03.Perkenalan

28 7 4
                                    

Holla!!Masih hidupkah readers ku?
Maemunah hadir?maesaroh?munaroh?
Selamat membaca!
•718 words

...

Gue masih gak bisa percaya kalo cowok yang yang katanya akan dijodohin dengan gue ini adalah
cowok yang sama dengan cogan idola gue dalam sepekan terakhir ini.

Sebaik inikah takdir?Haruskah gue
senang?Atau gimana?

Gue menatap cowok dihadapan gue dengan wajah cengo,apa mungkin ini cuma efek halu gue.Nyata ga sih ini?

Sialnya gak sengaja mata nakal kakak gue menangkap tampilan yang disuguhkan layar handphone gue.Dengar bar-bar dia mengambil alih hp gue dan memamerkannya di tengah meja makan.

“Cie udah di stalker aja.”Godanya dengan suara dikeraskan dengan sedikit bumbu mengejek.Duh malu gue!

Seisi meja makan tersenyum geli dengan kelakuan bodoh gue,bahkan sayuran dimeja pun mungkin lagi ngetawain gue!

Karna malu yang udah sampai ke ubun-ubun dengan gesit gue merebut handphone gue dari kakak gada akhlak.Tapi sialnya itu hp malah mental dan jatuh ke lantai sampai menimbulkan bunyi retakan.

Panik,gue langsung jongkok ke kolong meja dan langsung mungut hp gue yang retak kaya tanah kena tsunami.

Dan paling sialnya lagi,saat gue mencoba berdiri tapi jidat gue malah terbentur pinggir meja dan tergores sedikit.Menciptakan benjol dan garis merah di jidat gue.Indah bukan?!

Seisi meja makan langsung panik melihat kondisi mengenaskan gue.

“Astaga Aresa kamu gapapa?!”Ujar tante Saras khawatir.

“Resa itu jidatmu berdarah.”Timpal Mama,itu sih Resa juga tau ma.

“Aresa ini meja kaca kok kamu tubruk aja sih,aduh kamu gapapa sayang?”Papa ikutan panik.Salahin mejanya bukan Resanya,ngapain meja diletakin disini?!

“Adek ya ampun hp lo pecah!”Timbrung kakak gue.Nih ya adek lo itu hp gue,atau guenya sih?!

Gue masih berjongkok dilantai sambil menutupi jidat gue.Sementara cowok yang katanya bakal dijodohin sama gue masih anteng berdiri memperhatikan gue dengan tampang gak bisa diartika,tapi lima puluh persen mukanya rata.

“Angga,cepat kamu bantu obati luka Aresa.”Intrupsi om Fernan,suami tante Saras.Dengan cepat gue tolak.

“Engga usah om,biar Resa obatin sendiri aja.”Tolak gue sopan dan sehalus mungkin.

“Sudah tidak apa-apa biar anak om bantu obatin.”Keukeuh om Fernan.

“Tapi—“

“Resa,nurut!”Potong Mama cepat,gue langsung tutup mulut takut galaknya Mama muncul dan berubah jadi tarjan lagi.
”Nak Angga tolong obatin Resa di kamarnya aja ya.”Pinta Mama lembut.Anak orang aja dibaikin!

Mama menatap gue tajam,dan alhasil gue nurut dan ngajak tuh cowok ke kamar gue.Mereka memandangi kepergian kami sambil tertawa geli.

Sesampainya di kamar kami langsung disuguhkan dengan penampakan kapal pecah.

“Rapi bener.”Sindirnya pelan.Ngeselin nih cowok.Gue menggerutu kesal.

Gue langsung lompat ke kasur dan duduk lesehan disana.Cowok tadi mengekori gue dari belakang,tapi dia memilih tetap berdiri.

“Mana kotak obatnya?”Tanya dia.

“Maksud lo P3K?”Tanya gue balik sambil mengipas luka gue dengan sebelah tangan.Dia membalas dengan anggukan.
”Gue ga ada,adanya Cuma kapas sama alkohol di atas lemari.”Lanjut gue sambil menunjuk keatas lemari baju yang lumayan tinggi.

Dia yang mengerti langsung berjalan ke arah lemari dan menggapai dua benda itu dengan mudah,mengingat postur tubuhnya yang gak kalah dengan orang-orang Eropa.

Setelah dapat langsung diserahkannya benda itu ke gue.
Gada niat ngobatin gitu?!

“Lo bisa sendiri kan?”Tanyanya dengan penuh tekanan bukan tepatnya sindirnya.Tau aja lo gue
lagi berharap.

Dengan kesal gue langsung menyabar dan memakai obat itu sendiri.Dia memeperhatikan gue sebentar lalu beranjak dan berkelana menyusuri kamar gue.

Gue memperhatikan gerak geriknya,siapa tau dia nyolong barang gue.Sesekali gue meringis keperihan,dia yang sadar langsung mengambil posisi jongkok didepan gue.

“Ck!Itu aja ga bisa!”Geramnya sambil mengambil alih kapas ditangan gue.Gue pasrah dan membiarkan dia membersihkan luka gue.

“Kenapa lo nerima perjodohan ini?”Tanya gue,entah kenapa pertanyaan itu tiba-tiba timbul di
benak gue.Dia nampak tetap anteng,padahal gue kira dia bakal kaget atau mungkin sedikit kaget gitu?

“Kita bahkan belum kenalan.”Ujarnya santai sambil tetap fokus dengan luka gue.

Tangan gue menghentikan gerakan cowok itu. “Ekhm,gue Aresa Mouren Respita,anak kedua dikeluarga ini.Lo bisa manggil gue Resa.”Ucap gue
sambil menjulurkan tangan kanan.

Dia memabalas jabatan tangan gue sambil berucap”Gue Anggara Theodore Baswara,calon
suami lo yang lo stalker di pertemuan pertama.Lo bisa panggil gue Angga.”Candanya sambil terkekeh
geli.

“Gak lucu!”Sergah gue galak,dia masih tetap cekikikan sambil kembali mengelap luka gue.

“Jadi kenapa lo terima perjodohan ini?”Tanya gue dengan serius.Angga menurunkan pandangannya dari jidat gue dan menatap mata gue intens.

“Karna kata nyokap gue...” Angga menggantung ucapannya sambil menatap gue dalam.Sebelum
berujar

“Lo adalah alasan gue tetap hidup!”

Vote,comment and share ya say!
Btw nih manggil kalian say berasa kaya jualan online aku.

But it's ok!Jangan lupa tinggalkan jejak.Kalo ada yang kurang,boleh dong dikritik.Saran kalian sangat berguna dan bakal aku terima dengan sepenuh hati.

See ya

AnggaresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang