3

714 38 10
                                    

*****

"Kayak nya aku bakal cari kost-an baru deh." celetuk Arkhan tiba-tiba.

"Kenapa?" tanya Lyzara.

"Arkhan ga betah ya di kost-an temen Zara? Temen Zara galak yah? Dia bikin Arkhan risih ya?"

Arkhan pun menggeleng. "Bukan, Arkhan ga enak aja sama Zara. Masa Zara yang bayarin tambahan kost-an. Arkhan gamau, itu ngrepotin banget." ujar nya.

Lyzara pun menggeleng. "Engga Arkhan, engga ngrepotin sama sekali. Malah Zara seneng kok."

"Engga Zara, aku ga enak tetep. Nanti kalau orangtua Zara tau, pasti Zara bakal di marahin."

Lyzara tersenyum. "Mereka gaakan tau selagi gaada yang ngasih tau."

Arkhan tersenyum lalu mengacak puncak kepala Lyzara. "Zara, kamu tenang aja. Aku itu laki-laki dan ga selalu bergantungan dengan kenikmatan yang di beri orang lain. Aku juga akan berusaha buat bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari aku."

"Dengan cara?" tanya Lyzara memotong ucapan Arkhan.

"Kerja sampingan."

"Arkhan yakin?" tanya Lyzara memastikan lalu Arkhan pun mengangguk.

Lyzara pun berpasrah saat mengetahui keputusan Arkhan. "Kamu beneran gak mau tinggal di tempat kost-an nya temen aku lagi?"

Arkhan pun mengangguk antusias. "Iya Zara, aku kan udah bilang aku gamau ngrepotin Zara sama temen Zara."

"Lagian Arkhan siapa nya Zara berani ngrepotin Zara, hm?" tanya Arkhan yang memastikan.

Lyzara mendesah pelan. "Tapi-"

Arkhan menggelengkan kepala nya. "No no no, Arkhan itu laki-laki gaboleh di kasihani apalagi sama perempuan."

"Zara bukan kasihan, tapi khawatir sama kamu Arkhan."

Arkhan tertawa kecil. "Gausah khawatir, Arkhan bisa kok ngehidupin kehidupan Arkhan sendiri tanpa bantuan orang lain."

Lyzara pun membelalakkan matanya. "Enggak! Arkhan harus tetap mau misal Zara mengulurkan sebuah bantuan. Kalau misal Arkhan nolak, Zara pasti bakal sedih banget."

"Iya Zara, kamu memang yang terbaik."

Lyzara tersenyum lalu ia ingin memeluk Arkhan namun niat nya terurungkan karena buat apa berpelukan? Status mereka saja tidak jelas, selain kata TEMAN.

Setelah mereka berbincang-bincang, akhirnya Arkhan memilih untuk mencari sebuah kost-an sendiri tanpa di temani Lyzara. Ia mencari kost-an dengan harga yang murah. Karena, ia hanya memiliki sedikit budget.

"Jadi, ini uang kost-an per bulan nya berapa bu?" tanya Arkhan memastikan.

"Semua nya 450 ribu itu sudah termasuk bayar listrik, air, tempat tidur, dan meja belajar." timpal ibu kost nya.

Arkhan pun menunduk dan membuka isi dompet nya. "Em, bu mau tanya lagi boleh?"

Ibu kost yang bernama Bu Diyah itupun menganggukkan kepala nya. "Iya, boleh kenapa ya?"

"Saya cuma ada uang 200 ribu, kalau saya bayar nya bulan depan dan sekalian bayar yang bulan depan gapapa Bu?" tanya Arkhan yang memastikan kembali.

"Ya ga bisa gitu dong, 450 ribu itu udah murah banget loh dan saya juga perlu uang nya." ketus Bu Diyah dengan nada yang sedikit di naikkan.

Arkhan pun hanya meringis canggung. "Jadi, gaboleh ya Bu?"

"Kamu sekarang aja gaada duit buat bayar, bulan depan kamu mau bayar pake apa?" tanya Bu Diyah lagi.

Arkhan pun dengan antusias menjawab pertanyaan Bu Diyah. "Saya nanti kerja kok Bu, ibu tenang aja. Pasti saya bayar kok."

Bu Diyah pun ragu dengan apa yang di ucapkan Arkhan. Seolah-olah di benak nya itu bertanya apakah dia bisa mempercayai ucapan laki-laki yang di hadapan nya ini?

"Enggak-enggak, kamu sebaiknya pergi dari sini cari tempat kost-an yang lain dan lebih MURAH." timpal Bu Diyah dengan nada yang di tekankan.

Arkhan pun memohon kepada Bu Diyah agar ia bisa mempertimbangkan sebuah keputusannya itu. "Bu, saya mohon tolong percaya ke saya. Saya bisa kok Bu membayar tagihan kost-an bulan depan lalu apakah ga bisa bayar pakai uang muka dulu?"

"Bisa, tapi kamu harus bayar 1 Minggu kemudian setelah bayar uang muka."

Arkhan pun membinarkan matanya. "Benarkah? Jadi boleh bayar pakai uang muka?"

Bu Diyah pun mengangguk. "Tapi, jika kamu gak bisa bayar dalam waktu 1 Minggu itu kamu akan saya usir dari kost-an saya."

"Baiklah Bu, terimakasih. Bu Diyah sangat berjasa bagi saya. Semoga kebaikan Bu Diyah terbalaskan." ucap Arkhan senang.

"Dan saya berjanji, akan membayar tagihan kost-an dalam waktu 1 Minggu kedepan." tambah nya lagi.

*****

Setelah di rasa tempat kost sudah rapih dan barang-barang tertata pada tempat nya. Sebuah bunyi pun terdengar oleh telinga Arkhan.

"Duh, laper banget." ujar nya dengan memegang perut.

Arkhan pun akhirnya memilih untuk ke warteg terdekat untuk membeli makan.

Sepertinya uang Arkhan hanya akan cukup membeli makan tempe dan sambel. Karena uang yang ada hanya bisa untuk makan 1 Minggu. Itupun hanya bisa makan 1 hari dua kali dengan lauk yang sama.

"Akhirnya, bisa makan hari ini walaupun lauk ga seberapa. Pokoknya harus tetap bersyukur meskipun semua sederhana." ucap Arkhan dengan nafas yang lega setelah mengucapkan rasa syukur dengan nikmat yang telah Tuhan beri.

Tak hanya itu, sebari di jalan Arkhan melihat kanan dan kiri untuk melihat sebuah brosur lowongan pekerjaan. Siapa tau dia bisa mendapatkan pekerjaan dari brosur-brosur yang tertempel di dinding tepi jalan.

"Yah, dari tadi gaada yang pas sama jadwal sekolah." keluh nya, namun Arkhan pantang menyerah ia akan terus mencari pekerjaan yang pas dan cocok untuk pelajar.

Arkhan pun menyipitkan matanya agar bisa membaca sebuah brosur di seberang jalan.

"Sepertinya menarik." ujar Arkhan lalu menyebrang jalan menuju brosur tersebut.

"Wah, kaya nya ini cocok deh." ujar nya lalu ia mencopot brosur yang tertempel itu kemudian pergi.

*****

Sesuai janjii xixi, 500 pembaca aku update
tapi gaje ya ceritanya? maapin ya, aku bingung ide huhu. semoga aja suka ya sm lapak ini ♡
kalo g suka gpp, g ush d baca eheheh.

eh ada perubahan di part 1 ya, dan berkaitan banget dengan part ke 3 ini.

yaudah sgtu doang, sampai jumpa guyss

Sabtu, 31 Desember 2022

Arkhan Kaka [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang