21

13.6K 581 57
                                    

Cuaca pagi tampak masih mendung, tidak ada senyum cerah matahari yang menghiasi langit. Tubuh menggigil dengan baju yang basah kuyup masih menyelimuti Nathan sejak malam.

Kakinya tak lagi bergerak, badan menggigil Nathan hanya mematung tepat didepan kaca ruang rawat Rachel.

Pandangan sendu tampak membuat wajah tampan itu terlihat tak terurus. Rambut hitam legamnya basah berantakan.

Mata tajamnya kini meredup menatap istrinya yang terbaring didalam kamar rawat. Ingin rasanya Nathan menerobos masuk kedalam, tapi ingatannya kembali ketika ayahnya sendiri melarang dirinya masuk kedalam menemui menantunya.

Tubuhnya gemetar menahan dingin yang menusuk dipagi hari. Pandangan sendunya menatap khawatir gadis yang masih asik terlelap dalam mimpinya.

Tubuh Nathan semakin mendekat ke kaca, begitu ia melihat Rachel mengerjapkan mata dan mulai terbangun.

Langkahnya hendak ingin menerobos pintu disampingnya, Rachel terbangun sendiri. Kedua orang tuanya serta mertuanya kini sedang pulang kerumah untuk mengemasi pakaian Rachel.

Sedangkan Ryan, tampaknya laki-laki itu sedang mengisi perutnya di kantin rumah sakit. Tubuh Nathan mulai bergerak menggapai pintu ketika melihat Rachel berusaha mendudukan tubuhnya.

Ringisan nyilu gadis itu dapat Nathan rasakan. Nathan tau perut istrinya pasti akan terasa sangat nyeri.

Keputusan semalam membuat Nathan sedikit naik pitam. Bukannya dirinya tidak menginginkan bayi yang Rachel kandung. Menurutnya keselamatan Rachel jauh lebih penting.

Dirinya tidak bisa menolak begitu ia mendengar Rachel ingin mempertahankan bayinya. Ingin rasanya Nathan masuk kedalam dan bertatap langsung dengan sang istri.

Ia hanya bisa mendapat laporan dari kedua orang tuanya, bagaimana keadaan gadis itu. Kedua mertuanya tanpak jauh lebih tenang dan sedikit memaafkan atas kelalaian Nathan.

Melihat Rachel berusaha meraih gelas dimeja membuat Nathan dengan spontan masuk kedalam.

"tunggu biar aku ambilin" Nathan meraih gelas yang Rachel inginkan dan menyodorkannya pada gadis itu.

Rachel mengalihkan pandangannya begitu melihat Nathan masuk kedalam. Rasa sesak tiba tiba masuk kerongga dadanya.

"keluar..." lirih Rachel mengabaikan gelas yang Nathan pegang.

Nathan menggeleng keras, ia dengan kukuh menyerahkan gelas air yang Rachel inginkan."ini minum dulu"

"keluar gue bilang" ucap Rachel. Pandangan gadis itu masih menjalar keluar jendela.

Nathan menelan ludahnya sulit, senyum miris tercetak jelas dibibirnya. Dadanya ikut sesak menerima penolakan sang istri.

Dengan terpaksa Nathan menaruh kembali gelas air yang ia pegang.

Bukannya keluar, Nathan mendekat kearah ranjang. Badannya limbung jatuh terduduk. Tatapannya menerobos lantai.

Rachel melirik sekilas apa yang Nathan lakukan disebelah ranjangnya. "keluar" usir Rachel lagi.

Nathan menggeleng keras, kepalanya tertunduk tak berani mengangkat. Tangan gemetarnya mencoba meraih tangan sang istri.

"maaf...." lirih Nathan

Tepisan kasar Nathan terima. Nathan masih tak menyerah. Sekarang ia dengan berani menatap samping wajah Rachel yang terpapar sinar.

Dengan kekuatan penuh dan keberanian yang cukup Nathan berdiri dari duduknya. Mendekat keranjang dan meraih pergelangan tangan Rachel yang dingin.

MY HUSBAND IS KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang