Jangan berprasangka buruk. Itu tidak baik. Kau bisa membuat sesuatu yang bukan salahmu menjadi penyesalan yang amat kau akan sesali di kemudian hari.
.
.HAPPY READING
SYAILA STORY'
Aku menatap Egi tajam, ku keluarkan jurus andalan ku agar Egi tak berkutik. Ku dekati wajah nya seperti tadi malam. Namun wanita yang bersama Egi itu hanya diam memperhatikan, tak berani berkata-kata.
“Lo ngapain woi!” sergap Egi.
“Gue suka kumis tipis lo,” ucap ku persis sama seperti tadi malam.
Dan anehnya, Egi diam membeku seperti tadi malam. Aku memperhatikan gerak-gerik mata indah nya. Aku tau laki-laki ini sedang memikirkan sesuatu.
Aku menatap gadis yang bersama Egi, lalu ku tanyakan pertanyaan yang ingin ku tanyakan dari tadi.
"Oh jadi ini pacar lo?"
Egi tertawa besar, juga gadis yang disamping nya, " Lo ngakak Syai, bener"
"Apa hah? Kenapa ketawa?" Tanya ku kepada Egi.
"Lo kenapa sih Syai? Sensian amet." Tanya Egi.
"Gue baru tau kalo Lo ngambekan orang nya" lanjut Egi.
Hal itu membuat ku marah. Aku memilih bungkam, ditanya baik-baik malah bertele-tele. Aku memutuskan lari dari rumah itu menuju tempat yang sunyi. Aku tak tau itu dimana, yang jelas, aku ingin menjauh dari Egi dan gadisnya itu.
"EH SYAI! HANA INI CUMAN..." ucap Egi gantung.
"Lo kejar itu bangsat!" Ucap Hana meneriaki Egi yang hanya berdiri melihat Syaila sudah berlari jauh.
Egi yang dari tadi melongo lalu berlari kucar kacir menyusul Syaila yang sudah jauh di depan nya. Hana juga mengikuti di belakang.
"WOI ANAK NAKAL!, MAU KEMANA HAH? BANTUIN MAK LO MASAK ASTAPIRULLAH" Teriak Lastri keras memanggil anak nya.
"Aduh, Mak aku pake acara ginian lagi. Puyeng aku puyeng" ucap Egi.
"KU KUTUK JADI KODOK KAU BARU TAU RASA! LIAT AJA PULANG KAU TAK KU BUKAKAN PINTU. TIDUR KAU DILUAR!" ucap Lastri lalu membanting pintu nya kencang.
Di seberang sungai, aku melihat Dua bus pariwisata besar. Aku seperti mengenal bus itu. Bus pariwisata besar bewarna biru, lengkap dengan fasilitas terbaik yang pernah ada. Ini adalah bus pariwisata milik sekolah lama ku.
Aku menghindar dari gerombolan siswa siswi yang sedang berkerumun disana, mana tau itu angkatan ku, memang kami ada tur liburan, namun bukan ke Pekanbaru. Ala rute nya diubah?.
Aku bersembunyi di balik perahu kecil milik nelayan disini. Aku melihat detail siapa saja yang ada disana, dan tiba tiba ada yang memegang pundak ku dari belakang.
"Misi kakak"
Aku menoleh dan terkejut. Orang yang aku benci seumur hidup ku, mendengar namanya saja sudah jijik, apalagi bertemu dengan nya. Dan juga orang yang aku takuti mulai hari ini.
"OH JADI DISINI LO MELARIKAN DIRI SAMA KELUARGA LO?" Tanya Putri dengan nada yang keras.
Aku menatap tajam kearah Putri, "Apa mau Lo? Mau rasain tojos gue?"
Putri tertawa santai, lalu mengambil handphone nya, "Ini kalo di poto bisa masuk lambe turah haha"
Aku menutup wajah ku. Putri memfoto ku dan juga ngevidioin keadaan ku sekarang. Lebih tepat nya ia mengejek ku.
"Gays, ini selebgram kita udah jadi hormis alias orang miskin!" ucap Putri dengan nada manis nya.
