Wei Wuxian sedang menikmati waktu mandinya ketika tiba-tiba teringat sesuatu yang tak sengaja ia lihat tadi siang. Ia pun melirik Lan Wangji yang sedang fokus mengerjakan laporannya.
"Lan Er Ge~"
Lan Wangji menghela napasnya, kemudian menatap Wei Wuxian yang sedang tersenyum.
"Ada apa?"
"Sebenarnya tadi aku melihat kakakmu sedang melakukan sesuatu."
Mata Lan Wangji menyipit ketika mendengar perkataan Wei Wuxian yang ambigu.
"Melakukan apa?"
"Dia sedang membakar buku di belakang bukit. Aku tidak sengaja melihatnya ketika sedang menemani para junior berburu malam.
"Pada awalnya aku tidak merasa tertarik, kemudian aku tidak sengaja melihat cover buku itu. Aku seperti pernah melihatnya. Aku jadi teringat, jangan-jangan itu buku Luan Po Chao yang tersisa?"
Lan Wangji menurunkan bulu matanya. Wajahnya kembali fokus pada laporannya, namun pikirannya tidak tenang.
"Mungkin."
Wei Wuxian tidak menjawab. Sebenarnya ketika ia melihat Lan Xichen sedang membakar buku tadi siang, Wei Wuxian juga melihat ekspresi Lan Xichen. Ekspresi sedih Lan Xichen yang pernah ia tunjukkan saat ia tahu kini kedua saudara sesumpahnya telah mati dalam pertarungan abadi mereka.
Lan Zhan akan sedih kalau aku memberitahunya, pikir Wei Wuxian sambil membenamkan kepalanya ke dalam air. Setelah merasa sedikit lega di dalam air, ia kembali ke permukaan.
Saat ia menenggakkan kepalanya ke permukaan air, Lan Wangji sedang berdiri di depannya dan bersiap mengangkat pasangan bandelnya ini dari bak. Ia sedikit terkejut ketika Wei Wuxian tiba-tiba kembali muncul dari dalam air dan tidak bisa menghindari cipratan air.
Wajah Lan Wangji yang basah karena cipratan membuat wajahnya yang tampan seolah berkilauan. Wei Wuxian tidak bisa menahan rasa kagumnya.
"Lan Zhan, kau mungkin sudah sering mendengar ini. Sayangnya mulutku tidak bisa berhenti berkata kalau kau sangat tampan." gumam Wei Wuxian dengan tidak tahu malu.
Ekspresi Lan Wangji tidak berubah, namun Wei Wuxian bisa melihat bahwa telinga pria rupawan di depannya ini memerah.
"Kalau sudah selesai, cepatlah keringkan tubuhmu dan berpakaian. Kau akan masuk angin." ujar Lan Wangji mengalihkan pandangannya dan segera mengeringkan wajahnya.
Wei Wuxian tertawa terbahak-bahak melihat perilaku Lan Wangji, kemudian ia segera menuruti perkataan Lan Wangji.
Keesokan harinya, Wei Wuxian tidak sengaja bertemu Lan Xichen ketika sedang melintas di Lanshi.
Dilihat dari baju putih bersih khas Lan-nya yang terkena titik-titik hitam abu dan wajahnya yang tidak terlihat bagus, Wei Wuxian bisa menduga bahwa Lan Xichen baru saja membakar buku lain.
"Wei gongzi."
"Zewu-jun."
Lan Xichen yang biasanya akan segera memberikan topik obrolan yang menyenangkan setelah memberi salam, namun kini Lan Xichen seolah ingin segera kembali ke ruangannya.
"Wei gongzi, saya permi-"
"Zewu-jun, mau menemaniku memancing?" tanya Wei Wuxian sambil tersenyum.
Mendengar tawaran mendadak itu, Lan Xichen sedikit terkejut. Setelah menimbang sebentar, akhirnya Lan Xichen menghela napas dan mengangguk.
Wei Wuxian membawa Lan Xichen ke sungai dekat Yun Shen Buzhi Chu. Sungai ini sebenarnya adalah sungai yang dulu sering Wei Wuxian kunjungi bersama dengan Jiang Cheng dan Nie Huaisang ketika mereka belajar di Gusu. Mengingat masa-masa itu, Wei Wuxian tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
假村庄 Desa Jia (MDZS Fanfic)[✔️]
FanfictionWei Wuxian dan Lan Wangji kembali melaksanakan misi "berburu" mereka. Kini, mereka dihadapkan dengan hilangnya warga desa termasuk kultivator-kultivator yang pernah datang ke desa itu. Di saat yang sama, Wei Wuxian baru menyadari betapa berharganya...