17 | Ambyar

97 42 26
                                    

"Arghhhh!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Arghhhh!"

"KENAPAAAA!!!"

Brakkk!

Brakkk!

Brukkk!

Prangg!

Prangg!

Brakkk!

Brakkk!

Seperti membenci dengan apapun, semua benda yang disekitarnya dibuang, dipecahkan bahkan dimusnahkan sampai tidak berbentuk lagi.

"Aku sayang kamu," lirih Viral.

"Ma-maaf."

"Ini demi keselamatan kamu aya."

"Ma-maafin aku," lirihnya.

Bulir bening yang seharusnya tidak jatuh dari asalnya dalam detik itu pun jatuh untuk kesekian kalinya.

Tess!

Tess!

"Ke-kenapaa?"

"Gue harus tanya ayah."

o0o

BRAKK!!

Viral membuka pintu ruang kerja ayahnya secara paksa.

"Ck ngga sopan kamu!!"

"YAHH JELASIN KENAPA VIRAL HARUS PUTUSIN RAYAA!!" bentak Viral kepada Virhan ayahnya.

"KENAPAA YAHHH!!" bentak Viral lagi.

"Duduk dulu!!" perintah ayahnya.

"Ck udah buruan!!"

"Duduk atau ayah ngga bakal ceritain!!" ancam Virhan.

"Hmm," setelah itu Viral duduk.

"Jadi gimana?" tanya Viral.

"Em Raya itu saudara kamu Viral," lirih sang ayah.

"A-apaa? Sa-saudara?" tanya Viral tak percaya.

"Iya-"


"saudara kembar kamu," lanjutnya.

"Ngga-ngga mungkin yah!!" bantah Viral.


ᴀʟᴜʀ ʜɪᴅᴜᴘᴋᴜ [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang