28

12.3K 514 86
                                    

Tawa renyah terus menggema sedari tadi. Dua orang berbeda gender yang mungkin, dalam tahap pendekatan(?).

Sudut cafe yang tadinya kosong kini berubah menjadi sudut cafe yang penuh dengan kebahagiaan. Tak ada yang tau apa yang ada dihati masing-masing orang, menilai dari senyum dan tatapan, apa cukup untuk bisa menggambarkan bagaimana kesenagan yang mereka berdua Alami(?).

Nathan dan Ara, dua orang remaja yang sedari tadi menebar canda tawa satu sama lain, seolah melupakan satu orang yang harus ia tanyai bagaimana keadaannya, dan bagaimana calon bayinya.

Nathan dengan senyum yang begitu lembut lengkap dengan tawa renyah serta mata yang menyipit indah dengan santainya membalas dan menyambut candaan yang Ara tujukan padanya.

"Lo kalau ketawa manis ya" saut Ara ditengah perbincangan keduanya.

Nathan tergelak mendengar Ara memujinya"gue dari dulu manis, Lo aja yang gak sadar" saut Nathan mengerlingkan matanya.

"Pantes banyak yang suka, termasuk gue"  lirih Ara diakhir.

"Than gue mau tanya deh" ujar Ara.

Nathan mengangguk siap mendengar pertanyaan Ara.

"Ini temen gue, dia suka sama seseorang, sayangnya dia Dateng telat dan malah liat orang yang dia suka udah terikat sama yang lain. Menurut Lo temen gue harus gimana?" Tanya Ara.

"Kalau temenlo merasa cintanya harus diperjuangkan kenapa enggak?, Asal gak merusak hubungan orang lain" jawab Nathan lembut.

"Konteksnya yang dia suka udah punya hubungan sama yang lain"  saut Ara.

"Apapun kalau persoalannya cinta, sulit buat di halangi. Asal itu benar benar cinta, bukan sekedar nafsu belaka" jawab Nathan.

"Berarti temen gue harus perjuangin cintanya ya?!" Saut Ara dengan yakin.

Nathan mengangguk "kenapa enggak?, Selagi buat diri orang itu bahagia kenapa harus berhenti" jawab Nathan.






....

Nathan mengetuk ngetuk kakinya khawatir, Jam sudah menunjukan pukul 9 malam. Rachel, istrinya belum juga pulang.

Sesekali kepalanya menengok kearah pintu utama, memastikan Rachel muncul dari pintu itu. Genggaman pada ponselnya semakin erat kala panggilan telfonnya tidak ada yang mengangkat.

Nama Rachel terus bertengger di layar ponselnya, sudah ke 30 kalinya mungkin, panggilannya tak ada yang mengangkat.

Jarum jam terus berputar, waktu terus berlalu. Tapi Istrinya itu belum menunjukan batang hidungnya.

Ceklek...

Nathan segera berlari kearah pintu yang menunjukan sosok Rachel yang pulang dengan tatapan kosong (?)

"Rachel!!, Kamu dari mana aja sih?" Tanya Nathan begitu berada dihadapan Rachel.

"Pergi"

"Kamu ngomong apa sih?" Ujar Nathan. Tangan yang hendak mengelus Surai sang istri seperti biasa kini malah ditepis dengan kasar.

"Hey... Hey, kamu kenapa?" Ujar Nathan dengan halus. Tak merasa kecewa meskipun Rachel menepis tangannya kasar.

"Bohong"

Dahi Nathan sukses mengernyit "bohong? Bohong apa?" Jawab Nathan tak mengerti.

"Cih..., Penipu"

MY HUSBAND IS KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang