"Jung.."
Jungkook hanya berdehem pelan ketika sang istri memanggil namanya. Ia sedang berusaha menidurkan Aera diatas pangkuannya dengan memberikan tepukan pelan. Kalau seperti ini, pria tersebut sama sekali tidak terlihat menjengkelkan. Namun justru malah terkesan sangat kebapakan sekali.
Lisa mendudukkan diri disisi Jungkook. Ia melirik putri mereka yang sudah mulai memejamkan mata dengan nyaman. Jarang-jarang Jungkook bisa mendapatkan waktu luang dan cepat pulang dari kantor seperti ini. Kesibukan memang menjadi faktor utama. Maka ketika pria itu mendapatkan kesempatan, ia akan menggunakan waktunya sebaik mungkin untuk bersama dengan Aera.
"Tadi siang aku bertemu dengan Jaehyun."
Kendati sepasang suami-istri itu sama-sama mengarahkan bola mata pada televisi berukuran empat puluh satu inch dihadapan mereka, namun nyatanya isi kepala mereka sama sekali tidak tertuju kesana.
Jungkook sendiri tahu betul siapa Jaehyun dalam hidup Lisa. Sebenarnya, semasa kuliah dulu mereka termasuk dalam satu universitas yang sama. Jaehyun dan Lisa sudah terkenal akan keromantisan dan keserasian mereka. Sementara Jungkook sama sekali tidak memedulikan mereka karena saat itu ia juga sudah memiliki tambatan hati.
"Oh, benarkah?" Jungkook bertanya dengan tenang. Walaupun suasananya terlihat aman terkendali, tapi entah mengapa seperti ada sesuatu yang membuat atmosfirnya menjadi sedikit lebih tegang.
Lisa mengangguk pelan. Ia hanya ingin bersikap jujur pada pria itu tanpa ada yang ditutup-tutupi sama sekali. Ia merasa kalau Jungkook tetap berhak mengetahuinya, sebab mereka adalah sepasang suami-istri walau tanpa adanya rasa cinta sedikitpun. "Kami makan siang bersama. Dia bilang, dia akan menetap di Seoul."
Jungkook tidak memberikan reaksi apapun.
Lisa menghela napas lelah. Sebenarnya agak terasa percuma ia mengatakan hal ini pada Jungkook. Memang apa sih yang ia harapkan? Apa ia berharap kalau Jungkook akan cemburu dan melarangnya untuk bertemu dengan sang mantan kekasih?
Ah, tapi sepertinya tidak. Bagaimana mungkin Jungkook akan bersikap seperti itu kalau pria tersebut bahkan terlihat tidak peduli sama sekali?
Lisa kemudian bangkit dan mengambil alih tubuh Aera dari pangkuan Jungkook. Ia membawa putrinya yang sudah tertidur pulas itu menuju ruang kamar.
Sementara entah mengapa, Jungkook tiba-tiba merasakan ada gejolak amarah yang berpadu dengan rasa sesak didalam dadanya. Ia sangat kesulitan untuk mendeskripsikan penyebabnya, selain melampiaskan hal tersebut melalui rahang yang mengeras dan kedua tangan yang terkepal kuat-kuat.
°°
"Jung.."
"Jungkook.."
"YAK, JEON JUNGKOOK?!"
Jungkook tersentak. Jantungnya berdentum keras. Kesadarannya seolah ditarik paksa ketika suara nyaring Lisa mendobrak masuk ke dalam rungunya. "Bisa tidak sih kalau membangunkan suami itu dengan cara yang lembut dan tenang, hah?! Aku bisa mati muda kalau terus-terusan kau teriaki begitu!"
Lisa memasang raut wajah jengkel. "Aku sudah membangunkanmu berulang kali! Kesabaranku sudah diambang batas!"
Memang, hari ini merupakan hari sabtu dan Jungkook mendapatkan hari libur. Tapi sekarang waktu baru menunjukkan pukul delapan pagi, sementara Lisa sudah membangunkannya dengan suara keras yang mungkin bisa saja meruntuhkan bangunan rumah mereka.
Pria itu lantas berbaring memiring dan memeluk gulingnya, mencoba memejamkan mata kembali untuk melanjutkan tidurnya.
Lisa mendecak kesal, "Ibumu hampir sampai dirumah kita, Jeon!"
KAMU SEDANG MEMBACA
absurd family | lizkook version✔
Fanfic[M] Jeon Jungkook dan Lalisa Kim mengaku tidak pernah saling mencintai sama sekali kendati pernikahan mereka sudah terbina selama tiga tahun lamanya. Tapi, bagaimana bisa itu terjadi jika Jeon Aera--balita mungil berusia dua tahunan tersebut sudah t...