Wei Wuxian dan Lan Wangji berkeliling untuk melakukan perburuan malam di sebuah desa seperti biasanya. Beberapa hari ini mereka tidak menemukan jejak-jejak mayat hidup maupun monster ganas di sekitar pedesaan, karena itu mereka memutuskan untuk menginap di sebuah penginapan dan beristirahat.
"Lan Zhan, aku baru menyadari desa ini sangat indah." gumam Wei Wuxian sambil memandangi pemandangan yang terhampar di jendelanya.
Lan Wangji yang saat itu sedang membaca buku di mejanya langsung bangkit berdiri dan menghampiri Wei Wuxian. Tangan kanannya mengelilingi pinggang Wei Wuxian dengan lembut. Gerakan itu terlihat sangat mulus sampai-sampai seolah itu adalah suatu kebiasaan.
"Terkadang aku berpikir, apakah tepat aku memilih jalanku sebagai seorang kultivator?" ujar Wei Wuxian dengan tatapan yang masih terpaku dengan pemandangan di depannya.
"Tetapi kurasa aku akan tetap memilih sebagai kultivator kalau aku diberi kesempatan untuk kembali ke masa remaja. Setidaknya aku akan melakukan itu supaya bisa bertemu denganmu." lanjut Wei Wuxian sambil tertawa kecil.
Sebenarnya bukan hanya itu alasannya. Saat Wei Wuxian masih kecil, Paman Jiangnya—Jiang Fengmian—menyelamatkan dirinya yang saat itu adalah bocah kotor yang tinggal di jalanan. Tentu saja ia harus membalas perbuatan Paman Jiang dengan menjadi kultivator kebanggaan Sekte Jiang.
Itulah pemikiranku saat masih muda.
Tidak ada yang menyangka pemikiran itu membawanya menuju kekacauan yang tidak bisa diatasinya.
Lan Wangji menarik Wei Wuxian ke pangkuannya. Bersama, mereka menikmati pemandangan sebagai seorang pasangan.
"Kenapa tiba-tiba berpikir begitu?"
"Hmm, hanya saja aku merasa ketika aku masih menjadi kultivator muda yang bersemangat, aku tidak memiliki kesempatan menikmati hal-hal kecil seperti ini."
"Hal-hal kecil seperti apa?"
Wei Wuxian mengalihkan pandangannya dari pemandangan desa yang menyejukkan menuju wajah suaminya yang menatapnya dengan pandangan yang lembut.
Wei Wuxian Muda selalu merasa tatapan Lan Wangji sangat membosankan. Matanya selalu menunjukkan ketidaktertarikkan dan keacuhan terhadap dunia menyenangkan yang jelas-jelas berada di depan matanya.
Namun saat ini, tatapan mata itu benar-benar hanya terfokus padanya. Seolah-olah pemilik sepasang mata itu telah dihipnotis olehnya.
Dengan lembut, ia mengelus pipi Lan Wangji.
"Seperti memandangi wajah suamiku yang begitu tampan." kata Wei Wuxian dengan tak tahu malu.
Lan Wangji terkejut dengan jawaban itu. Ia segera membuang muka dan tidak sengaja mengekspos telinganya yang memerah.
"Lan Zhan, bagaimana bisa aku saat muda tidak menyadari bahwa kau begitu imut?" Wei Wuxian menyentuh telinga panas Lan Wangji.
"Tak tahu malu!"
Wei Wuxian tersenyum dan mengecup daun telinga Lan Wangji dengan penuh cinta.
"Bukankah aku selalu begitu?"
.
Keesokan harinya, Wei Wuxian begitu bersemangat ketika bangun. Ia bahkan mampu mandi sendiri tanpa perlu diangkat oleh Lan Wangji seperti pagi-pagi sebelumnya.
Ketika Wei Wuxian selesai berpakaian, Lan Wangji datang dengan membawa sarapan.
"Tidak ada arak." kata Lan Wangji sebelum Wei Wuxian bertanya.
"Tidak apa-apa." Dengan santainya, Wei Wuxian duduk berhadapan dengan Lan Wangji dan mulai menyantap sarapannya.
Mata Lan Wangji sedikit berkedut ketika melihat Wei Wuxian mengambil sayuran dengan sumpitnya dan memasukkannya ke mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
假村庄 Desa Jia (MDZS Fanfic)[✔️]
FanfictionWei Wuxian dan Lan Wangji kembali melaksanakan misi "berburu" mereka. Kini, mereka dihadapkan dengan hilangnya warga desa termasuk kultivator-kultivator yang pernah datang ke desa itu. Di saat yang sama, Wei Wuxian baru menyadari betapa berharganya...