Searching Flay 2

454 17 5
                                    

Sudah sampai chapter ke 5 dari ceritaku aja nih. Terimakasih ya bagi yang udah baca sampai chapter ini :) Dan kali ini saya mohoooooon banget para readers semua mengomentari cerita saya ini. Apakah cerita saya ini bagus dan hukumnya fardhu 'ain(wajib maksudnya)untuk dilanjutkan? Ceileh,'FARDHU 'AIN' wkwkw. Ataupun menurut anda cerita saya ini kurang bagus di chapter bagian manaaa gitu? Ato bisa jadi emang cerita saya ini dari awal emang udah gak bagus ya? Huhuu TT___TT. Terlepas dari semua itu,komentar anda semua sangat bermanfaat bagi saya agar saya dapat menjadi penulis yang baik nantinya :)

Mau ngasih komentar 'pedas' sekalipun juga gak apa-apa kok. Ciyus deh ;D

Now,please enjoy the story~

_________________________________________________________

Pagi harinya,Shin langsung menghidupkan mesin mobil. Ia berkendara langsung menuju gunung yang diceritakan Pearl semalam. Jalan menuju menuju puncak gunung itu tidak rata. Baru diawal jalan yang mendaki saja,sudah bertemu dengan batu-batu yang terjal.

Saat sedang asik-asiknya berkendara,Shin tiba-tiba saja memberhentikan mobilnya begitu mendadak. Rowan dan Pearl terjatuh kedepan karena rem mendadak tadi.

“Ada apa Shin!?” Tanya Pearl yang mencoba berdiri kembali.

“Itu...” Shin menunjuk.

 Sungguh sial. Jalan menuju puncak gunung,terputus. Hanya terbentang sebuah jembatan panjang yang sepertinya adalah satu-satunya jalan alternatif menuju puncak gunung. Mereka tak punya pilihan selain berjalan kaki dari sini. Merekapun kemudian mempersiapkan perlengkapan kemah.

Shin dan kawan-kawan kemudian keluar dari mobil sambil menggandeng tas yang berisi selimut,persediaan makanan,dan lain-lain. Ketika hendak berjalan memasuki jembatan gantung tersebut,Shin melihat sebuah papan peringatan yang berisi,“PERINGATAN. Jembatan ini sudah rapuh. Anda diharapkan untuk tidak menyeberangi jembatan ini karna dapat membahayakan nyawa anda.”

Shin hanya tersenyum,dan kemudian melangkahkan kakinya ke jembatan tersebut. Urutan barisan mereka adalah sebagai berikut: Shin berada paling depan,Pearl ditengah,dan Rowan dibarisan belakang.

Shin bertugas untuk mengecek tiap-tiap kayu yang akan mereka pijaki dengan jara menekan-nekan kayu tersebut dengan kakinya. Diawal perjalanan,semuanya terkontrol. Hingga saat mereka memasuki bagian jembatan yang berkabut tebal. Semakin masuk kedalam kabut itu,suhu semakin dingin. Jembatan menjadi bergoyang karena angin salju yang begitu kuat. Di ‘kasus’ ini,Rowan lah yang paling menderita. Apalah tidak,Rowan satu-satunya orang yang memakai pakaian tipis dan bajunya tak berlengan pula. Berbeda dengan Shin yang memang selalu memakai pakaian yang tebal dan Pearl yang memakai jaket tebal. Sepanjang perjalanan,Rowan terus-terusan menggigil. Untunglah dia memiliki kekuatan witch yang berguna disituasi begini. Rowan pun kemudian mengubah kulitnya menjadi besi. Ia tidak akan merasakan panas,dingin,bahkan sentruman sekalipun.

Ketika Pearl sedikit tertinggal dibelakang Shin,ia entah kenapa berlari mengejar Shin.

Brak!

Kayu yang dipijak Pearl patah. Lantas kaki kanan Pearl pun terjepit diantara kayu jembatan tersebut. “AAW!” Teriak Pearl kesakitan. Kaki Pearl sepertinya tertusuk patahan kayu yang tajam. Rowan yang berada dibelakang Pearl dengan sigap mengangkatnya. Terlihat darah yang cukup banyak keluar dari betis wanita itu. Pearl benar-benar meringis kesakitan. Shin pun kemudian balik kebelakang untuk melihat keadaan Pearl.

“Pearl terluka parah. Kita harus menahan pendarahan dikakinya”. Shin kemudian mengambil perban yang dia bawa dari mobilnya dan kemudian melilitkannya tepat diluka Pearl. “Apa kau bisa berjalan Pearl?” Tanya Shin.

“Kurasa aku bisa.” Pearl mencoba berdiri dibantu Rowan yang memegang bahunya. Pearl kemudian melingkarkan tangan kanannya di leher Rowan. Mereka melanjutkan perjalanan walaupun dengan keadaan Pearl yang sekarang.

The NightmaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang