[31] PRIA GILA

65 18 2
                                    

Ada yang benci kepada mu, ada juga yang iri melihatmu. Kau hanya perlu bersikap biasa-biasa saja. Karna mereka terlalu cepat menyimpulkan bahwa kau yang paling sempurna.
.
.

HAPPY READING
SYAILA STORY’







“Permisi..” ucap ku mengetuk pintu rumahmakan sederhana ini.

Seorang wanita paruh baya datang menghampiriku, dan bertanya dengan hangat, “Maaf, ada apa ibu?”

Aku memberikan sebuah map yang berisikan ijazah ku selama di sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Aku dulu adalah murid terpintar seangkatan, aku berharap ijazah ini dapat membantu ku hari ini.

“Maaf, karyawan dan para staf sudah lengkap. Silahkan ibu pergi darisini,” tolak wanita paruh baya itu.

Aku menghela napas, ini sudah yang ketiga kali nya lamaran ku ditolak. Aku harus mendapatkan pekerjaan hari ini, jika tidak bagaimana Joy dan Syaila akan makan nanti?. Aku harus ekstra sabar, tuhan sedang menguji kesabaran ku.

Tujuan berikutnya adalah sebuah toko kelontong, aku mengetuk pintu masuk nya dengan pelan, “Permisi..”

Tidak ada jawaban. Toko ini seperti tidak berpenghuni, aku memberanikan diri mengetuk nya sekali lagi.

“Permisi.. saya ingin melamar pekerjaan.”

Masih tidak ada jawaban juga, aku mencoba membuka pintu masuk nya. Ku lihat ada berbagai manekin manusia, firasat ku tidak baik. Aku lantas bergegas keluar dari toko ini, namun seseorang memegang pundak ku.

“Hai cantik,”

Aku menghadap ke belakang dan sosok pria berwajah tambun berada di belakang ku. Aku menjerit, berusaha melepaskan diri dari cengkraman pria ini.

“Kamu mau lari kemana? Temenin abang yuk,” lanjut pria itu setengah tertawa.

“Bajingan!” aku menendang kaki nya, alhasil ia melepaskan cengkraman tangan nya. Aku berlari secepat yang aku bisa. Pria itu masih mengejarku, padahal aku sudah keluar dari toko usang miliknya. Jalanan di area toko nya memang sepi, mungkin orang kampung enggan berbelanja di daerah ini. Tak sengaja, kaki ku tersandung sebuah kayu, aku terjatuh.


“Arghh!,” ringis ku, aku berusaha untuk berdiri. Ku tahan rasa sakit di kaki ku. Pria itu sudah mendekat, aku berlari namun tidak sekencang tadi. Darah segar mengalir dan membasahi sepatuku, ah aku sudah tahan lagi, dan ku robohkan tubuh ku dijalanan sepi ini.

“Akhirnya, kamu berhenti juga” ucap pria itu, ia mendekati ku. Aku menutup mata, aku melihat Joy dan Syaila. Syaila tersenyum kearah ku. Juga Joy yang terlihat merangkul pundak Syaila.

Keajaiban, aku mengharapkan satu keajaiban.

Atau malaikat penolong? Aku ingin selamat dari rayuan pria brengsek ini.







“Kau sentuh saja dia sedikit, kuhabisi kau!” suara itu seperti suara nenek-nenek.

“Dia istriku!.” Geram pria berwajah tambun itu.

“Kau tak pernah menikah Sadam!.”



Pria berwajah  tambun itu memegangi kepala nya. Ia menjerit keras, menyebut nama seseorang. Ia berlari begitu saja meninggalkan ku dengan nenek. Badan ku dibopong oleh nenek ini, aku berjalan tertatih-tatih. Dan berhenti disebuah toko laundry kecil. Kulihat hanya ada dua buah mesin cuci. Aku duduk di kursi pelanggan. Nenek mengambilkan kotak p3k di dalam lemari tua nya, ia lap kaki ku yang sudah berlumuran darah itu dengan sebuah kain.

“Siapa nama mu?” tanya nenek kepada ku.

Sambil meringis menahan sakit, “Riana nek.”

Nenek itu tertawa, “Apakah aku setua itu nak?”

Aku langsung salahtingkah, “Terimakasih sudah menolong saya,” ucap ku dengan sopan.

