•1097 words!!
“Pak angkot!Stop!Stop!”Gue berlari mengejar angkot sambil terus teriak.Sesekali gue melirik ke jam
tangan merah jambu kesayangan gue.
Astaga 15 menit lagi!Batin gue.
Dan beruntung sekali supir angkot itu mau berhenti buat ngangkut gue.Dengan gerupuh dan rusuh gue masuk ke angkot dan duduk dipojokan.Gue bernafas lega,akhirnya gue punya harapan sampe di sekolah walaupun lewat jalur telat.
Gue adalah Aresa Mouren Respita Subroto,itu nama panjang gue,biasa dipanggil Resa.Putri kedua di keluarga Subroto dan cucu termuda plus terimut se keluarga besar.
Gue menempuh pendidikan
di salah satu SMA swasta di Jakarta.Sekolah yang gak begitu terkenal cuma sekolah swasta dengan SPP murah.
Keluarga gue hanya sekedar keluarga sederhana.Bukan salah satu orang terkaya di Indonesia.Orang tua gue cuma punya restoran dan sebuah minimarket kebanggaan dengan nama REVASA MARKET ‘Lengkap,murah dan berkualitas’.
Namanya diadaptasi dari nama gue dan kakak tertua gue,Reva.Cuma ya sekarang lagi bangkrut aja karna TOKO TOTO,Om botak saingan Papa titisan setan sirik!Kembali gue melirik jam tangan untuk yang kesekian kalinya,tinggal 10 menit lagi!
Gue adalah orang yang sangat tepat waktu,serius!Karna gue sangat benci dengan hal-hal merepotkan.Contohnya adalah telat,gue males harus repot-repot ngejar waktu.Jodoh aja belum
kekejar,lantas siapa tuh waktu harus gue kejar dan perjuangin?!Bercanda.
Ini semua karena gue bangun kesiangan,hampir jam 7 baru gue bangun itupun berkat siraman
air es dari Mama.Gue jadi khawatir dengan keadaan kasur gue,maafin gue ya sur!
Dan penyebab lainnya adalah tentang perjodohan kemarin.Waktu tidur gue kemakan untuk memikirkan perjodohan itu,ya cuma mikirin nemu solusi sih kagak!Gue masih dilema buat ngambil keputusan.
Gue masih muda dan masa depan gue masih panjang.Tapi disisi lain gue pengen bantu Papa yang hampir gulung tikar.Dilema berkuadrat.
Terlalu larut dalam pikiran,tanpa saar ternyata gue udah nyampe tujuan.Untung ada ibu-ibu yang mau turun juga jadi gue gak kelewatan.Gue langsung turun dan membayar ongkos dengan uang pas.
Untuk sampe depan sekolah gue masih harus jalan lima puluh meter ke dalam gang.Gue melirik
jam dan tersadar bahwa bel masuk sudah lima menit yang lalu.Dengan langkah cepat dan pasti,gue
berlari tanpa peduli lagi dengan penampilan yang udah gak ada rapi-rapinya lagi.
...
Disinilah gue sekarang berada surga dunia para siswa alias kantin.Setelah melewati perjuangan panjang,lari lima puluh meter,dijemur karena telat dan disuruh nyikat wc,gue akhirnya mendapat sedikit
celah keberuntungan dalam hidup gue.
Guru mapel tidak hadir dan gue bisa bebas ngasoi dikatin bareng
sahabat tercinta gue.
“Laper sih laper Sa,tapi liat-liat tempat dong!”Sindir mita.”Pamor lo sebagai kakak kelas yang disegani ternoda dengan liat cara makan lo yang mirip kambing!”Lanjutnya,dengan ejekan pula.
Gue memutar bola mata jengah.
“Sok bawa-bawa pamor lu nyet!”Sahut gue ngegas.”Lagian adek kelas kaga ada yang segan
sama gue.Mereka akhlaknya rata-rata 0%.”Lanjut gue sambil menggigit sepotong paha ayam.
Tadi gue mesan nasi campur pake ayam rendang,dan beruntung baget gue dapet pahanya.Mirip yang sering
dimakan Upin Ipin pula.
Bener juga sih junio-junior kita pada kaga ada akhlak.Bayangin aja,hari kedua masuk sekolah ada
anak cewek kelas sepuluh yang nendang botol sprite ke pantat gue,katanya sih ga sengaja.Untung gue ditahan sama Mita kalo kaga udah gue jadiin serbuk marimas tuh bocah.
“Heh!Lo dengerin gue ga sih?!”Teriak Mita membuat khayalan masa lalu gue buyar.
“Apaan dah?”Saut gue malas,gue lebih tertarik sama ini ayam.
“Lo masih utang cerita sama gue tentang yang semalem”Tuntunnya dengan semangat 45.”Coba lo jelasin sejelas jelasnya”Lanjutnya lagi,banyak tanya ni bocah.
