Prolog

44 11 12
                                    

Halo, balik lagi dengan ceritaku yang baru. Ini cerita Ke-3 dari SMA Starlight Series, semoga kalian suka ya:)

Warning Allert❗

Cerita ini mungkin tak akan berakhir sesuai perkiraan kalian. Bisa saja kepergian yang dimasud adalah kematian, tabrakan hingga amnesia atau mungkin ending bahagia dengan kemungkinan 0,3%. Tapi, jika kalian memaksa untuk membaca, yah mau bagaimana lagi. Tak ada kalimat lain yang bisa saya ucapkan selain "Selamat datang di dunia Roman & Melody"

🎼

Autumn in My Heart, Yiruma

🎼

Pria bernama Leo yang enggan dipanggil Roman itu terbangun. Masih dengan piyama putih panjang kesayangannya, cowok itu berjalan menuju sudut jendela. Menarik sebuah kursi kecil dan duduk di sana. Tangannya membuka penutup piano secara hati-hati. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan arppegio sebagai pemanasan dan memainkan lagu Autumn In My Heart tanpa sheet music.

Cowok itu sudah menghafal partitur itu di luar kepala. Tak tahu kenapa tiba-tiba ia memainkan piece ini. Mungkin karena hari ini adalah penghujung musim gugur. Daun pohon maple di luar tampak berwarna kuning keoranyean, beberapa helai bahkan jatuh dan mewarnai aspal hitam, atau mungkin karena perasaannya yang tak bisa gugur meski sudah 4 tahun ia tak melihat gadis itu lagi.

Jalanan upper west side sudah penuh dengan pejalan kaki, bahkan mungkin seluruh warga di kota manhattan mulai melakukan aktivitasnya di pagi hari. Ia jadi merindukan Indonesia, ah bukan. Mungkin maksudnya ia merindukan seseorang yang berada di sana.

“Hei Rom, liat! Lo sekali-kali perlu keluar buat liat gimana bumi yang Lo pijaki saat ini. Bukan terus-terusan mengurung diri di ruang yang pengap begini.”

“Nih, coba. Lo harus tau kalau kembang gula itu manis banget. Jangan melulu makan fast food yang gak sehat.”

“Duh, begaya amat sih lo mau dipanggil Leo.  Panggilan lo tuh Roman. Udah terima aja kalau emang nama lo jadul.”

“Lo beneran seorang pianis ya! tangan lo lembut, lekukannya kerasa. Pas di tangan gue, hehe.”

“Rom, lo beneran mau pergi? Ninggalin gue gitu? Lo masih inget punya utang Starbucks kan?”

Cowok itu tersenyum sekilas saat mengingat wajah gadis itu saat asik berceloteh. Ia bahkan masih mengingat perkataan gadis itu yang menghantuinya tatkala bermain piano. Ia masih mengingat segalanya. Perasaannya pada gadis itu masih belum berubah dan ia berharap itu berlaku untuk selamanya. Apakah di sana gadis itu juga sama merindukannya?

Roman tersenyum, ia jadi lebih menyukai panggilan ini sekarang. Cowok itu menekan tuts piano cukup kuat seraya menengadah dan memejamkan matanya.

Apakah rindu ini akan tersampaikan padanya?

Note: • Arpeggio = Rentetan nada cepat untuk “pemanasan”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Note:
• Arpeggio = Rentetan nada cepat untuk “pemanasan”

• Sheet Music = Bentuk tulisan tangan atau cetakan notasi musik yang menggunakan simbol musik untuk menunjukkan tala, ritme atau akord dari sebuah lagu atau karya musik instrumental. 

• Piece = Komposisi musik piano

Bagaimana? Masih mau lanjut membaca?

Bagaimana? Masih mau lanjut membaca?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saya kasih cuplikan teasernya deh.


Kalau suka kalian boleh tambahin ke library dan tekan tombol bintang dong,hehe.

Neighbour From MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang