Jungkook memasang sekelumit senyum lebar saat bola matanya menyorot pada deretan angka-angka yang tercetak pada laporan keuangan perusahaannya. Bulan ini, pendapatan perusahaan miliknya naik begitu pesat. Kerja kerasnya bersama seluruh karyawan memang tak pernah sia-sia.
Ayah muda itu merasa bangga akan hasil kinerja mereka. Sepertinya ia harus memberikan beberapa bonus tambahan untuk para karyawannya, dan juga mungkin... Hmm.. Pergi berlibur bersama keluarga kecilnya?
Kira-kira Lisa mau tidak, ya? Apalagi mereka terbilang jarang sekali mengajak Aera berlibur selain hanya mengunjungi rumah orang tua mereka ataupun pergi berbelanja ke swalayan.
Ah, mungkin Jungkook harus mencoba bertanya pada Lisa. Siapa tahu wanita itu setuju, 'kan?
Namun ketika isi kepala Jungkook mulai membayangkan momen-momen membahagiakan bersama keluarganya, tiba-tiba pintu ruang kerjanya terbuka. Munculnya seseorang dari balik pintu nyatanya mampu membuat senyuman si pria memudar secara perlahan, disertai gejolak yang bergumul didalam dada.
"K-kau..."
Wanita itu tersenyum. Kaki jenjangnya yang berbalutkan high heels berwarna merah itu mengetuk anggun pada lantai ruangan. "Terkejut, Jeon Jungkook?"
Untuk sesaat, Jungkook nyaris tak bisa berkata-kata. Ada rasa sesak, bahagia, sedih, bingung, dan berbagai rasa lainnya yang saat ini tengah menyerbunya secara membabi-buta. Kemudian pria itu mendengus pelan seraya memasang sekelumit senyum yang sarat akan luka didalamnya. "Ada apa, Choi Yuna? Kenapa kau datang kemari?"
Ya, Choi Yuna. Perempuan itu adalah mantan kekasih Jungkook. Mereka terpaksa mengakhiri hubungan karena saat itu Jungkook harus menikah dengan Lisa.
Sama seperti Jaehyun, Yuna pun memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri sebelum akhirnya kembali ke negara ini.
Tapi sumpah demi apapun, Jungkook tak pernah mengira kalau wanita itu akan muncul kembali dihadapannya. Presensi gadis itu seolah mengingatkannya pada kenangan dan luka yang pernah mereka lewati bersama-sama.
Namun ada banyak perubahan disana. Selain karena Jungkook yang sudah berkeluarga, Yuna pun tampak lebih kuat dan angkuh jika dibandingkan ketika mereka masih berpacaran dahulu.
Disana, Yuna menyandarkan bokongnya tepat ditepi meja kerja Jungkook. Mereka sedang berhadapan dan saling melemparkan tatapan dari posisi masing-masing.
"Aku merindukanmu." ucap Yuna. Meskipun belah bibir yang dipoles lipstick merah itu hanya menunjukkan sebuah senyum tipis yang tak berarti, namun sorot matanya seolah tak berbohong. Ia benar-benar merindukan mantan kekasihnya ini.
Biar bagaimanapun, mereka pernah menjalin kasih selama empat tahun lamanya. Mereka saling mengandalkan dan bertopang satu sama lain sembari berharap kalau suatu saat nanti mereka akan memiliki kisah yang jauh lebih bahagia bersama-sama.
Tapi sayangnya Tuhan tidak pernah merestui hal itu. Mereka dipaksa berpisah dengan cara yang menyakitkan, saling menghancurkan hati dan berjalan ke arah yang berbeda.
Jungkook ingat kalau satu hari setelah hubungan mereka berakhir, pemuda itu mendatangi sebuah klub dan menghabiskan berbotol-botol minuman beralkohol karena begitu frustasi.
Rasanya sangat menyakitkan ketika ia harus melepaskan seseorang yang ia cintai setengah mati dan menikahi seorang gadis yang saat itu bahkan cukup asing baginya.
Tapi... kenapa kini semuanya terasa berbeda?
Jungkook bisa merasakan masih ada sedikit rasa rindu yang menggelayuti hatinya. Namun ada sebuah rasa yang lebih besar. Sebuah rasa aman dan nyaman yang mungkin secara tidak sadar telah ia tumpahkan kepada wanita lain selain Yuna.
![](https://img.wattpad.com/cover/227349169-288-k830006.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
absurd family | lizkook version✔
Fanfiction[M] Jeon Jungkook dan Lalisa Kim mengaku tidak pernah saling mencintai sama sekali kendati pernikahan mereka sudah terbina selama tiga tahun lamanya. Tapi, bagaimana bisa itu terjadi jika Jeon Aera--balita mungil berusia dua tahunan tersebut sudah t...