“Ini bukan pertama kalinya ada wanita yang dirayu Sadam.”

Aku heran, berarti sebelum ini ada korban selain diriku. Aku ingin menanyakan nya kepada nenek ini, namun tidaklah baik jika aku terlalu banyak bertanya.

“Tanyakan saja apa yang ingin kamu tanyakan,” ucap nenek itu, ia seperti tau apa yang sedang kupikirkan.

“Panggil saja saya Bu Murni,” ucap nya.

“Saya bukan korban pertama dari pria gila itu bu?” tanya ku hati-hati.

“Anak ku, ia korban pertama percobaan gila Sadam.”



*****





5 tahun yang lalu..

“Gila kamu Sadam! Kembalikan anak saya!.” Teriak murni sambil menahan tangisnya.

Bagaimana tidak? Putri semata wayang nya dijadikan bahan percobaan oleh Sadam. Murni tau, putri nya sangat mencintai pria terpintar di kampung ini. Ia rela melakukan apapun agar pria itu dapat membalas cinta nya. Nasi sudah jadi bubur, anak nya tidak akan kembali lagi.

Murni sudah menjodohkan anak nya, Lili dengan orang yang lebih pantas dari Sadam. Cinta membutakan penglihatan Lili, Lili berpikiran bahwa Sadam adalah pelabuhan cinta terakhirnya. Ketika lamaran sedang berlangsung, Lili kabur dari rumah dan pergi menemui Sadam.

Sadam yang awalnya tidak tertarik dengan Lili, seketika iba melihat Lili yang sedang menangis memohon kepadanya agar diberi tumpangan tempat tinggal. Namun ia tidak bisa berbohong dengan perasaan nya, ia diam-diam juga mencintai wanita yang juga mencintai nya lebih awal. Malam itu, Sadam berjanji akan menikahi Lili, tapi dengan satu syarat.

Lili harus meminum obat tidur, Sadam mengatakan ia akan menjadikan Lili sebagai istri nya jika percobaan ini berhasil. Lili yang terbuai angan-angan akan menikah dengan Sadam langsung mengiyakan. Lili meminum obat tidur itu, dan Sadam langsung memulai percobaan nya.

Sadam ingin membuat manekin ciptaan nya menjadi manusia yang bisa bernafas dan memiliki nafsu. Ide yang gila, Sadam berfikir dengan menjadikan Lili manekin dan mengubah nya lagi menjadi akan berakhir dengan hasil yang memuaskan. Namun apalah daya, manusia tidak akan penah bisa menyamakan dirinya dengan tuhan.

Lili memang berhasil menjadi manekin, namun tubuh nya tidak dapat kembali seperti semula. Ia menjadi manekin selama-lamanya. Sadam ketakutan, tak tau harus berbuat apa. Ia menyembunyikan manekin Lili disebuah peti mati, dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa.

Tiga hari setelah hilangnya Lili dari rumah, Murni mencari Lili dari ujung ke ujung. Lili tidak ditemukan, sampai di kompleks pertokoan ini, Murni mencoba mengetuk pintu toko Sadam, berharap pemuda yang jenius itu tau dimana keberadaan putrinya. Namun Murni terkejut setengah mati melihat berbagai alat-alat aneh berserakan di lantai toko. Juga ada sebuah sandal bewarna pink, Murni mengenal sandal itu. Itu adalah sandal putrinya. Murni mengacak-acak seluruh isi toko dan menemukan sebuah peti mati yang dikunci rapat.




“Mana kunci nya!” teriak Murni kepada Sadam yang sudah ketakutan.




Sadam memberikan sebuah kunci kepada Murni, betapa terkejut nya Murni ketika melihat anaknya sudah terlanjur kaku menjadi manekin.





*****




Sejak saat itu, Sadam dikenal sebagai penjahat dan orang yang sudah gila. Ia dibawa ke Rumah Sakit Jiwa di kota selama 2 tahun dan tinggal di toko yang sekaligus juga menjadi rumah nya. Sudah banyak wanita yang menjadi korban nya. Orang-orangkampung pun segan jika harus ke kompleks pertokoan ini, takut jika istri atau anak gadisnya jadi korban Sadam.






“Kamu beneran baik-baik saja?,"





*****





~To be continued

Syaila [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang