[3] MEMORI KELAM

188 47 7
                                    

HAPPY READING

SYAILA STORY':)

Karena nikmat yang paling indah itu adalah ketika kau masih diizinkan untuk melihat indah nya dunia ini:)
.
.

"OKE SIAPA TAKUT, GUE TUNGGU LO PULANG SEKOLAH DI SINI!"

Aku hanya terdiam, kali ini aku takut aku kalah dalam taruhan ini. Pasti malu nya itu sampai lulus pun tak akan hilang. Aku memutuskan untuk pergi ke perpustakaan, tempat dimana aku bisa menenangkan diri, tempat kesukaan ku.

Di tangga menuju ke perpustakaan, aku bertemu dengan adik kelas yang berada satu angkatan dibawah ku. Mereka memandang ku dengan tatapan jijik, aku sudah biasa dengan tatapan seperti ini. Walaupun aku mempunyai koneksi di sekolah, tidak dapat dipungkiri, satu sekolah tetap membenci ku sebagai gadis tak tau diri.

"Itu bukan nya Kak Syaila yang playgirl itu ya?" ucap gadis yang rambutnya dikepang dua.

"Ih iya, yang slalu berantem sama Kak Putri itu lho, padahal dia orang kaya" ucap teman disamping nya.

Aku terus berjalan tanpa menghiraukan perkataan adik kelas ku itu. Namun satu kata larangan itu kembali terdengar, membuat singa dalam kandang kembali lepas.

"Kasihan ya, sahabat nya meninggal di perpustakaan ini karna menyelamatkan dia, ga tau diuntung!" kata itu terdengar seperti sedang menghina ku.

Aku langsung balik badan dan menampar keras pipi gadis berkepang dua itu. Dari dada nya aku melihat dengan jelas siapa nama gadis ini. Fellysia Georga. Aku mengenal marga nama nya. Keluarga Georga adalah pesaing keluarga Diandra.

"OH JADI LO KELUARGA GEORGA ITU YA? YANG SIRIK SAMA KELUARGA GUE, YANG PERNAH NYANTET KARYAWAN BOKAP GUE? LICIK YA LO, SAMA KAYAK BOKAP LO!" ucap ku telak di depan mata nya.

"Maksud kakak apa? Keluarga kakak itu yang jatuhin keluarga gue!" jawab Feli dengan nada tak kalah kerasnya.

Aku mengeram.Aku tidak suka apabila ada yang mengingat kejadian 1 tahun yang lalu, apalagi tentang menghina keluarga ku. Aku lantas menjambak rambut nya. " LO GAUSAH SOK SUCI! LO MASIH JUNIOR GAUSAH SOK BERANI, LO MAU LAWAN GUE HAH?"

Feli tidak merespon, dia hanya diam dan itu membuat ku semakin murka.

"APA? LO TULI APA GIMANA SIH? ATAU LO BUTA JUGA YA?"

"CUKUP KAK CUKUP!" Pekik nya sambil mengusap air mata nya yang semakin deras.

Aku tertawa renyah, "LO UDAH TAU KAN SIAPA GUE? LO GAUSAH NYARI MASALAH SAMA GUE, IYA GUE GA ADA TEMEN, TAPI GUE ITU GAK MUNA KAYAK KALIAN, NGERTI LO?!"

"SYAILA! IKUT SAYA KE BK!" itu suara Buk Rola. Beliau seperti nya sudah melihat apa yang terjadi tadi. Terlihat jelas dari mata beliau, aku langsung menuruti nya tanpa membantahY, sudah langganan aku dipanggil seperti ini.

Feli juga mengikuti langkah ku. Gagal sudah rencana ku untuk duduk merenungkan semua kesalahan ku di perpustakaan. Ini semua gara-gara Feli.

"MAU JADI APA KAMU KALAU TINGKAH LAKU KAMU SEPERTI INI TERUS?!" Bentak beliau langsung ketika aku baru duduk di kursi panas ini.

"KAMU UDAH KETERLALUAN YA, SAYA SUDAH PERINGAT KAN BERKALI-KALI, KAMU ITU TERBUAT DARI APA HAH? HATI KAMU ITU KERAS SEPERTI BATU!" Beliau berhenti hanya untuk mengambil nafas, lalu menatap kea rah Feli.

"Kamu diapain sama berandalan ini sayang?"

"SAYA TIDAK BERANDALAN BUK!" aku memukul meja Buk Rola, walaupun sangat sakit, namun tidak sesakit hati ku saat ini.

Syaila [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang