Jangan jatuh cinta kepada seorang pianis!
Kau akan dibuat takluk dengan pesona nada-nada yang dihasilkan oleh jemarinya
🎼
“Mana sih!” jerit Uci setengah kesal. Tiga jam ia menghabiskan waktunya di kamar Melody tanpa melakukan sesuatu hal yang berarti, duduk pada permadani berwarna seperti kelopak sakura yang cukup tebal dan lembut. Sayangnya ia ingin sekali pulang dan mengistirahatkan tubuhnya pada ranjangnya yang empuk. Meksipun di kamar ini Melody memiliki ranjang queen size yang cukup mewah dan tentu saja memanjakan punggungnya, tetap saja hanya ranjangnya di rumah yang membuat cewek itu puas. Kalian pasti pernah mendengar istilah "My Home Sweet Home" 'kan?
“Duh, sabar dong. Gue yakin habis ini pasti bakal keluar deh suara pianonya. Setan kan keluarnya malem-malem,” bantah Melody. Menekan kedua pundak Uci dengan tangannya, menekan cewek itu agar duduk kembali. Sedangkan Melody melirik pintu balkon kamarnya yang terbuka, berharap nada piano yang ia dengar semalam berbunyi lagi agar cewek berkacama mata itu percaya.
Uci menghembuskan napasnya tertahan, berusaha menekan kesabarannya menghadapi Melody yang sungguh! Matanya mungkin sedikit kabur karena terlalu banyak melihat layar ponsel sampai-sampai dia berkata melihat hantu di seberang kamarnya. “Awas sampai hantunya gak keluar, gue yang bakal cekik lo nanti.”
Melody bergidik, menatap Uci dengan bibir mengerucut. “Elah! Pasti muncul deh. Lo sabar aja dulu. Gue mau mandi, lo tungguin oke? Gue rada parno sekarang.”
Uci hanya menatap datar Melody yang berjalan menuju pintu coklat yang berada di seberang ruangan. Selain menunggu apa yang menjadi halusinasi Melody 2 hari ini, ia harus menunggu cewek itu untuk mandi sekarang, benar-benar menyebalkan! Ia harus menyematkan predikat teman laknad untuknya mulai dari sekarang.
Sedangkan dibalik pintu coklat itu Melody tengah mengguyur tubuhnya dengan air yang keluar dari shower, sesekali cewek itu bersenandung kecil sambil menggosok tubuhnya dengan sabun beraroma mawar yang segar. Akhirnya ia bisa tenang, Uci menemaninya di luar, jadi ia tak perlu terburu-buru untuk mandi seperti kemarin-kemarin. Bahkan tadi malam saja ia enggan menggosok gigi dan beranjak dari selimut tebalnya saking takutnya jika tiba-tiba hantu itu muncul.
Di tengah-tengah cewek itu bersenandung samar-samar ia kembali mendengar suara piano itu terdengar. Benar-benar samar, mungkin karena jaraknya cukup jauh sekarang. Hanya saja kali ini nadanya beda dari yang kemarin-kemarin. Kali ini lebih lembut, tapi justru itu yang membuat bulu kuduk cewek itu semakin meremang.
“CI! LO DENGER KAN?” teriak Melody cukup keras, tak mungkin Uci tak mendengarnya. Namun, mengapa ia sama sekali tak mendengar sahutan suara?
KAMU SEDANG MEMBACA
Neighbour From Mars
Teen FictionRoman Leo Gentala, seorang pianis muda berbakat menjalani kehidupan yang monoton seperti tuts piano sampai gadis cantik bernama Melody Felicia Rhapsody menyibak tirai dunia berwarna di hidupnya. Menjadikan nada-nada dalam setiap piece yang ia mainka...