“Gue di jodohin-“
“Lo terima?”Potongnya dengan antusias.
“Gue sih pengen no-“
“Saran gue sih tolak aja”Potongnya lagi sambil menopang dagu.
“Iya itu dia gue-“
“Tapi gada salahnya juga sih di terima”Potongnya lagi,lagi dan lagi.
“Bisa gak sih dengerin gue dulu?!Gue ngomong lo tikung mulu!Kek pelakor!!”Teriak gue dengan
emosi tepat didepan mukanya.Rasain biar glowingnya pada kabur.Tapi sejak kapan juga ya pelakor
tugasnya nikung?
“Tenang,tenang,kasih slow.Gausah ngegas gue ga budeg.”Lerainya sambil mengibaskan kedua tangannya dihadapan gue.Gue kembali tenang untung katin isinya cuma anak-anak kelas kita,jadi ga malu-malu amatlah.
”Jadi gimana?”Tanya Mita kembali memancing cerita.
“Seperti yang lo tau dan mau gak mau gue harus tetep mau”Ujar gue dengan lesu dan meletakkan sisa tulang ayam ke piring dengan kasar.
“Tunggu!Ini namanya pemaksaan dong?”Tebaknya dengan wajah serius.Tebakan Mita benar
tapi enggak sepenuhnya.
“Sedikit.”
“Maksudnya?”
“Usaha Papa gue hampir gulung tikar...”Gue menggantung kalimat gue dan itu membuat Mita yang duduk disebrang mendekat kehadapan gue beberapa senti.”Lewat perjodohan ini gue bisa bantu usaha Papa.”Lanjut gue dengan suara pelan.
“Tunggu!Tunggu!Jangan bilang lo mau dinikahin sama om-om tajir” Tebaknya lagi,tapi salah..Langsung keliatan minus otaknya si Mita.
Calon suami gue ganteng,ganteng banget kalau lo mau tau!
”Tapi kalo semisal ganteng,tajir,hot,kayak CEO gitu gue
sih iya-iya aja.”Lanjutnya malah ngaur,ini sih gue yakin otaknya udah lepas.Dikira hidup gue drama apa?!
“Mau lo!”Gue menerjang kepala Mita dengan sebelah tangan gue yang masih ditempeli saus bekas gue makan.Sontak dia mengelus-elus kepalanya jijik dan gue tertawa puas melihatnya.
“Apapun pilihan lo gue dukung.Lo harus tau tujuan hidup itu adalah kebahagiaan!Lo gak perlu khawatir dengan masa depan lo,karena belum tentu dimasa itu lo bakal menemukan apa yang lo impikan.Tuhan memberikan kebahagiaan lewat cara yang enggak terduga.”Nasehat Mita dengan kebijakan yang jarang muncul di otak tololnya.
Gue sampai gak berkedip sama sekali dengan kata-kata bijaknya,sampai mulut gue pun ikut menganga.Tapi ada benernya juga apa yang Mita bilang,gue terlalu mengkhawatirkan masa depan gue.Tapi itu hal wajarkan?
“Melek Ris,nanti mata lo kemasukan laler.”Kekehnya sambil menempelkan telapak tangan tepat di kedua mata gue.Baru juga dipuji,tololnya udah comeback.”Btw orang yang dijodohin sama lo tuh gimana?”Selanya ditengah kekesalan gue.
“Kepo!”Kata gue sewot.Dan sekarang gantian dia yang berdecak kesal.Gue sengaja gak kasi tau Mita,takut dia malah heboh dan nyiptain badai angin bahorok di kantin ini.
“Eh gue baru inget gue punya koleksi cogan baru.”Katanya sambil berpindah posisi ke kursi
sebelah gue dan menunjukkan akun intagram berisi deretan foto-foto keren dengan wajah yang tak asing.
Fyi,gue dan Mita memang adalah kumpulan cewek pengejar cogan.Motto kita berdua ‘no cogan
no life’ entahlah gue pun lupa kapan motto itu muncul dan kapan hal aneh ini jadi hobby gue.Tapi enggak bisa dipungkiri kalo hal konyol ini sangat menyenangkan.
“Ganteng ga Res?Gue udah kirim akunnya ke elo loh!”Lanjutnya lagi dengan antusias,gue pun memperhatikan layar handphone Mita dengan pura-pura antusias.
Itu mah calon suami gue goblok!
KAMU SEDANG MEMBACA
Anggares
Novela Juvenil"Kenapa lo nerima perjodohan ini?" "Kita bahkan belum kenalan." "Gue Aresa Mouren Respita,anak kedua dikeluarga ini.Lo bisa manggil gue Resa." "Gue Anggara Theodore Baswara,calon suami lo yang lo stalking di pertemuan pertama.Lo bisa panggil gue An...