"PUTRI STOP!" Bentak ku.
Putri tertawa sinis, "FEL! KESINI DONG. LIAT TEMEN KAMU INI KAYAK APA SEKARANG?"
Aku melihat Feli. Aku terkejut, sejak kapan Feli berteman baik dengan Putri?
"Halo Syai, ketemu lagi kita. Eum gue turut prihatin sama bokap lo" ucap Feli dengan nada merendahkan Joy, ayah ku.
"Maksud Lo apa bangsat?!"
Feli mendekati ku lalu menampar ku dengan keras, "GUE UDAH BAIK SAMA LO, UDAH MAU BERTEMAN SAMA LO, TAPI SIKAP LO KE GUE APA? LO MUNAFIK!, DIBELAKANG GUE LO FITNAH BOKAP GUE! APA MAU LO?"
Aku terkejut bukan main. Feli menampar ku. MENAMPAR. Siapa kali dia berani menampar ku? Bahkan orang tua ku sendiri tidak pernah seperti itu kepada ku. Dan juga, sejak kapan aku memfitnah Didi, ayah Feli? Demi Allah, aku tidak pernah seperti itu.
"Gue ga pernah ya ngefitnah kayak gitu. Lo gausah ngegas" ucap ku tak kalah keras dengan suara Feli.
Putri tertawa kecil, diiringi oleh Feli, " Lo selain munafik, Lo sok polos ya? DAJJAL LO DAJJAL!"
"LO YANG DAJJAL, LO FITNAH GUE YANG ENGGAK-ENGGAK. GUE GA PERNAH YA SEMUNAFIK ITU SAMA SAHABAT SENDIRI!"
"SAHABAT? INI KATA LO SAHABAT? LO SAMA ORTU LO ITU NUDUH BOKAP GUE YANH ENGGAK-ENGGAK. GUE PALING BENCI SAMA ORANG YANG SOK SUCI PADAHAL DIRINYA LEBIH KOTOR DARI SEONGGOK SAMPAH!"
Aku seketika terdiam. Semua orang yang aku sayangi udah pergi, sekarang Feli akan begitu, dan aku tidak punya siapa-siapa lagi. Air mata ku yang dari tadi ku bendung, sudah jebol. Tak kuasa aku menahan semua beban ini.
"Cengeng Lo! Nyali Lo cuman secuil tai Idung gue! Nangis Lo nangis!" Ucap Feli dengan keras.
Lalu Putri memanggil teman-temannya, " GAYSS, COME HERE. ADA SYAILA NIH! GUE GA BOONG YA, DIA EMANG UDAH JATUH MISKIN WAHAHA"
Tangis ku semakin pecah ketika seluruh anak kelas 8 dan 9 melihat ku seperti melihat seorang gembel.
"Ih ga nyangka Syaila kayak gini"
"Iya tuh, dulu cantik sekarang burik haha"
"Orang dia udah jatuh miskin yaudin, kena karma Lo kan?"
Kira-kira begitu lah kata-kata orang yang melihat Syaila disini. Putri dan Feli sudah pergi terlebih dahulu, semakin lama semakin banyak orang mengerumuni Ku.
"PERGI KALIAN PERGI!!" Teriak ku histeris.
"Kak Lo udah setres kali. Kai vidioin oi"
Orang yang bernama Kai itu merekam ku, aku membanting kamera nya lalu pergi dari sana. Aku muak. Sangat muak. Kenapa aku harus miskin? Kenapa Allah ambil semua harta aku? Kenapa? Allah senang lihat aku diejek-ejek sama orang? Itu yang Allah mau?
"OI, KAMERA GUE GANTI! PECAH INI GARA GARA LO ANJING!"
*****
~To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Syaila [Completed]
Teen Fiction(Follow dulu sebelum membaca) Ini hanya cerita seorang gadis yang hidup dalam kemewahan sampai semuanya hilang dalam sekejap. Cerita perjuangan seorang gadis dalam menjalin hidup nya. Cerita yg mengajarkan kita supaya lebih menghargai hidup. Selamat...