencia
Teen FictionMenjadi atlet bela diri memang bukan keinginannya namun sebuah keharusan baginya. Menjadi seorang wanita yang dapat menjaga diri sendiri. Bertemu dengan pembuat onar di sekolah adalah cobaan untuknya.. Artelia Quenella Murid baru berpenampilan tombo...